Minggu pagi yang cerah dengan udara yang segar membuat Reyhan memutuskan untuk berjalan sebentar ke taman kecil yang ada di samping pekarangan rumahnya.
Bahkan matahari belum muncul sempurna, ia sudah duduk dengan nyaman di gazebo yang ada di sana.
Tiba-tiba terbesit dibenaknya ingin pulang ke rumahnya yang lama, tapi ia tak cukup punya keberanian untuk meminta pada Papa atau Mamanya. Ia sadar sudah terlalu banyak kebaikan yang mereka lakukan pada Reyhan.
Sepertinya Reyhan benar-benar harus belajar untuk bisa betah tinggal di sini.
Bagaimanapun juga disinilah sekarang tempatnya untuk pulang.
"Kaka dari kapan udah di sini?" Tiba-tiba suara Heykal Papa nya terdengar dari belakangnya.
"Baru aja kog Pah, papa mau olahraga ya?"
"Iya ini, sekalian mau nemenin Mama ada senam katanya di Taman Komplek. Kaka mau ikut sama Papa Mama kesana juga nggak?" Tawar Heykal.
Belum sempat Reyhan menjawab ajakan Papanya, terdengar suara Diana yang menginterupsi dari bealakang.
"Loh Kaka udah bangun, Mama kog nggak denger keluar rumahnya." Heran Diana
"Iya mah, ini tadi Reyhan cek perkiraan cuaca kayaknya hari ini cerah jadi Reyhan keluar rumah mumpung pagi."
"Aa mu loh, kalo nggak ada acara pasti jam segini masih molor aja di kamar ." Ucap Diana
Reyhan hanya terkekeh mendengar keluhan Mamanya ini.
"Mah Reyhan kita ajak ke taman sekalian juga ya?" Tanya Heykal pada Diana.
"Kaka mau ikut? kalau mau nggak papa ikut aja daripada di rumah nungguin orang tidur."
"Kalau boleh ikut, Reyhan mau ke sana juga Ma." Jawab Reyhan.
"Boleh aja dong, tapi janji jangan kebanyakan jalan nanti. Duduk anteng aja di sana ya kak." Ada nada khawatir diucapan Diana.
"Iya mah, Reyhan nanti banyak duduk-duduk aja di sana."
"Yaudah yuk berangkat sekarang, Mama sama Kaka tunggu sini ya Papa ambil mobil dulu."
Setelah itu Heykal langsung berjalan ke mobil hitam miliknya yang terparkir di Garasi.
Tidak butuh waktu lama berkendara, mereka sudah sampai di taman komplek yang ternyata memang dekat dari rumah.
Mungkin bila nanti kakinya sudah sembuh pasti Reyhan akan sering ke sini.
Ada beberapa kursi taman dengan meja kecil yang pasti nyaman sekali bila hanya sekedar duduk dengan memakan snack di sana.
Di depannya terdapat danau kecil buatan yang terlihat sangat terawat, baiklah ini bisa jadi tempat favoritnya setelah taman bunga di rumah barunya ini.
Heykal mengajak Reyhan untuk duduk di kursi yang ada di dekat danau tepat dinaungi pohon besar yang rindang. sedangkan Diana sudah bergabung dengan ibu-ibu komplek disisi lain taman.
"Kaka duduk sini aja ya, Papa tinggal lari bentar nggak papa kan?"
"Iya pah, Reyhan duduk sini ja. Papa ngak usah khawatir."
"Oke kalau gitu, ini Papa bawa snack sama minuman harus kamu makan ya biar nggak kosong banget perutrnya. Papa lari dulu ya."
Pesan Heykal sambil meletakan tas punggung kecil yang ternya isinya makanan ringan, sepertinya memang selalu disiapkan di Mobil.
Langsung ia meninggalkan anak sulungnya itu untuk berlali mengelilingi taman itu, setelah sedikit mengelus lembut puncak kepala Reyhan.
Dilihatnya sang Mama yang sudah mulai berolahraga dengan yang lainnya, dan Heykal yang mulai menaikan kecepatan larinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sipping My Life
Teen Fiction"Bukankah tuhan selalu tahu batas kemampuan semua umatnya." Setelah kepergian kedua orang tuanya, Reyhan mau tidak mau harus meninggalkan kota Solo dan pindah ke Jakarta. Dan disanalah kehidupan baru Reyhan dimulai bersama keluarga barunya.