Baiklah sepertinya Reyhan bisa cepat memahami pelajaran yang mulai tertinggal di Sekolah barunya ini.
Jangan tanya bagaimana dengan perasaannya saat ini yang sudah duduk dengan tenang di dalam kelasnya, dan kebetulan sekali siswa yang duduk tepat di belakang bangkunya adalah Kakanya.
Bel istirahat sudah berbunyi menjadi tanda untuk semua murid bergegas mendinginkan kepalanya dengan makanan enak di kantin sebelum mereka harus melanjutkan pelajaran selanjutnya.
"Reyhan, kenalin aku Gama kalau mau tanya soal Sekolah bisa juga ke aku." Tiba-tiba ada siswa yang datang menghapirinya dan mengajaknya berkenalan
"Kenalin juga aku Kale, nggak usah sungkan kalau mau minta tolong sama anak kelas sini ya."
"Salam kenal juga Gama sama Kale, makasih ya dan maaf juga kalau nanti kedepannya aku bakal ngrepotin." Ucap Reyhan dengan sedikit malu.
"Santai aja Han, kamu mau jajan ke kantin nggak? Atau mau nitip makan ke kita aja." Tanya kale.
"Nggak dulu aja Kal, aku bawa bekal dari rumah soalnya." Tolaknya dengan halus.
"Okedeh kalo gitu kita pergi dulu ya, Ayo Al ke kantin keburu ngantri." Ajak Gama pada Aldo yang hanya diam sejak tadi.
Lantas kedua teman barunya dan juga Kakanya keluar dari kelas dan menuju kantin sekolah yang Reyhan sendiri belum tahu tempatnya.
Melihat keakraban mereka, bisa disimpulkan kalau Gama dan Kale adalah sahabat Kakak nya. Reyhan jadi bingung apakah kakanya itu ingin anak anak lain tahu juga kalau mereka itu sekarang saudara atau tidak.
Memikirkannya membuat Reyhan jadi tidak selera makan saja.
. . .
"Kasian banget ya Reyhan, bisa sampe kaya gitu badannya." Ucap Kale sambil memakan makanan yang ia beli.
"Perjuangan banget itu pasti hidupnya, sebisa mungkin lah nanti kita bantu dia. Pasti juga sungkan nanti anaknya mau minta duluan ke kita." Jawab Gama.
"Sebenernya Reyhan ini Adik Angkatku." Aldo yang sejak tadi hanya diam saja tiba -tiba mengeluarkan celetukan yang sontak membuat kedua temannya terkejut.
Refleks Kale langsung memukul lengan Gama yang ada di sebelahnya sambil terbatuk karena makanannya, langsung saja Gama memberikan minuman padanya agar lebih reda batuknya.
"Al kalo mau ngasih tahu ya kasih aba-aba dulu dong." Protes Gama.
"Daripada nanti-nanti keburu lupa lagi nanti kalian marah sendiri."
"Pantesan kemarin kamu beli buku paket lagi di Koperasi, Ditanya buat apa katanya buat sendiri." Sahut Kala kesal.
"Yakan bener buat sendiri, emang buat siapa lagi?" Sanggah Aldo.
"Suka bikin naik darah emang ni anak, jadi mau cerita nggak nih awal mulanya gimana?" Pancing Gama.
"Panjang sih ceritanya, tapi intinya ya Reyhan sekarang jadi yatim piatu terus memang kebetulan dari dulu orang tuanya udah deket sama mama papa jadi dari bulan kemarin udah mulai urus hak asuh nya." Terang Aldo
Gama dan Kale tidak ada yang menimpali cerita Aldo, mereka hanya bingung harus merespon bagaimana .
Kehilangan keluarga mungkin jadi satu-satunya hal yang mereka dan pasti semua orang ingin hindari bukan.
"Luka-luka dia itu dari kecelakaan?" Tanya Kale penasaran.
"Iya, kecelakaan mobil setelah ia dan orang tuanya pulang dari perlombaan alat musik katanya." Jawab Aldo dengan nada lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sipping My Life
Ficção Adolescente"Bukankah tuhan selalu tahu batas kemampuan semua umatnya." Setelah kepergian kedua orang tuanya, Reyhan mau tidak mau harus meninggalkan kota Solo dan pindah ke Jakarta. Dan disanalah kehidupan baru Reyhan dimulai bersama keluarga barunya.