Rindu masih meneliti tiap sudut wajahnya. Begitu lama, mereka tak saling jumpa dan wajar saja saat melihatnya, Rindu ingin meraih dan menghampirinya. Jauh! Sebelum momen ini terjadi, bahkan harap dan angannya mendahului. Kini, gejolak rasa dalam hatinya mampu membuat Rindu lebih nekat.
"Sen, gw ke toilet bentar ya," ucap Rindu.
"Oke, gw tunggu disini."
Tidak!! Rindu sedang berbohong saat ini. Setibanya di toilet, Rindu beralih menatap ponselnya dan mulai mengetikkan sesuatu.
***
Kembali pada Senja dan Kinta. Kinta masih saja melontarkan pertanyaan padanya, sungguh! Berapa banyak Ia menyiapkan pertanyaan itu. Huftt-_-
Bunyi notifikasi ponsel Senja berbunyi, jemari itu mulai meraih dan mendapati pesan masuk.--------------------------------
"Sen, gw balik duluan ya. Sorry ini mendadak banget, ada urusan yang harus gw selesain sekarang."
Dengan cepat Senja membalas, walaupun ini sedikit terpaksa.
"Oke, ati-ati di jalan, Rin."
--------------------------------"Kok tiba-tiba Rindu pulang duluan ya? Apa bener alasannya begitu? Atau karena ada Kinta disini? Ah, nggak mungkin," ucap Senja dalam hati.
Sebenarnya Senja ingin menolak, tapi pastinya akan membuang waktu yang Rindu miliki saat ini. Yasudah, Senja terima, walaupun terkesan aneh. Berangkat dan pulang tidak dengan orang yang sama.
POV Rindu ♤
Biru langit sore ini menjadi saksi. Dua insan yang memiliki hubungan begitu dekat, kini telah kembali dipertemukan. Rindu menyandarkan kepalanya pada bahu seseorang, pria tentunya.
???
Dia adalah Putra Anjasrawan, sahabat Rindu sejak kecil. Sosok yang pasti dan sangat dirindukan.Masih pada posisi sebelumnya, Rindu mulai menitikkan air matanya, yang mengalir begitu saja. Saat yang sangat Rindu nantikan. Semua kisahnya, juga tentang penyakitnya. Kini, Rindu sudah menceritakan semuanya pada Anjas.
"Sorry, Rin. Gw datang begitu tiba-tiba. Bahkan banyak, semua hal yang baru gw ketahui sekarang. Emang ya, gw bukan sahabat yang baik," ucap Anjas, "kadang, sesuatu yang dialami seseorang nggak selalu senang dan bahagia, Rin, lo harus tau itu. Tapi.. lo juga harus percaya, Tuhan nggak bakal kasih musibah, melebihi kemampuan orang itu sendiri," lanjutnya dengan tangan yang mengelus rambut berciri bob, milik Rindu.
Rindu masih diam, terpaku. Satu sisi Ia sangat bahagia telah dipertemukan kembali dengan sahabatnya dan sisi yang lain, juga dengan semua hal yang Ia lalui saat ini.
"Lo kemana aja, Jas?" tanya Rindu yang dengan segera membenarkan posisi dan sedikit mengulas air matanya.
"Mungkin lo bertanya-tanya, Rin. Selama ini gw pindah ke Lampung dan akhirnya sekarang gw putusin buat stay di Jakarta," jelas Anjas, raut wajahnya terlihat sedih. Rindu yakini, sepertinya ada sesuatu yang telah terjadi.
"Gimana sama orang tua lo? Mereka di Jakarta juga, kan? Udah lama gw nggak ketemu sama mereka. Ajak gw ketemu mereka dong, Jas," pinta Rindu.
Seketika raut wajah Anjas menjadi sedih dan sendu, mulutnya kembali bungkam. Ia berpikir, pertanyaan itu pasti akan Rindu tanyakan padanya. Entahlah, rasanya Anjas sangat berat mengatakan itu semua.
"Huhh," dengus Anjas, "orang tua gw ... udah meninggal, Rin," Terlihat jelas, sedih di wajah Anjas. Segera mungkin, Ia menundukkan kepalanya.
"Innalillahi, gw turut berduka cita, Jas. Kapan meninggalnya?" tanya Rindu tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu Kala Senja ✔️ [Sudah Terbit]
Teen FictionMenaruh sejuta harapan dan impian setiap kata, membawamu seakan ingin menggapai segalanya. Azharia Rindu Prastya dan Alfaizh Senja Pratama, berada pada satu kekaguman yang sama, senja. Pertemuan awal di sebuah wisata Pantai Ancol kala sang senja dat...