[IX]

40 9 2
                                    

Festival selesai dan berjalan cukup lancar. Changbin menjadi salah satu orang yang paling terakhir pulang karena harus mengawasi mereka yang mendapat tugas membersihkan sisa festival.

Changbin berjalan cukup cepat menuju tempat tinggal timnya. Dia sudah membicarakan tentang Juyeon pada Pundu dan langsung diberikan misi.

Ceklek....

"Aw,"

"Sudah ku bilang lukamu belum sembuh."

Changbin menatap bingung Chan yang sedang memegang lengannya yang terluka dan Felix yang memelototinya, "Ada apa?"

Lima anggota lain menoleh.

"Dia sok sekali, bilang lukanya tidak perlu diobati lagi karena sudah 2 kali diobati," jelas Felix malas, "Padahal luka dalamnya cukup parah."

"Biarkan saja sembuh sendiri," bela Chan sambil meringis pelan, "Nah Changbin, Pundu bilang apa soal kasus Juyeon?"

"Kita dapat misi," Changbin berjalan dan duduk di antara mereka, "Kauli kemungkinan besar akan melakukan sesuatu, entah mengirim orang atau langsung menyerang. Kita dipercaya untuk mengusut apa tindak lanjut Kauli dan mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi."

"Aku sedikit tidak percaya diri," gumam Jeongin.

"Tenang saja, aku yakin kita bisa," Jisung merangkul anggota paling muda itu sambil tersenyum lebar, "Lihat di sekitarmu. Ada kak Changbin, dia salah satu tangan kanan Pundu loh. Kemampuannya tidak boleh diremehkan."

Changbin tersenyum tipis.

"Kak Chan," Jisung berdecak, "Ey kau tau jelas siapa dia. Mantan kapten tim yang ditakuti banyak orang. Selain itu, kak Chan juga merupakan kartu as kita kau tau? Dia pasti bisa mengira-ngira apa yang Kauli rencanakan."

Chan tersenyum, "Aku bisa memberi informasi mengenainya yang aku tau."

"Dengar, dengar?" Jisung menepuk-nepuk bahu Jeongin, "Lalu ada Seungmin. Dia pintar membaca situasi sebenarnya, tapi sering keduluan kak Changbin."

Seungmin menatap malas Jisung.

"Hehe," Jisung memberi cengirannya pada Seungmin, "Dia hebat kok, tenang saja. Ajaran langsung kak Changbin."

Jeongin mengangguk-angguk.

"Felix," Jisung menarik tangannya lalu duduk menghadap Jeongin, "Apa kau tau si burik ini memiliki gen peri?"

"Enak saja!" Felix memukul kepala Jisung dengan sepenuh hati, "Aku tidak burik dasar tupai jadi-jadian!"

Jisung menjauh sambil mengelus kepalanya, "Dasar peri pemarah, aku kan hanya bercanda."

"Kau keturunan peri?"

Felix yang ingin memukul Jisung lagi langsung menoleh pada Chan yang tampak terkejut, "Ya, sepertinya. Pundu bilang aku membawa gen klan peri."

"Hebat," kagum Chan.

"Terima kasih."

"Eit," Jisung mengangkat tangannya, "Sebentar, aku belum selesai bicara."

"Tinggal bicara lagi, kenapa susah sekali," sahut Seungmin malas.

Jisung menatap Seungmin malas sedetik sebelum kembali memunculkan senyum lebarnya, "Lalu ada aku! Kaum ksatria paling hebat sepanjang-aduh!"

Felix tersenyum sambil menarik tangannya, "Tepat sasaran."

"Apa masalahmu?" tanya Jisung malas, "Aku hanya mengungkapkan fakta."

Felix mengeluarkan ekspresi mengejeknya sebelum duduk di samping Chan.

"Jisung pandai menyelinap," sambung Seungmin tiba-tiba, "Dia persis seperti pencuri."

Czar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang