30. Lo masih sama!

10 8 4
                                    

Langit siang ini terasa panas menusuk hati, mentari terik menyapa jiwa yang mulai berserakan pergi. Waktu menunjukkan pukul 12.20 jadi, wajar saja wilayah Jakarta kembali dengan suasana usangnya. Mereka berdua, Senja yang sibuk dengan gitar dan Rindu mulai membuka ponselnya.

Semua notifikasi diambil alih oleh grup Whatsapp 'RiViBell'. Rindu maklum, beberapa hari ini memang ketiganya jarang menghabiskan waktu bersama dan berakhir hanya lewat grup tersebut.

Bella :
Hallo guys, lagi pada ngapain nih? Meet up yukk :)

Villo :
Gw rebahan doang, bosen :(

Bella :
Sama, gw juga. Gas lah, kita ketemu lagian udah lama juga nggak jalan bareng bertiga. Woy, Rin, nongol kek, diem-diem mulu dah.

Vilo :
Gw sih ayuk aja. Gimana nih? @Rindu?

Rindu :
Sorry gw telat gabung lagi, hehehe. Mau meet up? Jangan hari ini ya, sorry gw nggak bisa ><

Vilo :
Hmm.. biasa dehh.

Bella :
Lagi dimana, Rin? Sibuk ya?

Rindu :
Lagi di luar nih, jalan bareng Senja, hahaha. Eh, awas aja kalian ejek gw.

Vilo :
Taulah yang lagi berbunga mah.

Bella :
Udah sejauh apa, Rin, sama Senja?

Rindu :
Mulai deh, gw cuma temenan koq. Saling mengerti satu sama lain aja, nggak lebih.

Vilo :
Lebihin dong.

Bella :
Pepet troosss

Rindu :
Hm.. terserah kalian mau ngetik apa, gw tinggal ya, xixixi.

Vilo :
Bantu do'a aja gw mah. Baek baek, Rin ^-^

Read
Rindu melihat jam diponselnya, pukul 12.40, sekarang. Teringat akan janjinya, Rindu segera bersiap untuk kembali pulang. Diikuti pandangan Senja yang mulai mengerti.

"Sen, balik yuk. Inget, kan? Gw nggak bisa lama-lama," ucap Rindu dengan mata yang terus memperhatikan ponselnya.

"Yaudah yuk."

Motor ninja rr 150cc mulai berinteraksi dan membawa keduanya melesat pergi saat ini juga. Tak ada percakapan selama perjalanan, Rindu pikir itu akan mengganggu kenyamanan Senja saat berkendara. Walau kenyataannya tak begitu, tapi ini yang menjadi pilihannya. Mendarat dengan mulus, keduanya tiba didepan rumah Rindu.

Di teras rumah, terlihat sosok pria dengan melambaikan tangan kearah Rindu. Ya, tak lain adalah Anjas. Mendapat perlakuan seperti itu, Rindu tersenyum dan membalas lambaian tangannya. Senja yang melihat hanya bisa menyaksikan dan mulai membuka suara.

"Siapa, Rin?" tanya Senja basa-basi, padahal Ia sudah mengetahui. Laki-laki itu adalah Anjas, anak baru di sekolah mereka.

"Itu Anjas, dia murid baru juga di SMA kita dan satu kelas juga sama gw," jawab Rindu lantang, sesekali pandangannya terarah pada Anjas yang berada di sebelah sana.

"Iya udah tau," kata Senja singkat.

"Kalo tau kenapa nanya, Sen? Aneh deh, haha," ledek Rindu dengan menyunggingkan senyum tipis.

"Gapapa pengen aja," sahut Senja datar, "dia anak baru, kalian deket ya? Kan nggak mungkin deket dalam waktu cepat."

"Kebetulan kita sahabatan dari kecil dan wel.. kita baru ketemu lagi setelah 5 tahun nggak saling contact," jelas Rindu yang membuat Senja membeokan matanya.

Senja segera membenarkan posisi dan raut wajahnya. "Gw balik, thanks for time."

"Oke ati-ati. Jangan lupa kirim rekaman yang tadi," Ucapan Rindu hanya diberi acungan jempol.

Setelahnya Senja pergi, dengan kegelisahan hati.
Kenapa? Kenapa, selalu aja kayak gini?! batin Senja.

Perlahan Senja menjauh dari penglihatan, Rindu mulai melangkahkan kaki tepat diposisi Anjas. Jangan lupakan, dengan senyum itu pastinya.

POV Rindu ♤

"Abis jalan nih ceritanya?" tanya Anjas begitu menggoda membuat sang empunya tersipu malu.

"Apaan sih, biasa aja kali," balas Rindu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tadi pagi pas lagi jogging, gw ketemu dia. Pacar lo ya?" tebak Anjas.

"Haah?! Bukan kok, temen doang," ucap Rindu sedikit terkejut.

"Kelihatannya dia tipe orang yang cuek dan nggak pekaan, bener?" tanya Anjas menebak-nebak.

"Bisa jadi."

"Hm.. siapa namanya? Gw nggak sempet nanya tadi."

"Senja dan ...."

"Kalian suka satu hal yang sama?" tukas Anjas cepat. Selalu seperti itu, sifat jail Anjas kembali terlihat. Tapi, Rindu tak masalah, Anjas adalah sahabat yang juga mengertinya.

"Baru mau ngomong udah dipotong aja."

"Haha sorry, semoga cepet deh," Cara bicara Anjas sulit dimengerti.

"Cepet apa, nih?"

"CEPET JADIANNN!! HAHAHHAHA," Anjas berlari meninggalkan Rindu dengan teriak dan tertawa sangat puas.

Rindu tak terima dengan candaan Anjas, langsung sigap Ia berlari mengejar dan berakhir dengan aksi kejar-kejaran. Terlihat seperti anak kecil >< tapi itulah tips atau cara keduanya untuk tetap dan awet bersahabat, selamanya. Anjas selalu mendukung dengan siapapun pasangan Rindu, juga sebaliknya. Tak ada jaim-jaim disini, mereka terlihat begitu dekat dan mungkin orang yang baru melihat keduanya akan beranggapan mereka adalah sepasang kekasih. Wajar saja bukan?

Dunia setiap orang berbeda-beda. Menjadi bahagiapun bisa dengan cara yang sederhana. Bersama keluarga, sahabat, pacar, bahkan teman itu semua sangatlah mungkin. Percaya? Harus percaya!!

Bahkan hal kecil dan sangat sederhana menjamin kebahagiaan datang dengan sendirinya. Tuhan selalu mempunyai cara dan skenario tersendiri, kadang tanpa dimintapun semua itu akan datang, bagai air yang mengalir. Terbaik dan tetap di hati.

~Don't be afraid and stay grateful~

"Lo masih sama dan nggak ada bedanya, Jas. Gw harap lo selalu kayak gini dan dukung disaat gw nggak baik-baik aja," monolog Rindu dengan senyum yang terpancar dari bibir itu. Rindu senang dan bahkan sangat-sangat bahagia.
.
.
.
.
.
.
.
Haii, haloo 🙌😊
Apa kabar nih? Udah lama author nggak tanya kabar kalian, hehehe. Semoga selalu dalam keadaan sehat ya^_^
Nah, nggak kerasa SENDU udah 30 part nih😋🥳
Jangan bosen buat nunggu kelanjutannya ya :)
Semoga kalian suka bagian ini, jangan lupa vote & komennya 🤭😁
See you👋👋

Selamat membaca readers🤗
Salam manis °Dzulfania ❤

Bertemu Kala Senja ✔️ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang