Part 32

631 76 7
                                    

"Tuhan itu adil, kadang manusianya aja yang kurang bersyukur"
- Ayla Caysha Daniswara

Suasana ruang tamu keluarga Daniswara yang diisi oleh Andre , refanya, Evi , yoga suami dari evi dan juga sepasang suami istri muda Ayla dan Aigen kini nampak serasa tegang setelah kehadiran keduanya .

Jujur saja Ayla masih sedikit trauma dengan mamanya sendiri karena hampir mencelakai anaknya namun ia harus bersikap biasa saja. Ia melangkah menuju ke mama dan papanya untuk bercium tangan hal itu juga yang dilakukan Aigen kepada mertuanya .

tak lupa mereka juga menyalami evi dan suaminya yang baru saja pulang dari luar negri .

papanya mengisyaratkan mereka untuk duduk di sofa yang masih kosong . mereka pun menurut dengan intrupsi yang diberikan
"kenapa kalian ngundang kita kesini" ujar Ayla membuka pembicaraan diantara mereka .

" mama mu ini berubah pikiran " Andre mengutarakan maksud dan tujuan Aigen dan ayla datang kesini .

kening Aigen berkerut masih belum mengerti apa yang dimaksud Andre " maksud papa?"

Refanya memutar bola matanya malas , ia bersidekap dada " anak kalian tetap hidup, asalkan setelah dia lahir itu akan menjadi anak evi"

Perkataan yang awalnya membuat Ayla senang namun Tiba tiba kalimat terakhir yang dilontarkan mamanya membuat Ayla badmood seketika "loh ini kan anak Ayla . Aku ibunya ma " sewot Ayla tidak terima

Refanya berdecih tidak menggubris omongan anaknya yang satu itu " kamu belum pantas jadi ibu . Kakakmu lah yang lebih pantas , kakakmu sudah berpengalaman daripada kamu . Kamu masih terlalu kecil untuk mengurus seorang bayi "

"yang dikatakan mamamu itu benar kak. Kak Evi lebih pantas untuk merawat bayi itu daripada kamu , kamu masih kecil , pendidikan mu masih panjang . Kamu mau karir kamu di hancurkan oleh anakmu sendiri" tegas Andre membela istrinya

" Ga pantes jadi ibu kata kalian? Buat apa tuhan nitipin anak ini ke kita kalau ay ga bisa jadi ibu " geram Ayla menahan emosinya , ia tidak ingin menangis disini . Menangis semakin membuatnya lemah diantara mereka .

" Kenapa harus jadi anaknya mba evi jika kita bisa menjadi orang tua yang baik untuk dia ?" Aigen angkat suara setelah ia menyimak pembicaraan mereka sedari tadi

Yoga berdehem menetralkan suasana , " jadi gini kita sudah tiga kali diberi kepercayaan namun Tuhan menitipkan malaikat kami cuma sebentar dan evi di diagnosa dokter kalau dia susah hamil dan kemungkinan hamilnya kecil . Kalian juga masih sekolah baik kamu ataupun ayla , masa depan kalian masih panjang setelah anak itu lahir kami bisa jadi orang tua yang baik dan mendidik dia dengan baik kalian juga bisa fokus melanjutkan karir kalian hingga sukses lalu membuat anak lagi "

" Bener . Bukan gue mau ngerebut anak lo dek tapi ini semua demi kebaikan lo. Gue udah susah punya anak , dan ketika mama diskusiin itu sama gue , gue sangat exsited denger nya karena bisa dapet keturunan yang bisa nerusin marga mas yoga . Walaupun nantinya yang mengalir dalam diri anak loo itu darah daging Lo dan Aigen tapi yang ngerawatnya dengan penuh kasih sayang itu gue sama mas yoga "

Ayla membatin kesal , ada saja drama di keluarga ini bukan drama harta lagi tapi drama anak yang membuat Ayla muak. Dipikir anak itu boneka yang sembarangan bisa di kasih ke orang lain walaupun saudara kandung sendiri.

AIGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang