8. SMA

520 100 46
                                    

"Bangun Woy! Udah jam berapa iniiii?!" Yuta membangunkann Jeffrey dan Yeri dengan cara yang sama sekali nggak slow, teriak-teriak seenaknya sendiri. Padahal ini juga bukan apartmentnya.

"Bangun Jeff!! Mana tidur berduaan gini lagi— lo berdua tuh udah ada pawangnyaaa!" Dovy juga ikut ngegas, padahal yang dibangunin aja masih belum kekumpul nyawanya.

"Awas ya kalau gue kelar mandi, lo berdua belum bangun juga!" Ancam Yuta kemudian berlalu menuju kamar mandi.

"Yer, Jeff, bangun. Udah siang." Tyler membangunkan dengan cara yang lebih manusiawi. Menepuk-nepuk pundah Jeffrey dan juga Yeri.

Yeri dengan susah payah membuka matanya. Tulangnya rasanya seperti patah, kaku semuanya karena posisi tidur yang nggak bener.

Semalaman dia tidur di ruang tengah apartment ini, dengan posisi terduduk dan lengannya yang ia gunakan sebagai sandaran. Laptop didepannya masih menyala, hingga membuat matanya silau. Sedangkan Tangan kirinya berada dalam genggaman Jeffrey yang masih memejamkan matanya.

Digenggam Jeffrey? Kok bisa?! Wah kurang ajar nih cowok, pegang-pegang tangan gue! Kata Yeri dari dalam hati.

Sedangkan Jeffrey baru saja membuka matanya, ia melepaskan genggaman tangannya dan melakukan peregangan ringan. Semalam ternyata dia juga tertidur. Setelah menguap begitu lebar, ia berkata, "Pagi Yer..."

"... Pagi Jeff." Yeri bingung. Sepertinya Jeffrey nggak sadar kalau tadi tangannya menggenggam tangan Yeri.

Selain tangannya yang tadi digenggam, tubuh Yeri juga dibalut dengan jaket milik Jeffrey. Rasanya hangat.

"Lo mau mandi dulu nggak?" Tanya Jeffrey sambil mengucek-ngucek matanya. Mukanya bengkak, mirip bantal, tapi level gantengnya maksimal. Kok ada ya manusia bangun tidur seganteng ini? besok yang jadi istrinya apa nggak bingung? Begitulah isi batin Yeri.

"Gue mandi di kost gue aja." Jawab Yeri.

"Tapi gue mandi dulu disini ya, nanti gue anterin lo ke kosan."

"Gue sendiri aja Jeff," Yeri mengambil flashdisk didepannya, "ini gue print di kosan gue aja ya? Nanti biar gue sekalian yang fotokopiin."

"Kemaren gue kan udah janji mau nganter lo balik." Katanya, "Nanti sambil nungguin lo siap-siap, gue print sama fotokopi deket kosan lo aja."

"Itu kan kemaren, sekarang anggep aja udah beda cerita." Balas Yeri, "pinjem motor ya, nanti gue kesini lagi— berangkat jam 8 kan?"

"Gue anter aja, lo masih ngantuk, kalau lo kenapa-kenapa gimana?"

"Lo juga ngantuk, bukan gue doang. Jangan lebay ya lo."

"Yaudah deh. tapi nanti kalau lo udah nyampe kosan, lo kabarin gue ya." Pinta Jeffrey, lalu menggaruk tengkuknya, "ntar kenapa-napa lagi tuh motor."

"Iyadeh, iyaaa."

"Bawa aja Jaket gue, nanti lo masuk angin."

Yeri terkekeh, "Udah macem bapak gue aja lu Jeff."

"Calon bapak masa depan juga ini gue."

Kemudian Jeffrey memberikan kunci motor matic milik Tyler, satu-satunya motor yang bisa Yeri kendarai karena yang lain motornya gede-gede. Jangankan mengendarai, baru liat doang aja udah berasa nggak kuat.

Sepanjang jalan pikiran Yeri melayang kemana-mana, tapi nggak kehilangan fokus. Banyak hal yang membuat dirinya bertanya-tanya. Yang paling membuat dirinya terganggu adalah bagaimana bisa tangannya digenggam oleh Jeffrey dengan begitu eratnya, atau malah dia sendiri yang nggak sadar menggenggam tangan Jeffrey duluan.

SEMESTER AKHIR; Jung Jaehyun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang