[VI]

43 10 13
                                    

Bulan bersinar sangat terang ketika Chan berjalan keluar tempat tinggal timnya. Pemuda itu terus berjalan melewati pemukiman yang sepi karena sekarang sudah sangat larut.

Kakinya melangkah menuju pusat. Ketika sampai di depan ruangan yang ia tuju, tanpa mengetuk pemuda itu langsung membuka pintu dan segera masuk.

Di dalam ada seorang pria, dia sedang menatap bulan lewat kaca ruangannya.

"Apa yang membawamu ke sini tengah malam begini?" tanya pria itu setelah 5 menit terlewat tanpa ada pembicaraan sama sekali.

"Kau pasti tau apa yang terjadi," jawab Chan, "Tolong jelaskan padaku."

"Jelaskan apa?"

"Tentang kekuatanku," Chan menatap tangannya, "Kenapa aku bisa mengeluarkan angin yang begitu besar tiba-tiba? Selama di sini aku terus mencobanya dan tidak ada yang terjadi, ku kira aku sudah tidak bisa menggunakannya."

Pria di hadapannya sama sekali tidak menoleh, masih tenang menatap bulan dengan kedua tangan yang menyatu dibalik punggung, "Kau tau? Kekuatanmu diserap,"

"Ya tentu," Chan mengangguk, ia mendongak menatap punggung pria itu, "Aku sama sekali tidak bisa menggunakannya lagi, pengecualian tentang angin itu."

"Kekuatanmu diserap," ulang pria itu, "Diserap Chan, bukan dicuri atau diambil."

Chan diam, tidak mengerti apa yang pria di hadapannya coba jelaskan.

"Jika kekuatanmu dicuri atau diambil, tentu saja kau tidak akan bisa menggunakannya lagi," pria itu kembali angkat suara, "Kekuatanmu diserap, itu artinya rekanmu itu hanya menyerap apa yang sudah kau latih."

Chan masih diam. Pria di hadapannya tidak melanjutkan penjelasan, kembali fokus menatap bulan.

"Apa itu artinya," Chan melihat kedua tangannya, "Masih ada harapan untuk kekuatanku?"

"Lebih tepatnya, kekuatan itu masih milikmu."

Chan mendongak terkejut, "Tapi kenapa aku tidak bisa mengeluarkannya sama sekali?"

"Karena apa yang kau latih sudah tidak ada," pria di hadapannya menoleh sedikit dan menatap Chan lewat ujung matanya, "Ingat apa yang yang disuruh oleh ayahmu ketika kau masih kecil untuk membangkitkan kekuatanmu?"

Chan diam dan memutar kembali memorinya.

"Kekuatanmu datang dari alam. Tenang dan resapi, cobalah bersatu dan tunggu sampai alam tersebut mempercayaimu sebagai salah satu pengendalinya," pria di hadapan Chan kembali meluruskan kepalanya.

Senyum Chan perlahan muncul. Ah, kenapa pula ia tidak mengingatnya?

"Sudah paham, Chan?"

Chan mengangguk meskipun ia tau pria itu tidak bisa melihatnya, "Aku akan memulai semuanya dari awal."

Pria di hadapannya mengangguk, "Kalau sudah segera kembali ke kamarmu."

Chan mengangguk, berbalik dan berjalan menuju luar ruangan.

Tepat sebelum Chan menutup pintu, ia menoleh dan menatap punggung pria yang masih tenang menatap bulan.

"Terima kasih, paman."

***

"Selamat pagi," sapa Chan ketika netranya menangkap Seungmin yang baru keluar kamarnya.

"Selamat pagi," Seungmin balas menyapa.

Omong-omong sekarang hanya ada mereka berdua di sana.

Seungmin duduk di kursi makannya, terdiam sebentar sebelum menoleh menatap Chan yang duduk di ruang tengah, "Kemana yang lain?"

Czar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang