'ada yang sebenarnya gamau kehilangan tapi dengan terpaksa harus melepaskan.'
★"hei kamu kenapa?"
"Lutut kamu berdarah sini aku bantu," ia membantu seorang anak yang seumuran dengannya yang terduduk, jelas sekali dari posisinya baru saja terjatuh.
"Kenapa bisa jatuh?" Ujar anak laki-laki tersebut membersihkan luka orang didepannya dengan air yang sempat dibawa tadi.
"Tadi aku lagi balapan sama sepupu aku," ujar anak tersebut melihat lukanya. Sedikit meringis tapi dia sama sekali tidak menangis.
"Balapan? kata papa nggak boleh balapan-balapan bahaya,"
Seorang anak yang umur nya sekitar satu tahun lebih tua dari mereka berdua datang menghampiri dan menjatuhkan sepedanya asal begitu saja.
"Zella kamu nggak papa?" Ujarnya lansung berjongkok dan melihat luka yang ada di lutut gadis yang dia panggil Zella tersebut.
"Ish. Nama aku bukan Zella ih," ujarnya memandang orang tersebut sinis.
"Terus nama kamu siapa?" Ujar orang yang berada disebelahnya.
"Azel. Nama aku Azel!"
"Tapi aku akan tetap manggil kamu Zella." Kata seseorang yang berada didepannya yang memasangkan plaster dilutut nya.
"Tapi aku ngak mau Ray," jawab sang gadis tidak mau dibantah pada orang yang dipanggil Ray tersebut. Dan menjauhkan kakinya setalah Ray selesai memasangkan plaster dikakinya.
"Oke. Kamu panggil aku kakak atau abang dulu baru aku manggil kamu Azel,"
Zella atau Azel melotot. Tidak terima.
"Nggak mau!""Aku pamit ya. Bunda aku pasti udah nungguin aku," buka suara seseorang yang berada disebelah Zella yang sedari tadi hanya diam menyaksikan pertengkaran mereka.
Mendengar perkataan tersebut sontak mereka berdua langsung menoleh, baru ingat kalau ada keberadaan orang lain bersama mereka.
"Eh makasih ya udah bantu Zella tadi,"
"Iya bang. Aku pergi dulu." Ujarnya berdiri dari tempat duduknya.
"Eh nama kamu siapa?" Zella hanya diam menyaksikan integrasi dua orang didepannya. Ia sama sekali belum buka suara.
"Delio bang" setelah mengatakan itu ia pergi berjalan menjauh dari mereka.
"Besok harus ketemu lagi di sini!!" Teriak Zella membuat bocah lelaki tersebut kembali membalikkan badannya dan menyodorkan dua jempolnya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLA ✓
Teen FictionThe mission of 30 day!!! Ketika takdir memisahkan, akan tetapi takdir pula yang mempertemukan kembali, meskipun tanpa ada unsur kesengajaan. Azella terpaksa harus pindah sekolah, atas perintah sang papa. Namun, siapa sangka, bahwa tempat tersebut, j...