Part 37

551 53 2
                                    

pagi pagi sekali sepasang suami istri itu sudah sampai di sekolah tempat Ayla menimba ilmu mungkin ini akan menjadi hari terakhir ia menimba ilmu disini dan berpisah dengan teman teman nya yang lain .

Sedih? Tentu saja , itulah yang Ayla rasakan namun ia sudah ikhlas dengan keadaan yang terjadi . Aigen selaku wali dari Ayla sudah mengurus berkas berkas untuk mencabut Ayla sebagai murid SMA ini . Sebenarnya cowok itu tau jika Ayla masih sangat ingin berada disini , terlihat dari mata cewek itu .

Walaupun ia menutupnya dengan rapat rapat digantikan dengan senyum namun mata nya tidak bisa berbohong .
Aigen menyuruh Ayla untuk pergi ke kelas menghabiskan waktu bersama teman teman sekelasnya.

Mereka sudah menyiapkan alasan kenapa Ayla keluar dari sekolah jika ada yang bertanya seperti itu , sahabatnya vannesha dan hawa belum mengetahui tentang hal ini.

Jangankan mereka orang tuanya saja sudah tidak begitu peduli dengannya, terbukti chat yang Ayla kirim hanya di baca saja oleh mereka . Jika dipikir pikir disituasi seperti ini walaupun Ayla sudah akan menjadi calon mama namun ia juga masih butuh mamanya untuk mendampingi nya .

Tak ingin bersedih, ia pergi ke kelasnya dan akan memberitahu sahabat nya bahwa ia akan keluar dari sekolah ini .
Aigen memantau Ayla hingga punggung gadis itu benar benar tidak terlihat lagi , hari ini rencananya setelah mengurus berkas berkas Ayla ia akan kembali ke kampus untuk melakukan bimbingan dan kembali lagi untuk menjemput Ayla .

Dion yang menjadi ketua kelas 12 MIPA 2 langsung mendekati Ayla ketika ia sudah mendengar berita bahwa ayla akan keluar dari sekolah ini , berita itu cepat menyebar dikarenakan tim informasi SMA ini sangat gercep mengenai info apapun .

Apalagi masalah salah satu pentolan SMA ini siapa lagi jika bukan Ayla dan teman temannya .
"Lo mau pindah la?" Dion ikut membuntuti Ayla ketika gadis itu duduk di bangkunya ditambah murid lain juga ikut mengerubungi meja nya .

Ayla dengan santainya tersenyum " iya, kenapa ? "

Vannesha memegang bahu ayla tatapannya sulit diartikan walaupun vanesha tidak akan kesulitan bertemu dengan sahabatnya ini karena bisa kapanpun mengajak Ayla main ataupun berkunjung ke rumah nya namun tetap saja ia masih tidak bisa terima .
"Tapi kenapa loo mau pindah ? Lo ga sayang bentar lagi kita ujian " cerocos vanesha tidak rela ditambah hawa yang menghampiri mereka

" Gue bisa ujian di sekolah baru gue , maaf tapi ini masalah urgent yang ga memungkinkan kalau gue terus sekolah disini . Kapan kapan gue cerita ya?" Bujuk Ayla memeluk kedua sahabat nya

Terdengar suara isakan dari mulut hawa dan vannesha ah rasanya Ayla ingin ikut menangis saja , namun sebisa mungkin ia tahan jika ia ikutan menangis siapa yang akan menuatkan mereka .

Anggota kelas pun ikut membentuk lingkaran memeluk ayla ditengah tengah mereka , Ayla sangat membawa arti di kelas ini .
Anaknya yang cuek tapi ceria , pintar , cantik , akrab dengan siapapun , baik , tidak pelit menjadikan nya sebagai sosok idaman di kelas terutama di sekolahnya .

Akan kehilangan Ayla sebelum mereka menamatkan pendidikan di sekolah yang sama membuat meteka tidak rela dengan perpisahan itu .

Hari itu Ayla merasakan bahwa hidupnya berarti bagi semua orang , banyak orang yang menyayangi nya . Bagaimana reaksi mereka jika alasan Ayla keluar karena pindah sekolah? Akankah mereka akan menjauhinya dan mencemohnya ?

Sekitar setengah jam mereka berdiam diri dengan posisi seperti itu membuat Ayla meneteskan air mata kesedihannya walau hanya sesaat , ia mencoba kuat namun masih saja terlihat lemah . Perpisahan ternyata semenyakitkan itu.

" Udah dong , gimana kalau gue traktir kalian sekarang di kantin ? Itung itung tanda pertemanan kita ga bakal putus walau gue pindah " ia mencoba menghibur nya namun hawa masih menggeleng tidak mau

AIGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang