Yeri menguap begitu lebar sedetik setelah ia membuka matanya. Kemudian kedua bola matanya menelusuri seisi kamarnya penuh dengan koper-koper, juga diterangi dengan cahaya redup, menyadari kalau dirinya tidak sedang berada di rumah maupun kosnya. Ia segera mencari dimana letak jam dinding, namun tidak menemukannya. Lalu beralih mengaktifkan handphone miliknya. Tertera disana, hari ini adalah hari jumat, pukul 04.30.
Masih terlalu pagi, matahari sepertinya belum terbit. Dua teman sekamarnya, Giselle dan Herin masih terlelap dengan balutan selimut. Sebenarnya ia pun juga terbilang sangat jarang membuka matanya sepagi ini.
Yeri berjalan keluar dari kamarnya, menuju kamar mandi. Ia berlari sekencang mungkin karena nggak kuat menahan. Sialnya pintu kamar mandi terkunci dari dalam, menandakan kalau didalamnya masih ada orang. Yeri berteriak, "Siapa nih di dalemmmmm?"
"Gue!" Sahutnya dari dalam. Nggak salah lagi, cowok ini pasti Jeffrey. Siapa lagi yang punya suara menggelegar kayak bapak-bapak selain Jeffrey?
"Buruaaaaannn!"
"Iya-iya, bentar!"
Nggak lama dari itu, Jeffrey membuka pintu kamar mandi. Yeri bergegas masuk. Baru beberapa langkah, ia mundur lagi, menatap Jeffrey dengan mata tajamnya, "Ih abis boker lo ya? Bau eek!"
"Gue ini manusia, kotoran di dalam tubuh ya harus dibuang!" Sahutnya. Wajahnya keliatan masih ngantuk banget. Apalagi suara Jeffrey yang aslinya saja sudah berat jadi terdengar lebih berat lagi. Bawa beban berapa kilo sih sampai seberat itu?
"Udah disiram belum sih?"
"Udahlah, lu kira gue ayam yang abis ngeluarin tai langsung ditinggal?!" Seru Jeffrey.
"Mana tau abis itu tainya malah lu kubur. Padahal ada air."
"EMANG GUA KUCING APAAA?!"
"Yaudah santai aja dong, nggak usah ngegas. Lagian kucing juga imut!"
Kedua tangan cowok itu langsung diangkat sampai depan wajahnya. Lima jemari Jeffrey ditekuk, lalu menunjukkan pose semirip mungkin dengan kucing. Kemudian mengucapkan, "Miawww..."
Bukannya gemas, Yeri malah jijik melihat kelakuan manusia random satu itu, rasanya sampai pengen mukul wajahnya biar dia nggak kebanyakan tingkah, "Nggak usah sok imut lo, jadi makin kebelet kan gueee!!!"
"Yaudah langsung masuk aja kenapa sih?!" Jeffrey segera mendorong tubuh Yeri ke dalam kamar mandi, kemudian segera menutup pintunya dari luar sambil tertawa, "Bwahahahahahaa, rasain tuh!"
"JEFFREYYYYYYY!!!!!" Yeri berteriak dari dalam, "BUKAAA WOYYYY! ANJER, BEKASAN TAI LU INI BENER-BENER BIKIN GUE MAU SEMAPUT!"
Jeffrey membuka pintunya, tawanya nggak bisa redam begitu saja, "Gimana ras— aduh! Nggak usah pukul-pukul gue kenapa sih?!"
"Sini lu." Yeri menarik Jeffrey sampai cowok itu memasuki kamar mandi. Lalu segera berlari keluar lagi karena udah nggak kuat untuk menahan nafas. Yeri mengunci pintu itu dari luar, seperti yang Jeffrey lakukan tadi.
"BUKAAAAAAA!" Sekarang giliran Jeffrey yang berteriak dari dalam, "BAU TAINYA BEGINI AMAT SIHHHH."
"Kenyangin tuh aroma tai produksi sendiri di pagi hari!"
Masalahnya adalah, di rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama beberapa hari kedepan ini hanya memiliki satu kamar mandi. Artinya beberapa hari kedepan mereka akan saling berebut hanya demi memasuki tempat ini. Seperti sekarang.
Setelah Jeffrey keluar, Yeri mengambil pengharum ruangan yang terlihat dibawah meja dan menyemprotkan ke dalam kamar mandi agar bau busuk itu berganti menjadi sewangi kebun bunga. Lalu ia bergegas kembali memasuki kamar mandi. Yeri udah bener-bener nggak bisa menunda rutinitas paginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTER AKHIR; Jung Jaehyun [END]
FanfictionNgerjain skripsi, revisi dan berganti tambatan hati? • Jung Jaehyun • Kim Yerim • Mark Lee