BAB 18 : Reuni Kampus

3.9K 237 2
                                    

Karena hari ini hari minggu, aku tak akan pergi ke mana mana. Aku akan mencoba menyelesaikan skripsiku. Meskipun revisianku masih sampai di Bab pendahuluan. Optimis saja, siapa tahu ada mukjizat yang datang saat aku mengerjakannya. Suamiku dari tadi memanggilku, lalu dia menemukanku yang tengah mencari ketenangan dan inspirasi di dalam perpustakaan kecil miliknya. Dia mendekatiku, lalu membelai lembut kepalaku.

"Kamu disini ngapain, Sayang?"

 "Lagi bertapa, nyari inspirasi!" sambil tetap asyik mengotak atik laptop yang ada di pangkuanku.

"Sayang, temenin aku yuk!"

"Kemana?" sambil sibuk mengetik,

"Ke acara reuni kampusku. Temenin ya Sayang!"

"Mesti kamu gitu! Kalo ada maunya aja manggil aku Sayang!"

"Ayo lah, Sayang!"

"Tapi kan aku lagi sibuk, Mas! Aku kan bentar lagi berangkat kerja!"

"Sehari aja, kamu cuti ya?"

"Kamu itu selalu gitu, mintanya selalu dadakan!"

"Please, Sayang!" dia memohon dan memasang wajah memelas kepadaku.

"Tapi ini gimana, Mas? Tugasku gak selesai selesai loh!"

"Ya udah, kalo kamu gak mau aku berangkat bareng Vera aja!"

Menyebalkan sekali! Kenapa sih dia menggunakan nama dokter Vera sebagai alasan untuk mengancamku? Dan dengan sangat terpaksa aku menerimanya.

"Iya, iya! Tapi aku pake baju apa?"

Lalu Mas Satrio melihat lemari bajuku. Dia sibakkan bajuku yang ada di dalam gantungan satu persatu. Kepalanya menggeleng. "Ini baju kamu? Kok gembel semua ya?" godanya.

"Enak aja!" jawabku ketus

"Ya udah, yuk ikut saya!"

"Kemana?"

"Ayo dah, cepet ganti baju!"

Sebelum aku pergi, aku minta ijin ke Kak Dimas, aku meminta ijin karena ada urusan mendadak. Dan dia memperbolehkanku untuk libur. Dia mengajaku pergi ke suatu tempat. Ternyata dia mengajakku ke sebuah mall besar. Dia mengatakan jika bajuku itu sudah kuno semua, mangkanya dia mengajakku kemari untuk membeli beberapa pakaian yang akan aku kenakan saat acara reuni kampus nanti malam.

Dia menyuruhku untuk mencoba baju ini, baju itu, gaun ini, gaun itu. Hmmm! susah juga punya suami yang selera fashionnya tinggi.

Setelah mendapatkan beberapa baju dan gaun, dia menyeret ku ke dalam toko sepatu. Mulai dari yang bentuknya biasa sampai yang bentuknya aneh dan blink blink sudah kucoba semua. Tapi tetap saja, menurut Mas Satrio tak ada yang cocok untuk acara nanti malam. Lalu  dia mengajakku untuk berpindah ke outlet sepatu yang ada di sebelahnya. Aku kesal saat melihatnya menggelengkan kepalanya, karena semua sepatu yang aku kenakan itu selalu tak cocok menurutnya. Dan dia menemukan dua pasang sepatu yang menurutnya cocok untukku.

Setelah mendapatkan semuanya, dia membawaku ke sebuah salon. Dia menyuruh pegawai salon untuk memberikanku facial treatmen dan hair treatment untukku. Aku sangat bosan! karena banyak waktuku terbuang sia-sia disini. Aku di treatmen sangat lama, hingga aku terkantuk-kantuk. Aku melirik Mas Satrio, dia masih mengawasiku, dan dengan sabar dia menungguku hingga selesai.

Akhirnya aku keluar juga dari salon itu. Dengan mata yang masih terkantuk-kantuk, dia menyeretku keluar dari salon itu. Tapi semua ini belum berakhir, dia masih menyeretku untuk masuk ke dalam salah satu outlet tas branded yang ada di mall ini. Dia memilihkan aku beberapa tas untuk di bawa pulang. Aku pasrah saja untuk menurutinya, karena yang menurutnya bagus pasti itu juga bagus menurutku. Terlihat sekali kalo selera fashionku yang masih sangat rendah.

PENGANTIN DADAKAN ✔  [ Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang