Halo selamat datang kembali di kisah hidupnya Reyhan, terima kasih karena udah mau baca ceritaku lagi.
"Kelangsungan cerita berada di tangan pembaca".
Song: Help by 10cm
Happy Reading......
Setelah melewati penerbangan dari Solo ke Jakarta, yang terhitung hanya membutuhkan sedikit waktu tapi bagi Reyhan yang notabennya memang sedang dalam fisik yang tidak sehat, perjalanan ini begitu melelahkan.
Setelah pesawat mendarat di Jakarta mereka pun langsung melanjutkan perjalanan menuju rumah Diana atau lebih tepatnya rumah baru untuk Reyhan.
Terlihat wajah gusar Reyhan di mata Diana, sejak tadi anak laki-laki itu hanya memandang luar jendela dengan memainkan jari tangan kanannya yang dibalut perban.
"Kamu kenapa sayang ?" Tanya Diana sambil mengelus lembut puncak kepala Rayhan.
"Enggak kenapa-napa kog ma." Jawab Reyhan dengan senyum yang jelas sekali terlihat begitu dipaksakan.
"Kamu deg-deg an ya mau ketemu papa sama aa kamu?" Tebak Diana yang langsung tepat dengan pikiran Reyhan sekarang. Dan hanya dibalas senyuman oleh Rayhan.
"Kamu nggak usah takut mama jamin deh pasti papa sama aa kamu bakal seneng ketemu sama kamu nanti. Udah mending sekarang kamu tidur aja sini senderan mama, nanti kalau udah mau sampai mama pasti bangunin kamu.
Mama tahu dari tadi kamu di pesawat nggak tidur sama sekali kan ?" Hibur Diana pada Reyhan yang terlihat tegang.
Reyhan memandang lekat Diana, sikap Diana yang begitu perhatian inilah sering kali mengingatkan Reyhan pada orang tuanya terutama pada bundanya.
"Makasih banget ya mah, Reyhan seneng banget." Ucap Rayhan dengan tulus dan tak lupa dengan senyum bahagia menghiasi wajahnya, setelah itu Reyhan langsung saja menyenderkan kepalanya di pundak Diana.
Karena pada dasarnya Reyhan memang merasa lelah sekali akibat perjalanan panjang ini dan karena sejak di pesawat tadi ia memang tidak bisa tidur karena terus saja memikirkan bagaimana respon keluarga barunya nanti.
"Bun..Yah.. semoga mereka mau nerima aku jadi keluarga baru mereka". Ucap Reyhan dalam hati. Dengan perlahan kegelapan mulai memburamkan pandangan Reyhan, dan membawanya menuju bunga tidur yang indah.
. . . . . . .
"Kak....kakak.. bangun sayang kita udah sampai di rumah nih."
Dengan perlahan Diana mengusap lembut tangan Reyhan yang tidak terbalut gips, lalu terbukalah kedua iris coklat yang sejak tadi tertutup karena terbuai oleh indahnya mimpi yang menemani tidurnya.
Dengan kesadaran yang masih belum sepenuhnya kembali Reyhan mebuka pintu mobil dan mengambil tongkat kruk nya untuk ia gunakan berjalan.
Diana hanya terkikik melihat kelakuan Reyhan yang sangat lucu baginya itu, terlihat sekali kalau nyawa Reyhan bahkan belum terkumpul semuanya.
Setelah barang-barang mereka dimasukan ke rumah dan membayar jasa antar jemput bandara Diana mendekati Reyhan yang hanya diam menatap sekeliling rumah barunya.
"Ayo masuk kak, kog malah bengong gitu sih.Ini rumah baru kamu loh sekarang." Gemas Diana dengan sikap Reyhan yang sejak tadi hanya diam terus.
Perlahan Diana berjalan memasuki rumah dengan pelan untuk mengimbangi langkah Reyhan yang sedikit kesulitan untuk menaiki tangga menuju teras rumah.
Sejak tadi pintu rumah memang sudah terbuka, Diana melihat ke samping rumah dan dia tersenyum melihat ada motor kesayangan anak semata wayangnya yang terpakir. Yang menandakan anaknya pasti sudah pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sipping My Life
Teen Fiction"Bukankah tuhan selalu tahu batas kemampuan semua umatnya." Setelah kepergian kedua orang tuanya, Reyhan mau tidak mau harus meninggalkan kota Solo dan pindah ke Jakarta. Dan disanalah kehidupan baru Reyhan dimulai bersama keluarga barunya.