[IV]

54 12 6
                                    

Luka Chan akibat serangan Yeonjun kemarin mulai membaik, pemuda itu sudah terlihat sehat lagi.

Yah sebenarnya jika tidak diharuskan berlari Chan akan baik-baik saja.

Kemarin ketika mereka sampai, banyak kaum ksatria menatap mereka bertanya-tanya. Pundu pun begitu, mempertanyakan siapa manusia setengah serigala yang datang bersama mereka.

Setelah mengetahui rencana kaum hitam, Pundu menambah misi tim mereka. Hutan kabut perlu dilindungi, terutama danau kristal. Hutan dan danau tersebut memang ada di kawasan kaum hitam, tapi mereka tidak merawatnya dan malah ingin menangkap penjaganya. Dengan melindungi kawasan itu pula, kaum ksatria bisa menambah kawan.

Saat ini, Chan dan timnya serta Jeongin sedang berjalan menuju sungai biru. Omong-omong, Jeongin diperbolehkan bergabung dengan tim yang dipimpin oleh Changbin itu.

"Tinggal ku tetes," Felix duduk di samping sungai, mengambil botol berisi air danau kristal di tasnya, lalu segera menuangkannya.

Sungai yang awalnya hitam pekat perlahan membiru kembali. Jeongin menatap sungai dengan mata berbinar.

"Indah," Chan mengulum senyum.

Dulu ketika masih menjadi bagian dari kaum hitam, Chan hanya fokus pada misi. Ia hampir tidak pernah memperhatikan sekitar seperti ini.

Changbin berjalan mendekati Felix, mereka terlihat tengah mengobrol santai. Seungmin dan Jisung lantas mendekat.

Tapi berbeda dengan Jeongin. Serigala itu malah mendekati Chan.

"Ada apa?" tanya Chan begitu melihat raut tidak nyaman Jeongin.

"Aku mencium sesuatu yang asing," jawab Jeongin dengan suara kecil.

"Seseorang?"

"Aku ragu,"

"Kaum hitam?" Chan langsung melirik sekitar.

"Sepertinya," Jeongin mengangguk, "Bilang pada salah satu dari mereka untuk membuat tameng."

Chan mengangguk, tanpa kata pemuda itu berjalan mendekati empat rekan timnya.

"Kapten, bisa tolong kau buat tameng?"

Changbin dan yang lain menoleh, "Untuk?" tanya Changbin.

"Jeongin mencium bau yang asing," jawab Chan.

Changbin mengangguk. Pemuda itu berjalan sedikit menjauh dan langsung membuat tameng. Sedetik kemudian mereka mendengar suara gonggongan.

Mata Jeongin berubah menjadi abu-abu, cakar-cakarnya mulai terlihat.

"Sebentar," Chan mengangkat tangannya.

Entahlah, ia hanya merasa familiar.

Gonggongan kembali terdengar membuat yang lain memasang kuda-kuda.

Hutan yang bersebrangan dengan mereka kini menjadi titik fokus karena dari sanalah suara gonggongan itu terdengar. Semak-semak terlihat bergerak ribut. Gonggongan terdengar makin keras.

Raut serius Chan langsung berubah begitu melihat apa yang sedari tadi menggonggong. Tawa kecil keluar dari mulutnya, "Hey Grell! Kemari!"

Sesuatu yang Chan panggil Grell itu berlari mendekat.

Chan keluar tameng dan langsung menangkap seekor anjing yang tadi berlari ke arahnya.

Iya, seekor anjing. Grell adalah anjing pelacak timnya dulu, pantas saja terasa familiar.

Sebentar, Chan merasakan ada sesuatu yang janggal.

Timnya yang dulu?

Oh, mata Chan membulat, "Dengan siapa kau kemari?"

Czar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang