'Kadang sesuatu hadir begitu sederhana,
Hingga kita enggan mengakuinya.'...
"Jadi, maksud lo?" Azella bertanya serius.
"Iya, Al. Sepertinya memang benar mereka sekarang mencurigai lo." Jastin menjawab dan diangguki oleh yang lain.
Saat ini, Azella tengah berkumpul dengan teman-teman, untuk memastikan sesuatu yang penting.
Angga yang duduk di sebelah si gadis, kini mengusap pelan rambut sang dara.
"Lo harus hati-hati mulai dari sekarang.""Shit!. Termasuk dengan Qilla, Aurel dan Vivi gitu?"
Gadis itu masih merasa kurang yakin. Namun, jika dilihat dari perilaku mereka, maka kemungkinan besar benar. Alasannya tentu saja karena ketiga teman sekelas dengan mudah berteman dengannya, padahal masih menjadi siswi baru.
"Bisa jadi sih Al. Mereka 'kan emang udah dekat sama inti Carlos apalagi Aurel mantannya Kevan," Angga menyahut.
"Lo harus berhati-hati sama cowok brengsek itu Al." Ujar Dewa tiba-tiba bersuara. You know la siapa orang yang dimaksud.
"Apa maksud adelio jadiin gue pacar juga untuk lebih mudah mencari tentang gue yah?"
"Gue kasih tahu aja ya sama mereka soal ini" Azella memenung memikirkan hal tersebut membuat Dewa bertanya.
"Al lo kenapa?" hal tersebut berhasil membuat Azella sadar dari lamunannya.
"Eh. Nggak kenapa-kenapa kok."
"Untung tadi kak Daffa ngasih tau. Oh iya, kak Daffa mana?" Azella bertanya kepada Angga. Daffa adalah bagian dari mereka. Namun, sekarang sosok itu sudah jarang ditemui.Pemuda yang ditanyai, mengangkat bahu. "Enggak tahu. Dia sekarang jarang banget ikut kumpul"
"Padahal dulu Daffa sering banget ikut ngumpul sama kita. " Ujar Dewa masih mengigat bagaimana dulu dia, Daffa, dan Ray selalu bersama.
Suasana mendadak menjadi hening diantara mereka sekarang mereka lagi ngumpul hanya ada anggota inti. Yakni Dewa, Jastin, Angga dan Azella.
"Nanti aja gue kasih taunya. Takutnya nanti mereka semakin khawatir lagi sama gue." Ujar Azella dalam hati.
Azella melirik jam tangannya sebentar yang dimana sekarang sudah menunjukkan jam 19.00.
"Gue pamit dulu ya, udah malam nih," kemudian Azella berdiri."Gue antar yah" tawar Dewa yang juga ikut berdiri.
"Nggak usah. Gue bawa mobil kok tadi. Bye" kemudian Azella pergi dari sana.
"Kita harus bantu Azella. Gue takut dia kenapa-kenapa," Usul Jastin.
Pemuda itu melihat kepergian Azella. Dewa mengangguk, lalu kembali duduk di tempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLA ✓
Teen FictionThe mission of 30 day!!! Ketika takdir memisahkan, akan tetapi takdir pula yang mempertemukan kembali, meskipun tanpa ada unsur kesengajaan. Azella terpaksa harus pindah sekolah, atas perintah sang papa. Namun, siapa sangka, bahwa tempat tersebut, j...