Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Weylah diriku update lagi hehehe..
Gimana nih suka ya ada notip SIKS.
LANGSUNG AJA DAH
AWAS TYPO!
HAPPY READING📖
Alikha duduk di sofa ruang tamu ia menatap kosong TV di depannya. Ervan sama sekali tidak pulang, ada apa dengan Ervan. Kenapa tidak pulang padahal sudah pukul 01.00 dini hari.
Apakah Ervan marah padanya karena siang tadi, Alikha langsung pergi tanpa menghiraukan panggilan mereka.
Alikha cukup lelah hari ini, di tambah lagi ia tidak tidur sampai jam segini. Alikha merebahkan badannya. Ia berniat ingin tidur meskipun hanya satu jam. Tapi baru saja ia menutup matanya suara pintu terbuka.
Ckelek
Alikha membuka matanya, Apa yang dilihat Alikha. Ervan begitu lusuh, baju kaos putihnya tadi subuh berubah warna, ada bercak-bercak darah yang banyak. Alikha sangat panik ketika melihat penampilan Ervan.
"Loh Buya, kenapa? Kok ada darah-darah. Buya apa yang luka? Biar Ikha obatin. Buya Alikha minta maaf gegara Alikha tadi siang Buya jadi seperti ini. Maafin Ikha Buya hiks, hiks. " Alikha panik luar biasa. Melihat keadaan Ervan seperti itu.
Ervan tidak menjawab kepanikan Alikha, tiba-tiba saja ia langsung memeluk Alikha. Lalu terisak.
"B-buya, kenapa? " Tanya Ikha lembut.
"Maaf, buat kamu khwatir. "
"Gak papa, yang penting Buya, sudah disini. "
"Ikha, saya bukan pembunuh kan, " Tanya Ervan. Alikha bingung dengan kalimat yang di ucapkan Ervan.
"Alikha jawab. " Ujar Ervan lemah.
"I-Iya Buya. "
"Ikha, saya bukan pembunuhan kan, " Ulang Ervan. Alikha mengusap punggung Ervan.
"Buya bukan pembunuh oke. Ayok kita ke kamar," Alikha melepaskan pelukan Ervan.
Mereka pergi kedalam kamar. Ada apa dengan Buyanya si Alikha, kenapa tiba-tiba ia berpikir bahwa dirinya sendiri adalah seorang pembunuh. Apa ada sangkut pautnya dengan kepulangannya malam ini.
Entah lah Alikha tidak bisa berpikir saat ini. Yang ia pikir saat ini adalah keselamatan Ervan sungguh tidak bisa dipungkiri lagi kekhawatiran Alikha.
"Buya, Alikha ambil makan dulu ya, " Alikha beranjak dari duduk. Ia pergi ke dapur mengambil makanan untuk Ervan.
Alikha memasuki kamar, ketika ia membuka kamar terdengar suara isakan tangis. Alikha memandang Ervan yang sedang menunduk, bahunya bergetar.
Alikha mendekat ke arah Ervan tetapi sebelum itu ia menaroh piring yang di pegangnya dari tadi di atas nakas.
Alikha mengusap bahu Ervan.
"Ada apa Buya? Cerita sama Ikha." ujar Alikha, Ervan hanya memandang Alikha lekat. Tiba-tiba Ervan langsung mendekap Alikha dengan erat.
"Ikha, biarkan seperti ini, "
"Iya, Buya. "
Alikha mengusap-usap kepala Ervan dengan lembut. Entah kenapa malam ini Alikha menjadi sosok yang dewasa. Kali Alikha seperti wanita yang sedang memanjakan suaminya yang sedang sakit.
"Udah ah, Buya pengen mandi atau makan dulu? " tanya Alikha. Ervan hanya menggeleng saja.
"Gak mau dua-duanya? " tanya Alikha. Lagi-lagi Ervan menggelengkan kepala.
![](https://img.wattpad.com/cover/233428036-288-k612695.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJAUH ISYA KE SUBUH
Novela JuvenilKita jauh sejauh isya ke subuh Ini sequel nya SMA VS DUDA