H a p p y R e a d i n g
Seorang wanita berjas putih keluar dari ruang pasien. Kemudian tak lama seorang cowok dengan baju berlumur darah mendekat kearahnya.
"Bagaimana keadaan nya dok?" Tanya Bara
"Pasien baik-baik saja, hanya saja tadi detak jantungnya sempat melemah namun segera ditangani dan sekarang sudah kembali normal lagi,jadi jangan khawatir. Oh ya, saya mau bertanya, sebelumnya apa yang menyebabkan pasien menjadi seperti itu?" Ujar sang dokter
"Soalnya saat saya periksa, luka pada dahinya cukup parah hingga harus dijahit. Seperti terbentur sesuatu yang keras seperti tembok atau batu." Lanjutnya
"Saya tidak tahu dok. Saat saya menemukan nya dia sudah seperti ini." Ujar Bara
"Oh ya sudah kalau begitu. Jika pasien sadar segera panggil saya,
yah? Pastikan jangan membuat keributan atau hal-hal yang tidak nyaman bagi pasien. Kalau begitu saya permisi" Ujar dokter"Baik dok. Terimakasih" Ujar Bara
Kemudian dari arah timur datanglah segerombolan laki-laki berparas tampan dengan langkah tergesa-gesa menuju ke arah Bara. Ya, siapa lagi kalau bukan...
"GIMANA SI BU BOS??" Teriak Gio heboh
"Brisik bego!!" Ujar Kevan sambil menjitak kepala Gio
"Ya maap. Gitu aja marah,huh!" Ujar Gio
"Gimana Bar?" Tanya Chiko
Bara hanya mengangguk kan kepalanya tanda bahwa Alea baik-baik saja. Kemudian menatap Chiko kembali dengan tampang serius.
"Gue mau lo cari tau orang yang bikin Alea jadi kaya gini!!" Ujar Bara sambil menekan kata-kata nya
"Maksud Lo, Alea..." Ujar Chiko menggantung
Bara hanya mengangguk, membenarkan apa yang ada di pikiran Chiko.
"Oke. Sekarang gue cari tau" Ujar Chiko
"Nggak, besok aja. Sekarang udah malem. Kalian balik aja, biar gue yang disini nemenin Alea. Thanks buat bantuannya"
"Santai aja bos. Apa sih yang nggak buat elo! Tapi, beneran nggak papa dimari sendirian Lo?" Ujar Tejo
Bara tersenyum menanggapi nya. "Nggak papa, gue berani kok nggak kaya...." Ujar nya sambil melirik kearah Gio.
"Maksud Lo apaan? Kenapa tuh mata lirik-lirik ke gue? Naksir bilang bos!" Ujar Gio nyolot
"Enak aja Lo" Ujar Bara
"Balik dulu Bar" Ujar Kevan
"Ati-ati lo dimari Bos!!" Ujar Juan terkekeh
"Iya, santai aja" Balas Bara
***
Keesokan harinya, Alea masih saja belum membuka matanya. Bara jadi merasa bersalah banget karena tidak bisa menjaga gadis itu dengan baik. Padahal ia sudah janji untuk terus melindungi Alea. Ia berjanji tidak akan ada seorang pun yang bisa melukai gadis itu. Tapi sekarang? Ck. Tidak bisa dipercaya.Oh, soal sekolah, hari ini ia bolos,hehe.
Drttt... drttt
Ponselnya sudah puluhan kali berdering dengan nama penelpon yang sama. Namun sama sekali tidak dihiraukan oleh nya. Bahkan dari kemarin ponsel itu berbunyi terus menerus. Ingin tahu siapa yang menelepon? Papahnya. Cih, jangankan mengangkat, sebelum panggilan itu belum terputus pun ia tidak akan Sudi memegang ponselnya sendiri. Katakanlah bahwa ia sangat berlebihan. Tapi, ia sudah terlanjur kecewa dengan papahnya. Dulu, papahnya selalu menjadi panutan nya karena sifatnya yang tegas dan bijaksana tapi sekarang? Tidak lagi dan tidak akan pernah. Papahnya benar-benar berubah hanya dengan satu malam karena perusahaan koruptor itu. Ia harus menyelidiki nya setelah kasus yang menimpa Alea selesai. Enak saja main jodoh-jodohan. Iya, kalau Alea sih nggak papa. Lah kalau nanti yang dijodohin sama dia malah 'cabe' atau bahkan lebih parah lagi, kan berabe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Teen Fiction[sebelum membaca yuk follow akun ini] ❝untuk kamu sang duniaku, gadis cantik pemilik tawa indah yang membuatku tau rasa bahagia yang sesungguhnya. Aku ingin seperti mereka, ingin rasanya aku menatap kamu setiap detiknya. Namun,kenapa tuhan tidak men...