34. Hai!

536 80 85
                                    

4 Tahun Kemudian...

"Yaudah, ntar gue kirim lewat email aja. Nyebelin banget lo baru bilangin gue sekarang!" Yeri mendengus kesal, lagi-lagi ia harus berurusan dengan pekerjaannya di hari ia libur total.

Tyong yang wajahnya terpampang memenuhi layar handphone Yeri kembali bersuara, "Hehe ya maap." Cowok itu nyengir, "ngomong-ngomong lu nggak usah patah hati lama-lama dong. Kerjaan gue numpuk, jangan lama-lama move on-nya. Cepetan balik sini!"

"Siapa juga sih yang patah hati?!" Yeri langsung kesal, "lo tuh masalah gue dari jaman kuliah masih aja dibawa-bawa."

"Abisnya tiap liat muka lu, malah wajahnya si Jeffrey yang ada di otak gue. Salahin dia juga dong, jangan gue doang."

Yeri memutar kedua bola matanya, "Nggak usah nyebut-nyebut namanya." Katanya dengan malas, "udahlah tutup aja ini video callnya, nggak penting."

"Yoi. Jaga diri lu disana, jangan aneh-aneh. Ntar lu kalau kenapa-kenapa, Mark panik kayak lagi ada teror bom." Katanya, "Terus jangan lupa oleh-olehnya buat gue sama Giselle. Hehehe."

Giselle adalah salah satu teman Yeri yang sering kali mengkhawatirkan keadaannya, apalagi kalau ada kaitannya dengan Jeffrey, Giselle nggak akan bisa berdiam diri saja. Tyong juga jadi makin mirip, jiwanya kayak ibu-ibu yang protektif sama anaknya. Udah deh mereka emang jodoh, kelakukannya sama, "Iya-iya! Bawel bener jadi manusia."

"Mark jadi kapan nyusulin lo kesana?"

Yeri menggelengkan kepalanya, lalu menghembuskan nafas beratnya, "nggak tau."

"Lah, nggak tau gimana?"

"orang dia lagi sibuk banget." Yeri menghela nafas beratnya, "jadi sepi rasanya."

"Ingkar banget emang tuh anak. Jauh-jauh aja lo mulai sekarang, jangan mau lagi sama Mark."

"Kompor gas meledak emang mulut lo tuh!"

"HEHEHEHEE!" Tyong tertawa sampai kedua matanya menyipit, "tapi tenang aja, permasalahan patah hati lu gara-gara Jeffrey nggak bakal gue aduin ke Mark kok. Gue masih pengen hidup soalnya."

"Bodo amat dah. Emang kesel banget ngomong sama lu ya. Gue tutup beneran nih, bahas masalah email aja jadi merambat kesana-sini."

"Ya siapa tau lo udah kangen Gue, Giselle dan yang lainnya, termasuk Aa' Jeffrey." lalu sebelum panggilan video itu berakhir, Tyong mengucapkan, "Jangan lupa move on, soalnya pintunya Jeffrey udah ditutup rapet, udah gabisa dibuk—"

Panggilan diselesaikan secara sepihak oleh Yeri. Ia sudah bosan kalau harus kesal gara-gara Tyong, suaminya Giselle itu. Iya, mereka belum lama ini melangsungkan pernikahan, sekitar enam bulan lalu mungkin. Jadi udah sah banget dinyatakan sebagai suami dan istri, baik secara agama maupun negara.

Yang bikin kesel lagi adalah hampir setiap hari di kantor, Tyong pamer ke Yeri perihal indahnya kehidupan pernikahannya, katanya kalau mau ngapa-ngapain nggak ada masalah lagi, langsung gas aja soalnya udah sah. Nggak kayak Yeri yang masih punya batasan ini itu. Nggak punya akhlak emang cowok satu itu. Bikin emosi.

Nggak hanya berita pernikahan Tyler dan Giselle beberapa bulan yang lalu yang sempat bikin heboh seangkatan. Berita pertunangan Jeffrey dan Rose rasanya seperti menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sampai sekarang, berita itu masih dibahas kalau Yeri dan teman-teman kuliahnya lagi nongkrong bareng. Kabarnya, Jeffrey dan Rose sekarang berada di tahap persiapan pernikahan. Katanya sih, Wendy pernah bertemu mereka di butik, fitting gaun pengantin.

SEMESTER AKHIR; Jung Jaehyun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang