Besok adalah hari pernikahanku. Kini kamarku sudah berubah dan dihias menjadi kamar pengantin yang penuh dengan bunga mawar putih. Hatiku berdebar tak karu-karuan. Bayangkan saja, betapa tersiksanya aku saat ini, mulai besok statusku akan berubah menjadi istri dari dokter sinting itu. Seharusnya menikah dilakukan sekali seumur hidup dengan orang yang benar-benar dicintai. Kecuali aku, aku menikah dengan seorang pria yang tidak pernah aku cintai, ditambah lagi sikapnya yang sangat-sangat menyebalkan itu yang membuatku semakin membenci dirinya. Jangankan bisa cinta, ngobrol dengannya saja sudah cukup untuk membuatku naik darah.
Kluungg..
Lamunanku buyar setelah mendengar bunyi notifikasi yang datang dari ponselku. Aku melihatnya, ternyata pesan itu datang dari Kak Dimas
Kak Dimas
Coba kamu keluar deh, aku ada di depan rumah kamu.
Aduh! Kenapa nih kok perasaanku gak enak?
Lalu aku bergegas keluar ke arah teras depan rumahku. Banyak orang yang berlalu-lalang di sana, karena mereka memasang kuade pernikahan serta dekorasi-dekorasi pernikahan lainnya. Aku telusuri lagi seluruh wilayah dengan mataku, dan aku menemukan Kak Dimas yang tengah berdiri tepat di hadapanku dengan membawa sebuket penuh bunga mawar merah.
Ngapain dia kesini bawa-bawa bunga? kalo ada yang liat bisa kacau ini?
"Hai, Mir. Maaf ya aku gak bilang dulu kalo aku mau dateng kesini."
"Iya gpp kok, Kak. Memangnya ada apa ya?"
"Mmm.., Gimana ya? aku kesini cuman mau ngomongin sesuatu ke kamu."
"Mau ngomongin tentang hal apa, Kak? Mau minta resep baru ya? Aduh jangan sekarang ya, Kak, aku masih sibuk benget ini!"
"Bukan kok, kalau masalah resep baru itu gampang, ada hal lain yang pengen aku sampein ke kamu."
"Apa, Kak?"
Kak Dimas mengambil nafas yang panjang sebelum mengatakan kata-katanya. "Mira, aku suka sama kamu!"
"Hah!" Aku terkejut, mulutku menganga lebar, bingung sekaligus bahagia.
"Iya, Mir. Aku suka sama kamu. Kamu mau gak terima perasaan aku?" sambil menyodorkan sebuket bunga yang dia bawa,
Aku harus jawab apa?
Kalo aku terima sekarang, gimana dengan pernikahanku besok? pernikahanku juga gak akan bisa dibatalin gitu aja hanya karena aku lebih memilih dia. Belum lagi resiko di kemudian hari kalo misalkan pernikahanku ini ketahuan, pasti dia akan sangat-sangat kecewa. Tapi kalau aku tolak, aku akan kehilangan kesempatan emas yang selama ini aku tunggu-tunggu.
"Kamu gak lagi bercanda kan, Kak?"
"Serius, Mir. Aku gak bohong!"
"Kak, boleh gak aku minta waktu buat mikirin dulu?"
"Iya gpp kok, Mir. Kamu pikirin aja dulu. Aku gak maksa kamu buat jawab sekarang kok. "
"Maaf ya, Kak. Aku sekarang lagi agak pusing nih, banyak yang harus aku urus malem ini, sebelum besok pernikahannya dimulai."
"Santai aja, Mir. Jawab aja kalo kamu emang udah siap."
"Iya, Kak!"
"Mmm.., Besok yang nikah Mbak Della kan? Tapi kok yang dihias rumah kamu sih, Mir?" tanyanya mengejutkanku.
"Aaa.., Iya.., Kak.., eemmm.., ini Almarhum Kakung yang minta, katanya Mbak Della harus nikah di rumah utama. Lagian rumahku juga lebih luas, jadi besok mereka nikah di rumahku, mangkanya rumah aku yang dihias." jawabku, walaupun aku panik namun aku tetap berusaha menutupinya dengan senyuman
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGANTIN DADAKAN ✔ [ Sudah Terbit]
RomanceSindrom perfeksionis telah menjalar ke dalam kehidupan milik Mira Mariana, seorang dara cantik yang terkesan naif, namun juga keras kepala. Dari dulu dia selalu menginginkan hidup yang sempurna seperti yang dia harapkan. Dia akan melakukan berbagai...