"Tempatnya jauh nggak, sih?" Jeffrey agak ragu, "ini beneran lo nggak apa-apa pergi? Harusnya kan istirahat aja di rumah."
Yeri menggelengkan kepalanya, "nggak apa-apa kok, lagian tempatnya nggak jauh."
"Beneran nggak jauh? Tapi kok nggak nyampe-nyampe sih?" Tanyanya yang sedari tadi hanya jalanan dan kendaraan yang dilihat. Merasa tujuannya masih sangat jauh.
"Ya sabar aja, bentar lagi sampe Jeff."
"Takutnya gue nginjek gas terus, abis itu nggak kerasa malah bablas sampe Arab Saudi, kan bingung nanti ketemunya onta."
"Gak apa-apa, ntar sekalian gue mau ngebor ladang minyak disana."
"Heh, ngapain? Mau jadi raja minyak arab lu?"
Yeri mengangguk, "Iya, biar gue kaya raya. Siapa tau juga gue dapet jodoh pangeran arab."
"Padahal samping lo ini juga pangeran."
"Ewh, Jeffrey najong Nicholas jijik Candrakusuma."
"HEH!"
Di hari selanjutnya, mereka berdua memutuskan untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata, di kota tempat Yeri tinggal. Semacam tempat wisata alam yang pengunjungnya dapat berinteraksi dengan rusa, ada juga kelinci. Letaknya nggak terlalu jauh dari rumahnya, dapat ditempuh dengan perjalanan selama kurang lebih empat puluh lima menit.
Sebenarnya ini adalah ide dari bunda. Katanya mumpung Jeffrey ada disini, jadi harusnya diajakin pergi ke tempat-tempat wisata. Selain itu, juga supaya otaknya lebih fresh, karena tempatnya berada di dataran tinggi, nanti pas skripsian jadi semakin lancar mikirnya. Nggak butek jalan pikirnya.
Yeri sih sebenernya kurang setuju, tapi bunda ngotot. Bingung juga Yeri sebenarnya, kenapa bundanya jadi tiba-tiba ngotot begini. Jeffrey juga mau-mau aja, dengan senang hati dia membatalkan kepulangannya hanya demi melihat rusa-rusa. Mau gimana lagi, Yeri akhirnya ikut setuju juga. Hitung-hitung sih nyenengin hati Jeffrey, yang udah berbaik hati nganter dia pulang.
"Yang lebih deket lagi ada nggak?" Tanya Jeffrey sambil memegang kemudi mobil, "takutnya nanti lo malah kecapekan."
"Jeff..." panggil Yeri, "sebenernya tadi gue nggak mau pergi soalnya takut lo yang kecapekan, bukan gue. Lo kan dari semalem nyetir terus."
"Gue sih nggak apa-apa."
"Atau hari ini gue aja Jeff yang nyetir?"
Sontak, Jeffrey langsung melotot. Padahal bumper depan mobil Yeri masih penyok dan belum diperbaiki. Perempuan ini ngide mau nyetir, apa nggak inget kelakuannya terakhir kali dia nyetir?
Yaampun, bisa terancam keselamatan mereka berdua. Apalagi kalau tiba-tiba cewek ini teringat oleh Mark, gara-gara patah hatinya muncul lagi, Jeffrey curiga kalau bakalan langsung diterbangin kali ya ini mobil.
Jeffrey menggelengkan kepalanya, "Nggak, gue aja."
"Kalau lo capek nanti gantian gue aja."
"Gue nggak akan capek," Ucap Jeffrey dengan sangat yakin, "Yaudah, maju terus nih berarti? Pantang mundur ya nih kita? Gas ya?"
"He'em." Yeri mengangguk.
Seperti yang telah disepakati keduanya, mobil milik Yeri terus melaju kencang. Menembus jalanan dan mendahului beberapa mobil didepannya. Jeffrey kadang agak bar-bar memang nyetirnya. Gayanya selangit kalau udah pegang kemudi mobil, merasa jadi pembalap F1.
Nggak butuh waktu yang lama bagi mereka untuk menembus jalanan, akhirnya mobil terparkir begitu sempurna. Sebelum turun dari mobil, Jeffrey merapikan rambutnya kembali. Cowok satu ini memang hobinya mainan rambut, tiap detik benerin rambut. Sedangkan Yeri nggak melakukan ritual apapun, dia langsung turun dari mobilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/220877800-288-k719785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTER AKHIR; Jung Jaehyun [END]
FanficNgerjain skripsi, revisi dan berganti tambatan hati? • Jung Jaehyun • Kim Yerim • Mark Lee