Hari ini aku ada janji dengan Tika untuk mengumpulkan skripsi yang sudah ku revisi. Tapi tetap saja, kertas yang sudah aku kerjakan mati matian ini masih di coret coret dengan tinta merah oleh dosenku. Aku pusing, lalu Tika mengajakku untuk pergi ke salah satu mall perbelanjaan. Rencananya kami akan berbelanja dan menonton film di bioskop untuk menghilangkan rasa stress kami berdua. Lalu kami berdua langsung berangkat ke mall perbelanjaan itu.
Kami berkeliling di dalam mall, mencari beberapa baju. Aku mencoba sebuah baju, bagus memang tapi ukuran yang tersedia tinggal ukuran M saja, jadi saat aku coba memang agak ketat yang memperlihatkan perutku yang mulai membuncit ini.
"Mir, elo sekarang gendutan ya?"
"Masa sih? Enggak ah!"elakku
"Bener, Mir! pipi lo makin tembem, perut lo juga makin buncit!"
Jangan sampai Tika tau kalo aku sekarang lagi hamil!
"Hahaha, iya kali ya? kan aku sekarang makin banyak makan!"
Aku pun mengajak Tika untuk segera keluar dari kamar pass ini. Kami berkeliling-liling di mall ini untuk mencari barang barang diskonan. Tanpa sengaja aku melewati seorang pria yang memakai parfum yang sangat menyengat. Tiba tiba aku merasakan mual lagi, sama seperti saat aku mencium aroma parfum milik Mas Satrio. Aku bergegas lari untuk mencari toilet.
Aku muntah di dalam wastafel. Tika menekan nekan tengkukku agar aku bisa mengeluarkannya. Nafasku tersengal sengal hingga terbatuk batuk karena mual ini. Tika memaksaku untuk segera memeriksakannya ke dokter, meskipun dia tau Mas Satrio yang ia kira kakak iparku itu adalah seorang dokter, dia ingin memastikannya sendiri bagaimana keadaanku saat ini.
Dia memaksa agar aku mau ikut dengannya untuk memeriksakanku ke dokter. Aku menolak, bahkan sangat menolak ikut dengannya, karena aku takut dia akan mengetahui kehamilanku.
Namun dia tetap saja memaksaku, di tariknya aku ke dalam basement untuk mengambil mobil. Dan saat ini dia yang mengendarai mobilku. Aku di paksanya untuk diam saja, karena aku tau dia sedang mengkhawatirkan keadaanku saat ini.
***
Saat ini aku sudah berada di sebuah klinik, dan aku sekarang sedang mengantri. Di panggilnya namaku untuk masuk, ternyata dokter itu adalah teman Mas Satrio. Dia menyapaku, dan menanyakan bagaimana kabarku dan Mas Satrio. Untung saja dia memanggil suamiku dengan sebutan Mas, jadi Tika masih belum curiga. Karena dokter ini adalah junior suamiku.
Aku di periksa, setelah itu aku di dudukkan di kursinya. Aku cemas, takut Tika mengetahuinya. Dokter itu mengulurkan tangannya untuk memberikanku selamat.
"Selamat atas kehamilannya yang sudah berusia 16 minggu, sampaikan ucapan sukacita saya kepada Mas Satrio juga ya." ucap dokter muda ini.
Tika terkejut, dia melotot ke arahku, seakan aku tau dia sedang meminta penjelasan kepadaku. Lalu aku membayar jasa dokter itu, namun ia menolak, anggap saja ini pemeriksaan gratis darinya. Aku menyeret Tika keluar dari tempat praktek dokter itu, aku masuk mobil untuk segera menjelaskan semuanya.
"Jelasin ke gue! apa yang selama ini lo sembunyikan dari gue!" bentak Tika
"Maaf Tik, selama ini aku gak maksud ngebohongin kamu."
"Jelasain, Mir! jelasin! Kenapa tiba tiba lo hamil? dan lo hamil sama siapa?"
Aku menarik panjang nafasku sambil memegangi tangan Tika, "Ceritanya panjang, Tik!"
"Ya mangkanya jelasin!"
"Selama ini yang nikah sama Mas Satrio itu bukan Mbak Della, Tik. Tapi aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGANTIN DADAKAN ✔ [ Sudah Terbit]
RomanceSindrom perfeksionis telah menjalar ke dalam kehidupan milik Mira Mariana, seorang dara cantik yang terkesan naif, namun juga keras kepala. Dari dulu dia selalu menginginkan hidup yang sempurna seperti yang dia harapkan. Dia akan melakukan berbagai...