BAB 14 : Dokter Vera

3.8K 246 0
                                    

Setelah selesai bimbingan skripsi di kampus, aku dan Tika akan pergi ke cafe. Aku bekerja dan Tika mulai mencicil skripsinya. Jam makan siang di mulai, pengunjung cafe mulai membludak. Seperti biasa, aku membantu bagian kasir untuk mencatat pesanan. 

Dan aku melihat ada seorang wanita yang sangat cantik memasuki pintu cafe, Rambutnya yang hitam bergelombang terurai panjang. Dia memiliki kulit yang putih dan kaki yang jenjang. Tubuhnya kurus dan tinggi. Dia memakai Blouse hitam lengan panjang dan celana kain panjang berwarna cream dengan heels yang warnanya senada dengan celananya, dengan meneteng sebuah jas warna putih di lengannya. 

Ternyata wanita cantik itu tak sendiri. Dia datang kemari bersama Mas Satrio yang tiba tiba menyusul masuk ke dalam cafe. Aku melihat pria menyebalkan itu sedang duduk menunggu di sebuah meja tepat di depan meja kasir. Dan wanita itu pergi mengantri untuk memesan beberapa makanan. 

Wajah cantiknya itu nampak tak asing bagiku, sepertinya aku pernah melihatnya di pesta pernikahanku. Dia tersenyum ramah padaku, lalu dia berjalan mendekat ke arahku. Dia menyapaku dan aku juga menyapanya,

"Selamat siang Kak, bisa dicatat apa pesananya?" aku tersenyum ramah kepadanya

"Hai, kamu Mira ya?" tanya wanita itu,

"Iya Mbak, Mbak kenal sama saya?" tanyaku

"Ya kenal dong, kenalkan nama saya Vera, teman sekaligus rekan kerja Satrio." dia mengulurkan tangannya ke arahku

Mendengar namanya aku refleks langsung menjabat tangannya, "Dokter Vera? Salam kenal dokter, maaf saya masih belum mengenali dokter."

"Iya, gpp kok. Tapi kalo di luar jangan panggil dokter lah. Gak enak ah dengernya. Kamu boleh panggil aku Vera."

"Oh, iya maaf Mbak. Mbak Vera mau pesan apa?"

"Vegetable saladnya satu, air mineral dinginnya satu, spaghetti bolognaise satu sama Hot Americano nya satu." pesan Dokter Vera kepadaku. 

"Saya ulang ya Kak, Vegetable saladnya satu, air mineral dinginnya satu, Hot Americanonya satu sama spaghetti bolognaise satu, ditunggu pesanannya ya Kak." ucapku ramah kepada Dokter Vera. 

Setelah membayar, dokter Vera pergi dan duduk di sebelah Mas Satrio. Aku berusaha mengalihkan perhatianku dari mereka berdua. Tapi tumben,  jika dokter sinting itu kesini biasanya dia juga memesankan aku makanan juga, tapi ini dia malah asik berdua duaan dengan dokter Vera, apalagi sekarang mereka berdua lagi ketawa-ketiwi juga.

Apa mungkin tujuan mereka kesini cuma pengen membalas dendam gara gara kejadian kemarin malam itu? Dan mereka sengaja ingin membuatku cemburu?

"Hoi! ngapain lo? ngelamun aja!" Suara Tika mengagetkanku

"Apaan sih Tik? Ngagetin aja!"

"Gue mau pesen makan Mir, laper nih gue kaya belum makan setahun. Lo sih dari tadi gue panggil gak denger denger!"

"Gitu ya? maaf, maaf."

"Lo liatin apaan sih Mir?" sambil menoleh ke arah pengunjung, "Itukan kakak ipar lo Mir? Dia selingkuh? Wah gak bener nih!"

"Enggak deh kayaknya Tik. Kalo mereka emang beneran niat selingkuh, ngapain mereka selingkuh disini? Kan disini ada aku, kalo emang bener gitu namanya dia nyari mati kan?"

"Iya bisa aja kan Mir? lo foto mereka berdua dong, biar ada bukti kalo lo nanti bilang ke Mbak Della. Lagian kan cowok emang jarang bisa di pegang kata katanya? Apalagi kalo misalnya lo gak punya bukti yang kuat!"

"Iya sih, tapi masa sih mereka selingkuh? Bisa aja mereka cuman temen biasa aja kan? trus makan siang bareng deh disini?"

"Eh, anda jangan teledor! Jaman sekarang temen bisa jadi demen Mir!elo jangan lengah kalo punya laki, apalagi kalo lakinya kayak dia. Udah ganteng, berduit lagi, sekarang cewek mana sih yang gak doyan sama dia? Nah itu lo liat baik baik, itu cewek yang di bawa kakak ipar lo, dia cantik banget, Kalo di bandingin elo sih kagak ada apa apanya! Bagaikan langit sama kerak bumi sih, hehehe!"

PENGANTIN DADAKAN ✔  [ Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang