Tibalah saat, hari yang dinantikan bagi siswa/i, dewan guru, ataupun karyawan. Peringatan HUT SMA N 1 Pendagaran tiba. Tiap sudut ruangan penuh dengan rikuhan, suara sana-sini, hembusan angin, bahkan kicauan burung ikut menguji. Sigap pula, siswa/i SMA N 1 Pendagaran. Siap mensukseskan kegiatan beberapa hari kedepan. Sesuai dengan tema tiap masing-masing kelas tersendiri.
Hari Senin, jadwal telah menentukkan Lomba Cipta Puisi. Rindu menatap panggung beberapa meter didepan. Matanya mulai melirik sana-sini. Deru nafas berusaha ternetralkan, bukti bahwa Ia sedang gugup saat ini. Riko, selaku partnernya. Menatap Rindu yang sedang dirundung rasa gugup, berusaha menenangkannya. Tangannya, jari-jemari besar mulai merengkuh tangan milik Rindu. Mengaitkan tangan keduanya, membentuk lengkungan seperti bintang.
Rindu kaget,menoleh.
Matanya melirik tangan itu, milik Riko. Mendapat perlakuan seperti itu, Ia acuh. Tahu bahwa Riko merupakan salah satu teman baik di kelasnya."Gw tau, lo pasti gugup, kan?" ucap Riko membuyarkan lamunan-Nya.
"Heheh, iya nih, Rik. Em-mm gimana nanti ya? Gw takut kelewat gagal," risau Rindu. Matanya menerawang kedepan, sesekali melihat teman lainnya yang sedang melakukan aksi pembacaan puisi.
Lomba cipta puisi kali ini, diiringi dengan gitar. Tiap kelas pasti sudah mempersiapkannya. Sama halnya dengan musikalisasi puisi. Berlaku bagi Rindu dan juga Riko.
"Tenang, Rin. Lo bawa enjoy aja," Kata yang keluar dari rahang mulut Riko, seakan membawa Rindu kembali percaya diri. "Gw tau, lo pasti bisa. Nanti, lo hayatin aja. Sesuai kemampuan yang elo punya."
"Iya, Rik. Makasih lo udah bantu tenangin gw," Seketika, tatapan keduanya saling bertemu. Dan tersenyum simpul.
***
Di belakang sana.
Ada Senja dan juga Dirga. Tak berbeda dengan yang lainnya, yang pasti sedang menyaksikan perlombaan pada pagi hari ini."Eh, Sen. Setau gw Rindu yang wakilin kelasnya buat Lomba puisi, kan?" tanya Dirga memastikan.
"Iya ... emang kenapa?" sahut Senja, tak tau apa yang akan Dirga katakan selanjutnya.
"Ya nggk pph, noh liat aja." Tangan Dirga dengan kasar mengarahkan rahang wajah milik Senja kepada pemandangan yang sejak tadi mengganggu pikirannya.
Degg ...
Getaran entah apa, seperti hentakan yang tiba-tiba datang. "Lo tau siapa emang, Ga?" tanya Senja yang telah melihat apa yang Ia lihat didepan sana.
"Gw? Ya nggak tau lah, Sen. Pacarnya mungkin," ejek Dirga yang mulai memanas-manasi Senja, "oh ya, berarti lo udah nggak ada harapan dong, Sen. Hahahah," tawa Dirga pecah seketika.
"Dih, emang siapa juga yang suka sama Rindu, Ga? Jangan sok tau deh lo," elak Senja, tatapan tak suka mengarah pada sahabatnya itu.
"Yaelah, kalo cemburu bilang aja kali, Sen," Kembali, Dirga mengejek sahabatnya itu.
"TAU LAH," jawab Senja acuh. Kakinya mulai bereaksi, mengambil ancang-ancang pergi.
Mata Dirga menangkap cepat, "Mau kemana lo, Sen?"
"Mau MINGGAT!!" tegas Senja.
"Loh ... loh. Kenapa, Sen? Panas ya liatnya?" goda Dirga dengan senyum liciknya.
"NGGK JELAS! RESE LO," jawab Senja acuh. Dengan kaki yang mulai melangkah pergi, entah kemana.
Dirga masih saja menatap kepergian sahabatnya itu, masih sama. Dengan menyunggingkan senyum licik kearah sahabatnya itu.
LOLL!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu Kala Senja ✔️ [Sudah Terbit]
Teen FictionMenaruh sejuta harapan dan impian setiap kata, membawamu seakan ingin menggapai segalanya. Azharia Rindu Prastya dan Alfaizh Senja Pratama, berada pada satu kekaguman yang sama, senja. Pertemuan awal di sebuah wisata Pantai Ancol kala sang senja dat...