Chapter 16

194 18 0
                                    

______________________________________

Warning ⚠️ Typo bertebaran

Happy Reading guys 🤗
______________________________________
















"BARA!! AWAS KAMU YA!! HEH,KALIAN!! CEPET BANTUIN SAYA NANGKEP ANAK BANDEL ITU!!" Teriak Bu Tuti menggema pada murid-murid yang sedang berjalan di sepanjang lorong kelas XI, namun sayang tidak ada satupun murid yang mendengarkan nya. Karena apa? Takut kena amuk Bara, marah nya bara itu lebih serem dari pada amukannya Bu Tuti yang udah sampe level setan. Oke, lupakan! Tapi memang benar.

Ah, dah lah males!!

"EH, AWAS-AWAS!! MINGGIR LO PADA, ANAK SULTAN MAU LEWAT!! HUSH...HUSH!" Teriak bara pada semua siswa yang menghalangi jalannya untuk kabur dari Bu Tuti

"BOS LEWAT SINI BOS" ujar Gio menunjukkan arah pada Bara untuk kabur dari Bu Tuti dan di angguki oleh bara

"GIO GAK USAH IKUT-IKUTAN YA!! KAMU ITU GAK DIAJAK!" Ujar Bu Tuti sambil mengatur nafas nya karena kelelahan mengejar Bara

"Pelit amat Bu, lagian saya ini lagi gabut jadi kalo ikut main kejar-kejaran gak papa kan? Itung-itung nambah kerjaan ibu" ujar Gio dan hal itu langsung membuat Bu Tuti jengkel dan menjewer telinga Gio dengan keras lalu menyeretnya untuk ikut mengejar Bara

"Aduh Bu sakit Bu, lepasin Bu astagfirullah. Anak orang ni Bu!" Ujar Gio kesakitan sambil memegang telinganya yang memerah akibat jeweran maut Bu Tuti

"Saya gak peduli" ujar Bu Tuti

Sedangkan Gio hanya melongo mendengar nya. Syalan, Batinnya.

***

Sementara itu, kini kelas Alea kini sedang berlangsung pelajaran Matematika. Pelajaran yang sangat 'dicintai' oleh semua anak sekolah.

Matematika ilmu yang menyenangkan~

Haha,menyenangkan sekali!

"Hei!! Itu yang belakang bisa diam tidak!" Ujar Pak Boby alias pak botak

"Iya pak" ujar para siswa yang duduk dibelakang

"Oke. Siapa yang mau maju untuk mengerjakan soal di depan?" Ujar pak Botak

Hening.

"Kenapa? Gak ada yang mau maju? Kalian ini, setiap ditanya siapa yang mau maju pasti langsung diem sambil nunduk. Kalo enggak ya pura-pura lagi baca buku padahal mah cuma bolak balik kertas. Yang brisik langsung pada diem biar gak ditunjuk. Pusing bapak kalo begini! Ya sudah bapak tunjuk saja" ujar Pak Botak

Dan hal itu membuat seluruh siswa yang ada dikelas menjadi lebih diam sambil menengguk ludah dengan kasar. Kini mereka benar-benar merasa was-was. Suasananya sungguh tegang. Hah! Benar-benar! Apanya yang menyenangkan? Bikin jantung copot iya!

"Loh? Absen kelas mana absen kelas?" Tanya Pak Botak

Hening. Tidak ada satupun jawaban.

Ah, mereka sangat bersyukur absen kelas tidak ada sehingga nama mereka tidak memungkinkan untuk dipanggil maju kedepan untuk mengerjakan soal di depan.

Apalagi untuk mereka yang absen atas,tengah dan bawah. Lega rasanya. Karena apa? Karena absen-absen tersebut lebih sering dipanggil. Apalagi jika harus ditanya 'sekarang tanggal berapa? Tahun betapa? Hari ke berapa? Ayo jumlah kan/ kurangkan nanti hasilnya angka berapa ya nomer absen itu yang maju' Halah ngomong apaan?!

"Berhubung absennya tidak ada dan tidak ada yang maju maka bapak putuskan.....bapak yang akan menunjuk langsung orangnya" ujar pak botak

Ucapan pak botak membuat semua siswa menahan napas. Mereka kira pak botak sendiri yang akan mengerjakan soal itu, tapi ternyata oh ternyata.... ckckck khayalan mu terlalu tinggi nak!

ALBARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang