Part 36

446 31 6
                                    

Seusai kontrol kemarin, Ayla sudah berangkat sekolah seperti biasanya sedangkan Aigen ada beberapa pekerjaan yang harus cowok itu selesai kan di kantor .

Rencananya nanti sore ia akan mengadakan acara berbagi di panti asuhan pelita kasih tak jauh dari apartemen mereka . Itu adalah salah satu yayasan yang banyak menampung anak anak jalanan dan bayi bayi yang ditinggalkan orang tuanya sejak kecil. 

Pagi ini jadwal kelas Ayla pelajaran olahraga materi hari ini adalah lari 50 meter lalu dilanjutkan dengan permainan bola voli.

Sebenarnya Ayla ragu ragu untuk mengikuti pelajaran hari ini , apalagi ini bisa membahayakan anaknya jika tidak hati hati . Setelah pemanasan tadi pak sana selalu guru pengampu mata pelajaran olahraga menyuruh mereka untuk berkumpul dan memberikan arahan bagaimana mereka akan melakukan penilaian pada materi kali ini .

" Males banget gue disuruh lari lari gitu , perut gue pasti keram " sewot hawa di sela sela pak sana menjelaskan.

Membayangkan nya saja membuat hawa sudah ngos ngosan sendiri, memang pak sana itu terkenal dengan sifatnya yang tegas dan disiplin dibandingkan guru guru yang lain maklum baru fresh graduate.
Vanesha membenarkan tatanan rambutnya ia mengikat jadi satu , "bener anjir emang guru itu " decaknya sebal

" Oke paham ya ! Sekarang kita mulai dari absen yang pertama ada Adib, Aresta, Asyi, dan Ayla. Ketika peluit saya tiup dan bendera ini saya naikkan kalian langsung lari paham!" Sentak pak sana membuat keempat nya mengangguk paham

Ayla bangkit, sebelumnya ia berdoa terlebih dahulu agar bayi nya tidak terjadi apa apa di dalam sana

" SEMANGAT AYLA FIGHT FIGHT " teriak hawa cempreng membuat vanesha meliriknya tak suka .

Memang teriakan hawa melebihi toa kalau kata vanesha sudah cempreng , keras tidak ada lagi point' plus nya .

Ayla mengacungkan jempol ke arah sahabatnya ia mulai memposisikan diri ke tempat yang paling kanan pojok lalu menunggu aba aba pak Sena untuk lari .

Ketika peluit sudah ditiup dan bendera sudah di angkat keempatnya lari dengan kecepatan masing masing , Ayla yang biasanya bisa lari dengan kecepatan sama dengan teman temannya kini ia harus lari dengan kecepatan biasa saja karena jaraknya yang cukup jauh .

Ia memegangi perutnya ketika mulai dirasa perutnya sedikit keram , keram nya berbeda tidak seperti dulu ia keram karena lari mungkin efek dari bayinya juga .

Sebentar lagi garis finish dua orang yang sudah sampai disana , akhirnya Ayla bisa melewatinya ia langsung mencari tempat duduk dan mengatur nafasnya .
Ia membiarkan keringat bercucuran di dahinya , Ayla langsung mengambil minumnya yang memang sengaja ia bawa untuk menetralkan perutnya .

" Lo gapapa? " Tanya vanessha melihat sahabatnya menetralkan nafas dan perutnya.

Dengan penuh inisiatif vanesha membantu untuk mengelus perut Ayla berharap bisa membantu mengurangi rasa keramnya .
Ia melihat ekspresi vanessha takut jika akan ketauan hari ini . Secara perut orang normal dan wanita hamil memang ada perbedaan yang kontras .

Vanesha mengerutkan keningnya ketika ada sesuatu yang aneh , bukan perasaan yang aneh tapi ini benar benar membuatnya terkejut perut sahabatnya ini terasa keras dan seperti ada sesuatu yang bergerak ketika ia mengelusnya.

Ayla yang menyadari hal itu segera menjauhkan tangan vanesha dari perutnya .

" Kok perut lo keras ya?" Tanya vanessha penuh selidik, tidak bukannya ia ingin menuduh Ayla tapi gerak gerik Ayla akhir akhir ini membuat banyak tanda tanya di kepalanya.

Ayla memalingkan wajahnya " keras gimana ? Kalau perut nya keram yaa jadi keras" sahut Ayla mengelak

Vanesha menyuruh hawa yang baru saja selesai melakukan penilaian mendekat ke arahnya , tanpa basa basi ia mengelus perut hawa yang juga keram . Ia mengelus nya sama seperti yang ja lakukan pada Ayla .

AIGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang