POV Rindu ♤
Ketiga sahabat -> Rindu, Vilo, Bella, telah sampai di kelas XII MIPA 1. Lima menit kemudian, bel akan berbunyi.
Teet teet teet ...
Tanda bel telah berbunyi. Keadaan kelas XII MIPA 1 sedikit ramai, mereka sedang membicarakan soal lomba HUT SMA Pendagaran."Gimana kalo Rindu yang mewakili kelas kita untuk lomba?" Riko selaku ketua kelas membuka percakapan.
"E—eeh kok gw si," nada bicara Rindu menolak.
"Ya nggk pph kali, Rin. Sekali-kali lo jadi perwakilan kelas," sergah Vilo.
"Iya lo aja, Rin."
"Gimana kalo lo ikut yang cipta puisi?"
"Boleh tuh."
Begitulah kiranya permintaan para teman-teman Rindu agar Ia menjadi perwakilan lomba nanti.
"Gimana, Rin. Lo bersedia, kan?" tanya Riko.
"E—em gimana ya. Gw pikir-pikir dulu kali ya," jawab Rindu gugup.
"Oke, kalo gitu besok gw tunggu jawaban lo ya. Jadi kalo misal lo nggak mau, gw bisa cari yang bersedia ikut," jelas Riko.
"Oke, Rik."
Tak ada percakapan setelahnya, beberapa sibuk dengan diri sendiri dan ada pula yang masih membujuk Rindu agar Ia bersedia mengikuti lomba.
Teeett teett ...
Tanda bel istirahat berbunyi, para siswa/i berkeliaran menuju kantin sekolah. Berbeda dengan Rindu yang kini sedang bersiap-siap menuju taman sekolah."Gw nggak ke kantin dulu deh," ucap Rindu kepada dua sahabatnya.
"Kenapa, Rin? Lo nggak laper emang?" tanya Bella.
"Nggak laper banget si gw, kalian kalo mau ke kantin ya silahkan."
"Lo beneran, Rin?" tanya Vilo.
"Iya, yaelah kalian. Santai aja kali," ucap Rindu santai.
"Oke. Kita duluan, Rin," ucap Bella.
"Iyooii."
Vilo dan Bella pergi menuju kantin. Berbeda dengan Rindu, Ia memilih menyendiri di taman sekolah dengan membawa buku berharganya itu. Tak ada yang mewakili perasaan Rindu saat ini, datar. Ya, begitulah ...
Terduduklah Rindu dibawah pohon rindang, membuka buku dan menuliskan beberapa kata diatasnya.--------------------------------
Tiada rasa tanpa perasaan—
Mewakilkan setiap kata tanpa tahu cara menjelaskan
Dia yang tercipta berbeda—
Memiliki berbagai kesempurnaan dilubuk hati terdalam
--------------------------------Kok gw bisa jadi puitis gini yak😂 batin Rindu.
--------------------------------
Tuhan berikan setiap hamba kekurangan dan kelebihanUmpamanya bintang...
Meski berada pada kegelapan,
Namun gemerlap terang terasa begitu nyata
--------------------------------Selembar kertas menjadi saksi atas perasaan Rindu hari ini. Entah apa maksud kata-kata tersebut. Ya, hanya Rindu yang tahu ;)
Eh iya, gw kan ada kesempatan buat ikut lomba cipta puisi, apa gw ikut aja ya? batin Rindu.
Iya bener, gw ikut deh :)Beberapa menit Rindu berada disana, mencari inspirasi dan ketenangan. Mungkin begitu, pikirnya.
Ia mulai bangkit dan kembali menuju kelas XII MIPA 1."Loh, Rin. Lo dari mana aja? Gw kira lo ke perpus tadi, ternyata enggk," nada bicara Vilo meninggi.
"Lah siapa bilang gw di perpus? Tadi itu gw ke taman, Vil," ucap Rindu.
"Ya nggk ada yang bilang lo di perpus sih, cuma gw kepikirnya disana," sambung Vilo.
"Enggk kok, orang gw di taman tadi, xixixi. Sorry ya, kalian jadi nyariin gw heheh."
"Iya gpp kok, Rin," ucap Bella.
"Ah elo, Bell. Gw yang nyari Rindu kemana-mana, lo kan cuma duduk doang," Ocehan Vilo mengganggu gendang telinga.
"Hehehe iya juga si," sahut Bella.
"Udah deh kita juga udah ketemu, udah yg tadi lupain aja," lerai Rindu.
"Iya deh, jadi ribet ntar," jawab Vilo.
"Nah, gitu dong sohib gw."
"Hmm," gumam Vilo datar.
Ketiganya tak ada yang membuka percakapan kembali. Sibuk dengan ponsel masing-masing.
Teringat akan niatnya di taman tadi, Rindu menuju bangku milik Riko."Rik, gw udah pikirin tawaran lo tadi. Jadi gw bersedia buat ikut lomba itu," ucap Rindu.
"Bener, Rin?" tanya Riko.
"Iya gw beneran kok."
"Oke, Rin, buat yg ngiringin gitarnya gw aja gimana?"
"Boleh."
"Oke deh, oh ya, lo besok anter list peserta lomba ke ketua kelas XII MIPA 5 ya. Nanti gw contact lo lagi buat peserta lomba yg lain."
"Oke, gw tunggu ya."
"Siap."
Begitulah percakapan singkat antara Rindu dengan Riko selaku ketua kelas XII MIPA 1. Akhirnya Rindu bersedia menjadi salah satu perwakilan lomba ;-)
POV Senja ♧
Teringat pesan Bu Afna terhadap dirinya. Setelah bel istirahat berbunyi, Senja menuju ruang guru tersebut.
Tok tokk tok ..."Permisi, Bu," ucap Senja.
"Silahkan masuk, Sen," jawab Bu Afna mempersilahkan Senja untuk masuk kedalam ruangan.
"Bagaimana, Bu? Apa yang ingin Ibu sampaikan?" tanya Senja to the point.
"Begini, Nak. Ini ada surat terkait lomba olimpiade sains antar sekolah. Jadi, setiap sekolah diminta untuk mengirimkan perwakilan minimal 2 orang untuk mengikuti lomba tersebut," ucap Bu Afna.
Selang beberapa detik kemudian, datang seorang gadis cantik yang merupakan siswi dari kelas XII MIPA 3.
"Permisi, Bu," ucap gadis tersebut.
"Silahkan masuk Kinta," jawab Bu Afna.
"Baik, Bu."
Kini Senja dan Kinta sedang berhadapan dengan Bu Afna, membicarakan suatu hal yang belum mereka ketahui sebelumnya.
"Baiklah karena kalian berdua sudah disini, langsung Ibu sampaikan saja. Ini ada surat undangan terkait lomba sains antar sekolah. Tiap sekolah diharapkan dapat mengirimkan perwakilan minimal 2 orang. Jadi, Ibu pikir kalian berdua bersedia untuk mengikutinya. Begitu, apakah kalian bersedia?" ucap Bu Afna panjang lebar.
"Insyaallah saya bersedia, Bu," ucap Senja.
"Saya juga bersedia, Bu," ucap Kinta.
"Baiklah kalau begitu, sebelumnya Ibu sangat berterima kasih kepada kalian yang sudah bersedia. Jadi, lomba ini akan diadakan 3 minggu kedepan dan Ibu harap kalian bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Oh ya, nanti akan Ibu carikan partner 1 siswa/i lagi untuk meminimalisir adanya kendala nanti. Begitu ya, ada yang ingin kalian tanyakan lagi?"
"Sepertinya cukup, Bu," ucap Senja.
"Baik, kalian bisa langsung ke kelas masing-masing."
"Terima kasih, Bu," ucap Senja dan Kinta bersamaan.
Setelahnya, Senja dan Kinta kembali ke ruang kelas masing-masing. Di depan ruang guru, keduanya tak terlibat percakapan mereka hanya memfokuskan diri pada ponsel masing-masing.
.
.
.
.
.
.
.
Bagian 4 dari cerita SENDU nih🥳🤗
Gimana?? Next??
Semoga kalian suka ya🥰 dan setelah membaca jangan lupa tinggalkan vote & komen kalian😁✌, nggak maksa kok🤭👐Selamat membaca readers🤗
Salam manis °Dzulfania ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu Kala Senja ✔️ [Sudah Terbit]
Teen FictionMenaruh sejuta harapan dan impian setiap kata, membawamu seakan ingin menggapai segalanya. Azharia Rindu Prastya dan Alfaizh Senja Pratama, berada pada satu kekaguman yang sama, senja. Pertemuan awal di sebuah wisata Pantai Ancol kala sang senja dat...