16. 🍃Sakit

819 89 22
                                    

Alikha duduk di teras rumah menunggu sang suami yang sedang bersiap-siap, Alikha bergerutu dengan kesalnya karena Ervan bangun telat tadi subuh.

"Buyaaaaaaaa! Cepetan Alikha entar telat 30 menit lagi bell ish Buyaaaa, " Alikha tak habis pikir dengan suaminya itu, kenapa lama sekali padahalkan dia adalah cowok.

Ervan berlari terbirit-birit mendengar suara istri yang menggema.

"Ya ampun Ikha, " ujar Ervan ia keluar dengan kemeja yang tak di masukan ke dalam celana. Alikha melongok melihat tampilan Ervan bukan kah Ervan pengacara hebat kenapa sekarang di hadapan Alikha Ervan tak berwibawa sama sekali. Apalagi melihat rambut berantakan tidak disisir air rambutnya menetes sedikit.

"Astagfirullah Buya, kenapa seperti ini ya Allah! " Alikha masuk ke dalam rumah dengan berlari, ia mengambil sisir lalu berlari lagi keluar rumah setelah sampai ia langsung menyisir rambut Ervan sebelum itu ia usap-usap dulu dengan handuk yang ia ambil dengan sisir tadi.

"Rapiin dasinya Buya, biar Ikha rapiin baju sama celananya. " Ervan mengangguk, ia membenarkan dasi. Sedangkan Alikha ia memasukkan kemeja putih Ervan ke dalam celananya.

"Oh ya Ikha, itu kamu gak sakit?" tanya Ervan polos, mendengar pertanyaan sang suami Alikha memerah.

"Sa-sakit kok sedikit tapi Ikha bisa mengontrolnya, " jawab Ikha canggung. Ervan hanya mengangguk. Iya, Ervan kesiangan karena kegiatan mereka tadi malam, tapi semua itu hanya Ervan yang kesiangan sedangkan Alikha enggak karena ia sudah bertekad tadi malam agar bangun lebih pagi biar mandi wajib lebih awal.

Cukup lama mengahabiskan waktu bermenit-menit mereka mengobrol akhirnya mereka berangkat juga dengan tujuan mereka masing-masing.

🍃

Satu minggu kemudian. Hari ini Alikha dan Ervan berkunjung kerumah orang tua Alikha.

Ditempat Azwar dan Azwa sangat ramai dipenuhi gelak tawa mereka. Sudah lama mereka tak berkumpul seperti ini.

"Alikha rindu sama ayah dan Bunda. " Alikha duduk di sela-sela Azwar dan Azwa.

"Hilih manja aja si Kakak, sama Bunda. " ujar Atsa cemburu karena melihat orang tuanya tidak menolak pelukan Alikha.

"Iri bilang sodara, " ujar Alikha Atsa merasa tertohok dengan ucapan sang Kakak ia langsung berpangku sama Alikha. Alikha yang terkejut langsung berteriak.

"Aaaaa Buyaaaaa, paha Alikha sakit huwaaa! " Alikha menangis sejadi-jadinya. Atsa merasa bersalah melihat sang Kakak menangis.

"Kak Ikha maapin Atsa ya, " ujar Atsa.

"Abisnya Kakak nyebelin," Atsa memeluk Kakaknya sayang, Aksa pun ikut-ikutan.

Keadaan lagi akur-akurnya, datanglah sahabat-sahabat Azwa, membuat rumah Azwar dan Azwa tambah rame.

Alikha berlari ke arah Tania ia lalu memeluk Tania dan Fatur dan Farhan. Alikha rindu kepada mereka akhir-akhir ini ia jarang sekali ketemu mereka. Apalagi akhir-akhir ini ia sudah akur sama Ervan, ia kerap di bawa Ervan jalan-jalan. Pastinya mengikuti protokol yang di beri pemerintah.

Tetapi beberapa hari ini Alikha kelihatan pucat, makanpun ia jarang sekali. Kalau ditanya Ervan kenapa jarang makan ia jawab saja pengen diet katanya pengen ngerasain gimana rasanya diet.

Alikha memeluk Tania erat, entah kenapa pelukan itu seperti tak berdaya. Tania tiba-tiba terjatuh.

"Loh, Tania kamu kenapa? " tanya Azwa, Tania memandang Azwa.

"Bukan aku Da, tapi Alikha. " Azwa hanya bingung dengan ucapan Tania. Ia sama sekali tidak menyalahkan Tania terjatuh Alikha ikut-ikutan tapi ini murni ia bertanya.

"Maksudnya Alikha tak berdaya Azwa! " ujar Tania memperjelaskan, Azwa seketika meraup tubuh Alikha. Semua yang dirumah Azwa panik.

"Loh Alikha kenapa, kenapa gini Ervan Alikha kenapa? " ujar Azwa panik. Azwar juga sama paniknya.

"Aku gak tau Da! " Ervan mengambil Alikha dari Azwa ia mengangkat Alikha langsung keluar rumah, ia membawa Alikha ke rumah sakit.

Mereka semua mengikuti mobil Ervan dari belakang.

Setelah sampai di rumah sakit Ervan berlari sambil memanggil dokter. Para perawat pun langsung menyambutnya lalu membawa Alikha ke ruang IGD. Ervan menunggu di luar bersama sahabat-sahabatnya.

"Ini gimana?" tanya Ervan ke Denis.

"Serahkah kepada yang di atas." jawab Denis.

Setelah itu hening, cukup lama menunggu dokter keluar. Akhirnya sama dokter keluar juga.

"Gimana dok? " tanya Azwar.

"Begini dok, apakah sebelum ini kalian tau kalau Alikha mengidap penyakit? " tanya dokter itu kepada Azwar.

" Kenapa dengan anak saya dok! " alih-alih menjawab Azwar langsung mendesak.

"Alikha mengidap penyakit jantung tapi ini masih tahap awal. Namun kalau tidak di obat secepatnya bisa-bisa semakin buruk keadaan," ujar dokter tersebut.

Azwa seketika meluruh ke lantai, kenapa mereka tidak tahu kalau Alikha sedang sakit seperti itu. Meskipun itu masih awal tetap saja Azwa sangat khawatir.

Ervan begitu syok ia bingung kenapa bisa Alikha mengidap penyakit itu secara tiba-tiba padahal Alikha begitu sehat dan aktif untuk ukuran perempuan seperti dia.

"Boleh saya masuk dok? " tanya Ervan. Dokter itu pun mengangguk.

Ervan memasuki ruangan Alikha, ia memandang Alikha yang masih terbaring di brangkar rumah sakit.

"Bangun Ikha, kok bisa kamu sakit seperti ini." ujar Ervan sambil menggenggam tangan Alikha.

Akhirnya dari sekian lama aku up juga, jadi gini gais kita pelan-pelan ya dengan alur cerita ini. Aku tau bagian ini agak gak jelas tapi disini saya mengikuti pikiran saya mwehehehe..

Oh ya akhir-akhir ini komenannya kalian dikit banget jadi aku nulis kayak gak semangat gitu. Vote juga padahal aku pingin cepat-cepat namatin nih cerita ☺☺☺

Ada yang kasih usulan part selanjutnya gimana?😃😃

Yodalah jangan lupa komen vote and share oke gais saya pamit.

Eh bentar

Sebenarnya pengen jalan sama jodoh tapi bingung jodohnya masih gak tau mehheehehe garing ya segaring cerita di atas

Yodah pamit beneran.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

SEJAUH ISYA KE SUBUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang