"Shit! Gue mati lagi!"
Jeffrey malah sibuk sendiri dengan handphone miliknya. Memainkan game dengan penuh konsentrasi. Mengabaikan Rose yang sedang menyandarkan kepalanya di pundak Jeffrey, beberapa detik kemudian lengannya melingkar di tubuh cowok itu. Bertanya, "Jeff, sayang, kamu nggak kangen sama aku?"
"Iya aku sayang kamu." Jawab Jeffrey, tatapannya nggak beralih dari benda ditangannya. Fokus gamenya nggak berkurang sama sekali.
Rose langsung mengangkat dagunya, dahinya juga membentuk kerutan, "Aku tuh nanya, kamu kangen apa nggak sama aku? Bukan nanya kamu sayang atau nggak sama aku!"
"Iya kangen." Jawab Jeffrey singkat. Tapi dusta, karena tadi pagi mereka sempat bertemu di kampus. Dan sore ini Rose juga mampir di apartnya. Kalau dipikir-pikir sih nggak masuk akal banget pertanyaannya. Mereka berdua aja lagi sebelahan, terus maksudnya kangen tuh gimana? Jeffrey nggak ngerti.
"Aku jugaaaaa, kamu weekend kemaren sibuk latihan terus sih, jadi nggak bisa ketemu." Rose memeluk Jeffrey dari samping, menyandarkan kembali dagunya diatas pundak pacarnya itu, "abis ini temenin aku ke uniqlo mau ya sayang? Pengen beli kemeja baru lagi nih."
Jeffrey masih sibuk menekan-nekan layar handphonennya, "besok aja ya Rose, aku masih capek. Pengen istirahat dulu."
"Yaaahh..." Rose kecewa, "tapi besok janji ya sayang?"
Jeffrey menghentikan gamenya untuk sementara. Dirinya memberikan senyuman, serta menganggukkan kepalanya, "Iya janji."
"Love you, Jeff." Rose langsung senang bukan main. Perempuan ini langsung memberikan kecupan di pipi kanan Jeffrey.
•••
Setelah Rose meninggalkan apartment Jeffrey, cowok ini langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Menurunkan suhu AC, lalu menarik selimutnya dan mendekap guling kesayangannya. Termenung untuk yang kesekian kalinya.
Baru-baru ini, setelah Jeffrey mengetahui usainya hubungan Mark dan Yeri, Jeffrey sering merasa kebingungan sendiri. Mark nggak pernah menceritakan apapun terkait dengan masalah ini. Maksudnya tentang dirinya itu dan Yeri yang hanya memiliki sebatas komitmen untuk bersama.
Well, seharunya komitmen nggak dibarengi dengan kata 'hanya', karena komitmen sejatinya memang sulit dipertahankan dan dipertanggungjawabkan. Mark adalah salah satunya, ia nggak bisa menghargai komitmen itu sendiri. Itu menurut pikiran Jeffrey.
Jauh dari hari ini, beberapa tahun yang lalu, Jeffrey sempat menaruh perhatian kecil kepada Yeri. Bukan apa-apa, hanya sering memperhatikan dari kejauhan karena nggak memiliki hubungan pertemanan yang dekat. Waktu itu Jeffrey terlalu canggung untuk memulai.
Yeri benar-benar terlihat super jutek, tapi anehnya cewek itu juga terlihat akrab dengan teman-teman seangkatannya, bahkan lintas angkatan juga.
Sejak saat itu, setiap gerak-gerik Yeri membuat dirinya penasaran. Diam-diam ia memperhatikan cewek itu. Hanya demi mengetahui sifat aslinya. Terkadang sedikit basa-basi dilakukannya di fakultas, belum berani kalau harus mengambil langkah dekat karena Yeri sering terlihat nggak nyaman dengan dirinya. Entah itu hanya menurut pemikiran Jeffrey saja atau memang begitu.
Setahunya, kegiatan Yeri biasanya pulang ke kos atau nongkrong bareng teman-teman ceweknya ketika kuliah usai. Selebihnya Jeffrey nggak tau, dia bukan stalker dan nggak ada rencana jadi stalker.
Hingga Mark, temannya yang tiba-tiba mulai dekat dengan Yeri dan berita tentang hubungan mereka yang tersebar kemana-mana. Kemudian membuat Jeffrey nggak pernah memperhatikan Yeri lagi. Ia sangat menghargai perasaan temannya dan perasaan Yeri, karena pada saat itu, sebenarnya Jeffrey hampir saja melangkah mendekat, tapi ia terpaksa menjauh kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTER AKHIR; Jung Jaehyun [END]
FanfictionNgerjain skripsi, revisi dan berganti tambatan hati? • Jung Jaehyun • Kim Yerim • Mark Lee