Maybe I'm the sinner, and you're the saint
Gotta stop pretending, what we ain't
Why we pointing fingers anyway?
When we're the same
Ariana Grande
.
.
.
.
Pak Jungkook: Jimin...
Jimin: Pak, Bapak kok gak masuk? Masih sakit ya?
Pak Jungkook: Engggak
Pak Jungkook: Aku baik-baik saja, jangan khawatir
Pak Jungkook: Aku lagi siap-siap buat besok
Jimin: Oh syukurlah, kupikir sakit
Pak Jungkook: Malam ini kau ada rencana mau kemana?
Jimin: Mmm...
Jimin: Sebenarnya teman-temanku punya rencana malam ini
Jimin: Memangnya kenapa Pak?
Pak Jungkook: Gak
Pak Jungkook: Lupakan.
.
.
.
"Hoseok oppa, aku tidak mau pergi clubbing!"
"Kenapa, Jimin!? Ayolah, ini pasti akan jadi luar biasa! Ini pesta perayaan sebelum kau berangkat ke Paris! Kau harus menghadiri pesta perayaanmu sendiri."
Jimin mengamati wujud kegembiraan Hoseok dengan curiga. "Bahkan jika pestanya hanya terdiri dari kita berdua?"
"Tiga. Yoongi juga ikut. Kita akan bersenang-senang, kau pantas mendapatkannya." Hoseok menyeringai bangga.
Lima belas menit kemudian, mereka sudah berdiri dalam antrean di Distrik Gangnam, dan setelah empat belas menit menggigil dalam hawa dingin, akhirnya mereka masuk.
Dentuman bass keras menyambut dan lampu yang berkedip-kedip membuat Jimin merasa pusing. Hoseok meraih tangan Jimin, lalu mendorong kerumunan tubuh yang menghalani jalan ke meja minum. Para bartender tampak sibuk dan tidak terganggu. Dikelilingi oleh supermodel dan gaun seksi serba terbuka yang tidak membutuhkan imajinasi kreatif lagi untuk mengintipnya. Jimin merasa masih seperti anak kecil yang tersesat dengan gaun merah lengan pendek biasa-biasa saja, yang bahkan tidak memperlihatkan kulit pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horrible Bosses
FanfictionJimin (24 tahun) berharap Han Seojun dan Jeon Jungkook mati saja. Punya dua boss yang kerjanya bentrok satu sama lain, itu masih mending. Lah ini... Jimin ikut dibawa-bawa dalam drama gak jelas dan gak penting mereka! Masalahnya Jimin lelah harus...