Feeling.

224 19 1
                                    

Halo selamat datang kembali di kisah hidupnya Reyhan, selamat menikmati dan resapi ya. Terima kasih karena udah nyempetin buat baca lagi.

"Kelangsungan cerita berada di tangan pembaca."

.Song: Sundial Dreams by Kevin Kern

Happy Reading......

Bau obat dan alat-alat kesehatan yang begitu menusuk indra penciuman tidak mengganggu keseriusan Reyhan dan Mamanya untuk mendengarkan penjelaskan bagaimana perkembangan kesehatan Reyhan sekarang. Ya mereka saat ini sedang berada di Rumah Sakit yang akan menjadi tempat berobat Reyhan sekarang.

"Jadi Reyhan untuk saat ini saya akan memberikan obat seperti biasanya dan juga vitamin, dan untuk 2 minggu yang akan datang kamu bisa kembali kesini dan besok atau lusa mungkin kamu bisa memasang walking boots untuk ankle mu."

"Baik dok terimakasih." Jawab Reyhan dengan senyum terkembang

"Tapi setelah dipasang saya sarankan kamu tetap harus mengurangi terlalu banyak menggunakan dan menekan kaki kirimu ya." Tambah dokter itu, yang otomatis membuat senyum Reyhan perlahan pudar.

"Dok apa ada yang salah ?" Sanggah Diana dengan cemas, dan tiba-tiba saja Diana merasakan sentuhan hangat pada tangannya yang langsung mengalihkan perhatiannya ke wajah Reyhan, dan dari sana ia melihat sorot mata Reyhan yang seolah berkata pada Diana untuk tidak khawatir.

Dan dokter yang melihat raut khawatir Diana, tersenyum maklum.

"Begini ibu Diana, dari berkas yang dikirim dari Rumah Sakit yang sebelumnya merawat Reyhan, menjelaskan bahwa kecelakaan yang menimpa Reyhan terbilang cukup parah, dan itu mempengaruhi luka di kaki Reyhan juga.

Cukup banyak jaringan-jaringan di kaki Reyhan yang rusak karena kecelakaan yang menimpanya, yang untungnya tidak sampai fatal. Jadi butuh sedikit waktu lagi agar kaki Reyhan bisa pulih seperti sedia kala. Yang tentunya membutuhkan proses yang cukup panjang juga." Jelas dokter itu dengan sabar, dan Diana mulai sedikit tenang dengan penjelasan dokter itu.

"Baiklah dok, terima kasih saya sangat khawatir dengan Reyhan dok saya mohon bantu anak saya untuk sempuh seperti sedia kala." Ucap Diana dengan nada sedih

"Iya bu saya mengerti perasaan ibu, saya akan membantu semampu saya. Karena itu memang tugas saya sebagai dokter."

"Terima kasih dokter, kami permisi dulu." Pamit diana sambil membantu Reyhan berdiri

"Silakan bu, dan Reyhan kamu harus semangat oke, saya akan bantu kamu sebisa mungkin." Ucap dokter itu dengan tersenyum ramah menatap Reyhan.

"Terima kasih banyak dok, saya pulang dulu. Semangat juga dok, selamat bekerja." Balas Reyhan tersenyum hangat.

. . . . . . .

Setelah selesai menebus obat, Reyhan dan Mamanya begegas kembali ke mobil namun sejak tadi Reyhan menangkap raut kesedihan diwajah Diana, begitu mereka sudah duduk di dalam mobil dan Diana siap menghidupkan mesin mobil tiba-tiba Reyhan bersuara dan menghentikan aktivitas Diana.

"Ma, jangan sedih gitu dong."

Diana menoleh dan melihat wajah Reyhan, ia sadar Reyhan adalah remaja yang sangat peka dengan keadaan sekitar.

"Reyhan pasti sehat kog, Mama jangan khawatir. Yang penting Mama selalu jaga kesehatan, juga Papa dan Aa. Pasti Reyhan bakal cepet sehat." Ucap Reyhan dengan tulus kepada Diana.

Diana yang mendengar perkataan seperti itu bisa keluar dari mulut Reyhan merasa sangat terharu dan seketika rasa khawatirnya bisa sedikit berkurang.

Sipping My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang