Slow.

130 13 0
                                    


Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri, tidak ada maksud lain jika ada kesamaan tokoh maupun alur dalam cerita ini, saya minta maaf.

Dan terima kasih sudah mau mampir kesini lagi.

Song: Little Star by Standing Egg

Happy Reading......

. . . .

Reyhan masih menikmati alunan piano yang ia rekam sendiri, sampai ketika ia merasa ada seseorang yang duduk tepat disebelahnya dan ketika ia membuka matanya Mamanya sudah tersenyum dengan wajah cantiknya kepada Reyhan.

Reyhan yang melihat Mamanya seperti itu hanya bisa membalas senyum yang canggung, keheningan menyelimuti mereka diiringi rekaman piano Reyhan.

Sampai rekaman itu selesai diputar Rehan memutuskan untuk menyudahi mendengarkan lagu pada ponselnya.

"Piano tadi yang main kamu kan Kak?" Tanya Diana, hanya anggukan Reyhan yang didapat Diana sebagai jawaban. Diana tidak kaget dengan balasan Reyhan yang seperti itu.

Ia sangat paham dengan Reyhan yang sangat berprestasi dibidang musik terutama instrumen piano.

Sudah banyak penghargaan yang ia dapat dari kontes-kontes yang ia ikuti, Diana hanya tidak tega untuk mengungkit masa lalu Reyhan, tapi itu dulu saat ia datang ke Solo, tidak untuk saat ini.

Ia harus bisa membuat Reyhan seperti sedia kala, anak yang optimis dan periang, itulah tekad Diana.

"Keliatan jago banget mainnya, pasti udah dari kecil ya Kaka belajarnya." Reyhan yang mendengar ungkapan Mamanya hanya tersenyum.

"Mulai belajar serius sih waktu mau masuk SD Ma, sebelumnya ya cuman asal main aja Reyhan."

"Asal main tapi kalau nadanya enak itu kamu namanya udah berbakat Kak."

"Mama bisa aja ngomong gitu, Mama juga pinter ih bisa nanem bunga segini banyak bagus-bagus juga. Padahal disini udaranya panas gini."

Ucap Reyhan sambil menunduk melihat tangannya yang diperban lalu mengelus jari yang tidak terbebat perban.

"Kalau bunga inikan tergantung kita juga yang ngerawatnya Kak, kalau pas Aa mu males nyiramin yaudah bunga Mama kering semua."

"Jadi yang suka nyiramin bunga Mama itu Aa ?"

"Iya, Mama kasih tugas buat nyiramin biar dia nggak keluyuran terus kerjaannya. Tapi kalau kamu mau bantuin Aa juga boleh loh."

"Emang Aa mau." Reyhan menjawab dengan pelan.

"Pasti mau Kak, dia itu baik kog anaknya perhatian juga, coba deh kamu deketin Aa kalau lagi senggang gitu." Diana mencoba memberi saran pada Reyhan.

"Nggak perlu dipaksa banget kalau kamu emang masih malu Kak, santai aja deh. Pokoknya sekarang kamu nggak perlu sungkan lagi sama kita."

Ucapan Diana hanya dibalas anggukan oleh Reyhan, seperti anak kecil yang baru saja dimarahi.

"Gemes Mama." Ucap Diana sambil menyubit pipi Reyhan yang langsung saja membuat Reyhan tergelak karena sakit.

"Oiya, nanti kalau kamu udah mulai masuk sekolah, kamu sekelas sama Aa."

"Sekelas Ma?" Kaget Reyhan.

"Iya, kan enak kamu pasti nanti bisa gampang dapet temen Kak. Aa juga nanti bisa jagain kamu kalau kamu butuh sesuatu di sekolah."

"Deg-deg an Reyhan Ma, nanti harus gimana disana." Pernyataan polos Reyhan mengundang gelak tawa Diana.

"Ya kaya kamu sekolah biasa aja Kak, tapi udah nggak perlu dipaksa kamu harus bisa adaptasi disana. Pelan-pelan aja nanti kamu juga terbiasa."

"Bismillah deh Ma." Balas Reyhan dengan lesu.

"Bisa kog, kamu pasti bisa. Yaudah yuk Mama bantuin masuk kita nyiapin barang-barang sekolah kamu Kak."

Dengan dibantu Mamanya Reyhan berjaln masuk kerumah, dia sudah memutuskan dia akan sering main ketaman ini walaupun hanya untuk melamun saja.

To be continue.....

Halo makasih ya udah mau nyempetin baca lagi, maaf banget kalau masih banyak kurangnya. Tapi aku bakal berusaha lebih baik lagi, dan yang paling aku butuhin kritik dan saran dari kalian pleasee

Kasih semangat buat aku juga aku pasti makin seneng, kalian jaga kesehatan terus ya. Banyak minum air putih, dijaga juga pola makannya. Keadaaan makin mengkhawatirkan. Have a great day!!

Rabu, 9 Desember 2020

Sipping My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang