Hari ini adalah hari Sabtu, hari libur tentunya. Kembali pada aktivitas sehari-hari. Senja sudah berada di sofa ruang keluarga, menghempaskan tubuhnya di sofa tersebut. Matanya sedang menyaksikan channel televisi, sungguh! Ia bosan dengan ini.
Sampai saat ini pun, Rindu belum memberi kabar akan kesiapan dirinya untuk pergi ke Pantai Ancol bersama Senja. Sampai saat ini pula, Senja masih menunggunya.
Blushh ^_^
Selang beberapa waktu, ponsel Senja berdering, tentu dirinya mengetahui tanpa melihat. Benar saja, ada panggilan Rindu disana."Hallo, Sen. Maaf kemaren gw lupa ngabarin lo. Gimana hari ini? Jadi?"
"Hmm, jadi lah! Lo jadi ikut?"
"Iya hehe. Trus mau ketemu dimana nih?"
"Gw kerumah lo sekarang."
"Lah? Gw belum mandi, Sen. Sorry ...."
"Yaudah buru mandi, gw jalan nih."
"Oke, see you."
Tuuut tuttt
Panggilan berakhir, Senja beralih menuju kamar untuk mengambil kunci motor dan jaketnya. Wajah itu terlihat sedikit datar, mungkin sedikit kesal pada Rindu yang baru mengabarinya pagi ini.
Ahh sudahlah, batinnya.
Kaki itu kembali melangkah dan..."SENJAA!! MAU KEMANA KAMU?" Teriakan Disa membuat Senja terlonjak kaget.
Senja lupa, bahkan bukan cuma Rindu yang lupa. Tapi juga dirinya, yang lupa untuk meminta izin kepada orang rumah terkhusus orang tuanya. UCULLL..
Beralih menatap Disa, Senja bergegas menghampirinya. "Pagi, Mah. Maaf Senja lupa kasih tau, Senja pergi keluar ya."
"Mau kemana emangnya? Tugas sekolah?" tanya Disa.
"Bukan, Mah. Cuma mau ke Ancol doang kok."
"Ohh yasudah. Sendiri aja, Sen?" Disa kembali bertanya, mengingat tak ada seseorang selain mereka berdua.
"Sama temen, Mah," ucap Senja singkat. Tangannya mulai gatal untuk menancapkan gas, sepertinya.
"Dirga? Atau ... ?"
"Yaudah, Mah. Senja pamit, Assalamu'alaikum," tukas Senja yang langsung berjalan pergi, padahal Disa belum sempat melanjutkan ucapannya itu.
"Ii-iya hati-hati," sahut Disa terbata-bata.
Tatapan Disa sulit diartikan, alisnya sedikit dinaikkan beberapa senti. Menatap putranya yang perlahan menjauh dari penglihatannya.
Nggak biasanya Senja seperti ini, yasudahlah mungkin urusan anak muda, batin Disa dan sedikit mengulas senyuman.
POV SENDU ♡
Senja mulai melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Tentu dan pastinya dengan motor ninja rr 150cc kesayangannya. Sekitar 8 menit, akhirnya Senja berhenti tepat di depan rumah Rindu. Sigap, Ia melangkah menuju rumah itu.
Tok tok tok
Bunyi ketukan pintu yang tak lama dibuka oleh seorang wanita yang dipercaya Senja adalah Ibu Rindu. Karena sebelumnya mereka pernah bertemu dan sedikit berkenalan."Pagi, Tante. Rindu-nya ada? Sebelumnya saya sudah ada janji," ucap Senja dengan kedua mata yang saling bertatapan.
"Pagi, oh ya silahkan masuk, Nak Senja. Tante susul Rindu keatas dulu, ya ...."
"Baik, Tante."
Puri meninggalkan Senja di ruang tengah. Tatapan matanya meneliti tiap sudut ruangan. Ada beberapa bingkai foto, Senja pikir itu foto keluarganya. Tepat, terhenti di salah satu bingkai dimana terdapat foto laki-laki dan perempuan. Sempat terlintas dalam pikirnya, mungkin itu kakak laki-laki Rindu bersama Rindu. Tapi, entahlah itu hanya pemikiran asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu Kala Senja ✔️ [Sudah Terbit]
أدب المراهقينMenaruh sejuta harapan dan impian setiap kata, membawamu seakan ingin menggapai segalanya. Azharia Rindu Prastya dan Alfaizh Senja Pratama, berada pada satu kekaguman yang sama, senja. Pertemuan awal di sebuah wisata Pantai Ancol kala sang senja dat...