Walk.

139 13 0
                                    


Halo selamat datang kembali di kisah hidupnya Reyhan. Terima kasih karena udah nyempetin buat baca cerita aku lagi. Have a great day...

.Song: Reflection by Oh. My. & Nowun

Happy Reading......

_ _ _ _ _

"Oke, ini sudah saya pasang walking bootsnya. Kita mulai kamu belajar jalan ya cukup 1 langkah aja."

"Nggak pakai kruk dok?" Tanya Reyhan dengan ragu.

"Kita coba nggak pakai dulu, tapi nanti kamu kedepannya bisa terus pakai tapi kamu juga harus belajar untuk nggak selalu makai, melatih keseimbangan kamu juga."

"Jadi gitu dok, oke saya coba jalan." Jawab Reyhan dengan mantap.

Reyhan yang awalnya duduk di pinggir ranjang pemeriksaan, mulai mencoba untuk berdiri sendiri. Pada awalnya kaki kanannya lah yang menjadi tumpuan.

Namun ketika ia mencoba berdiri tegak dengan dibantu kaki kirinya ia merasa kakinya lemas dan tidak mempunyai tenaga, secara otomatis Reyhan hampir jatuh terduduk jika tidak langsung ditangkap oleh Dokter dan juga Mamanya.

Reyhan yang membayangkan ia akan jatuh terduduk merasa lega karena ada yang memeganginya sehingga ia tidak merasakan sakitnya jatuh membentur lantai Rumah Sakit.

Diana yang sigap memegangi tangan Reyhan terhenyak karena merasakan tangan Reyhan yang dingin dan berkeringat pertanda ia sedang takut, helaan nafas lega Reyhan terdengar oleh pendengaran Diana.

Dengan perlahan Reyhan dibantu Dokter dan Mamanya untuk duduk kembali di kasur perawatan, Dokter yang melihat keringat sedikit membanjiri pelipis pasiennya itu mencoba untuk menenangkannya. Sangat jelas Reyhan merasa takut karena ruangan ini tergolong dingin karena AC.

"Tidak papa Reyhan, hal seperti ini wajar apalagi kaki kamu sudah lama tidak beraktivitas. Jadi tidak usah takut."

"Saya kaget tadi Dok, kaki saya rasanya lemes banget kaya jelly." Ditengah kepanikannya Reyhan masih saja sempat bercanda.

Diana yang mendengar respon anaknya itu hanya tersenyum maklum sambil mengelap keringat yang ada di pelipis Reyhan tanpa jijik dengan tangannya.

"Wajar Reyhan apalagi sebenarnya kamu masih perlu banyak terapi untuk berjalan jika gipsmu sudah dilepas nanti. Jadi kamu harus sabar ya." Ucap dokter dengan tersenyum halus. Dan dibalas anggukan paham oleh Reyhan.

"Dok jadi apakah anak saya sudah boleh beraktivitas besok seperti sekolah ?" Tanya Diana.

"Boleh buk, asalkan Reyhan jangan terlalu banyak beraktivitas dulu. Saya takut jika nanti Reyhan kelelahan bisa memicu rasa nyeri pada kakinya dan biasanya hal seperti itu menimbulkan demam."

"Iya dok, saya mana bisa kaya gitu tangan aja juga kaya gini." Balas Reyhan

"Yah..siapa tahu kamu nekat, saya lihata kamu anaknya pendiem tapi nekatan." Canda Dokter

Diana hanya terkekeh kecil dan mengangguk tanda setuju dengan ucapan Dokter mengenai Reyhan. Setelah sesi konsultsasi selesai dan sedikit obrolan ringan yang mengiri tentu saja ditambah wejangan untuk Reyhan agar lebih bisa menjaga tubuhnya.

Reyhan berjalan berdampingan dengan Mamanya menuju toko kue yang terletak didekat taman Rumah Sakit, sembari menunggu antrian obat mereka memutuskan untuk menunggu disini saja.

"Kamu mau minum apa Kak biar Mama pesenin?"

"Susu milo aja deh Ma."

Setelah menayai anaknya, Diana langsung memesankan pesanan anaknya serta memilih maknan yang lainnya, Reyhan hanya melihat Diana dengan lekat. Ia sangat sayang kepada Mamanya itu.

"Kak ini susunya sama makanannya, kamu makan dulu aja. Mama mau ke loket antrian ngecek siapa tahu nomor kita udah deket. Kalau Mama nggak balik-balik berarti Mama nunggu disana ya Kak."

"Iya Ma, Mama nggak bawa makanan apa minuman kesana ?"

"Nggak usah, Mama masih kenyang kog. Kamu aja yang makan, inget loh Kak jangan kemana-mana tunggu Mama disini aja."

"Oke Ma, hati-hati ya Ma." Senyum Reyhan pada Mamanya dan dibalas usapan halus pada kepalanya.

. . . .

Reyhan kembali sibuk dengan makanannya macaroni schotel dan susu milo dengan sedikit ice cube, sambil menikamati makananya ia melihat sekitaran taman yang ternyata banyak anak berlarian.

Mungkin karena ini masih tergolong pagi jadi taman yang sejuk ini menjadi tujuan orang tua yang datang ke Rumah sakit untuk membiarkan anaknya bermain.

Taman Rumah sakit berada tepat ditengah bangunan, dengan banyak pohon besar dan bunga warna-warni dan berbau manis menghiasi pinggiran taman.

Ditambah tanah yang ada ditaman ini berbentuk gundukan-gundukan dilapisi rumput lembut yang mirip seperti bukit Teletubbies.

Dilihatnya anak kecil yang sedang berjalan pelan sambil tangannya dipegang oleh ayahnya, jika dilihat-lihat mungkin anak itu berumur sekitar 2 tahun.

Terlihat jelas anak itu mencoba berjalan cepat sedangkan ayahnya sibuk menuntun karena takut anaknya jatuh tersandung.

Disuguhkan dengan momen seperti itu tentu saja senyum senang langsung tercetak diwajahnya.

Apakah dia dulu sebahagia anak kecil itu, adalah pertanyaan yang tiba-tiba terlintas dipikirannya. Waktu memang berlalu dengan cepat, dan garis kehidupan kita tidak ada yang tahu juga selain sang pencipta.

Setelah semua makanannya sudah habis, Reyhan berjalan dengan kruk nya untuk membuang sampah yang tidak jauh dari tempat duduknya.

Ketika ia akan membuka tutup tong sampah yang jelas-jelas seharusnya dengan menginjak pijakan dibawahnya tapi karena memang ia sedang tidak bisa menggunakan kakinya jadi terpaksa ia menggunakan tangannya, ada suara yang menginterupsinya.

"Hei..hei..biar aku aja yang buka."

Mendengar ada yang mencegahnya, Reyhan langsung saja minggir dan terlihat remaja laki-laki yang berdiri disebelahnya dengan sigap membuka tong sampah dan membuang sampah miliknya.

Tidak lupa ia dengan cepat juga merebut sampah makanan yang masih dipegang Reyhan lalu ikut membuangnya.

Reyhan yang diperlakuka seperti itu hanya terdiam karena terkejut, karena seumur hidup di Solo ia tidak pernah menemui hal seperti ini.

"Makasih Bang." Ujar Reyhan singkat karena ia bingung harus berkata apa.

"Eh iya sama-sama, sorry ya kalau aku asal main terobos aja. Keliatan banget kamu tadi kesusahan."

"Nggak papa kok justru aku ngerasa kebantu banget."

"Santai-santai, oh ya kenalin aku Irsyad salam kenal ya." Kata Irsyad sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Aku Reyhan kak salam kenal ya Bang, makasih udah bantuin tadi."

"Siplah sama-sama, aku duluan ya takut Mamaku nanti nyariin."

"Iya Bang, makasih ya udah dibantu tadi."

"Sip, cepet sembuh juga ya buat kamu Han." Ucap Irsyad sambil berjalan pergi.

"Aamiin makasih Bang." Balas Reyhan dengan senyum mengembang.

To be continue.....

Hai makasih kamu masih nyempatin buat baca ceritaku, Thank you so much. Jaga terus kesehatan ya jangan lupa keluar rumah kalau ada keperluan mendesak aja dan selalu cuci tangan. Sehat terus ya kamu, Have a great day.

Selasa, 29 Desember 2020 

Sipping My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang