Entah sudah berapa kali Reyhan selalu mengucap syukur, ia merasa setiap detik yang ia jalani sekarang adalah berkat yang bahkan ia merasa tidak pantas menerimanya.
Reyhan merasa ia adalah hamba yang jauh sekali dari kata baik dan taat, tapi kenapa Tuhan memberinya nikmat yang lebih seperti ini.
Ia merasa tidak pantas menerimanya. Tapi bagaimanapun ia harus berterima kasih pada sang pencipta yang sudah memberinya kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi.
Hari ini di kelasnya ada pelajaran olahraga yang mengharuskan semua murid untuk praktek pelajaran di luar kelas.
Dan sekarang Reyhan hanya duduk diam di pinggir lapangan, mengamati guru yang tengah sibuk memberikan contoh gerakan basket, dan teman-temannya yang sibuk mengamati dengan sungguh-sungguh.
Terlihat gurunya itu memanggil Aldo untuk maju kedepan untuk mempraktekan gerakan yang diajarkan, dan tepat sekali gerakannya lebih dari sempurna.
Memang terlihat Aldo sudah terbiasa dengan basket sejak lama, berbeda dengan Reyhan yang mungkin dikata lebih unggul dibidang seni musik.
Terkadang ia selalu berandai, jika ia tidak belajar musik apakah sekarang Bunda dan Ayahnya masih ada di sini.
Apakah ia tidak akan bertemu Aldo dan keluarga barunya ini.
Entah mengapa ia selalu saja merasa ini semua masih seperti mimpi, seperti baru kemarin ia memenangkan Festival Musik dengan memukau juri melalui permainan pianonya.
Sedangkan sekarang, sekedar mengancing baju saja ia kesulitan.
'Sampai kapan aku akan seperti ini terus?'
Tak terasa sekolah hari ini rasanya cepat sekali dilalui, sekarang ia dan Aldo sudah ada di dalam Mobil menuju Toko bunga milik Mama mereka.
Sebenarnya Mamanya lah yang meminta mereka untuk datang, karena belum bisa mengajak Reyhan untuk jalan-jalan jadi Aldo diminta untuk mengajak Reyhan datang kesana sepulang sekolah.
Setelah sampai langsung saja Aldo membantu Reyhan untuk masuk ke toko, membukakn pintu dan memilih kursi kosong yang akan mereka tempati.
"Kamu mau makan apa Han? Biar aku pesenin sekalian."
"Rice Bowl aja Aa yang Salted Egg sama air mineral aja, makasih banyak ya A."
"Yakin itu aja?"
"Iyadeh a itu aja, ntar rugi Mama kalo aku pesen banyak-banyak." Canda Reyhan
"Mana ada rugi, yaudah berarti tambah Cake nya buat Dessert ya." Jawab Aldo yang langsung pergi ke meja kasir untuk memesan.
Dilihatnya Aldo yang sibuk menunjuk-nujuk kue yang terpajang di display, Reyhan hanya terkekeh melihat kebiasaan Aa nya itu yang biasa makan dengan jumlah banyak.
Tidak lama Aldo kembali duduk di depan Reyhan sambil menyandarkan punggungnya dengan nyaman, matanya ia biarkan tertutup.
"Mama dimana a?" Tanya Reyhan
"Itu tadi aku lihat masih di bagian florist, mungkin ada stock bunga baru yang datang. Tadi nyuruh kita nunggu sini aja sih."
"Aku nyusul Mama kesana bentar ya a, mau lihat-lihat nggak papa kan?"
"Kesana aja nggak papa, yang penting hati-hati. Jangan kelamaan di sana nanti makananmu aku habisin kalau lama."
"Hahaha.... aa makan dulu nggak papa, kayaknya yang kelaperan dari tadi aa" balasku dengan tawa lalu berdiri menuju sisi Cafe milik Mama yang penuh dengan bunga segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sipping My Life
Tienerfictie"Bukankah tuhan selalu tahu batas kemampuan semua umatnya." Setelah kepergian kedua orang tuanya, Reyhan mau tidak mau harus meninggalkan kota Solo dan pindah ke Jakarta. Dan disanalah kehidupan baru Reyhan dimulai bersama keluarga barunya.