20. Kehujanan bersama

19 19 5
                                    

Rintik hujan datang. Membasahi keseluruhan tempat yang mampu digapainya. SMA N 1 Pendagaran, masih dipenuhi oleh siswa/i kebanggaannya. Selang beberapa menit kedepan, bel pulang sekolah akan berbunyi.

Masih tetap sama.
Hujan kembali membasahi, tampak deras kiranya. Tapi begitu, tak menghalangi keinginan para siswa/i untuk pulang. Walau harus dengan menerjang hujan deras sore ini.

POV Sendu ♡

Dirundung rasa bingung, Rindu bimbang oleh derasnya hujan sore hari ini. Tangan yang terlipat, mendekap tubuhnya itu. Berharap dapat menimbulkan rasa hangat, walau sedikit saja. Matanya membeku pada satu titik, melamunkan entah apa. Hendak melangkah, tapi rasanya tak mungkin. Ia masih berdiri layaknya patung, tak bergerak sedikitpun. Lain halnya bagi Vilo dan Bella yang sudah mendahului, dan mungkin sudah sampai rumah mereka masing-masing.

Seperti merasakan kehadiran seseorang, dengan bayangan yang mulai kelihatan jelas.
Rindu menoleh.
Dan benar saja, dibelakangnya sudah ada Senja. Entah sejak kapan Ia berada dibelakangnya, Rindu tak mengerti.

"Eh, Senja. Dari kapan ada disitu?" tanya Rindu. Masih dengan keadaan tangan yang saling mendekap.

"Gw? Dari 2 menit yang lalu paling," jawab Senja cuek.

Tampak kelu, Rindu tak tahu apa yang akan Ia katakan selanjutnya. "Emm... lo belum pulang?"

Dahi Senja menyerngit. Untuk apa hal seperti ini masih saja dipertanyakan. Jelas dirinya yang masih berada di area sekolah dan itu cukup. Rindu sendiri pun tahu apa jawabannya.

"Pertanyaan lo aneh deh," ucap Senja yang masih termangu tak percaya.

"Ehehehe, sorry. Kan gw bingung mau tanya atau basa-basi apa," Kata-kata Rindu yang keluar begitu saja.

"Bahas pacar lo yang keren tadi aja," sindir Senja. Tatapannya mulai teralihkan, bibirnya kembali bungkam.

"Hah?? Siapa pacar gw?" Tak percaya akan penuturan Senja kali ini. "Gw kan nggak punya pacar."

Langkah cepat, Senja menoleh. "Owh gw kira," ucap Senja, belum sampai dan..., "ahh yaudahlah."

Rindu mulai mempermainkan alisnya. "Hah? Kok sekarang jadi pertanyaan lo yang aneh," tuduh Rindu cepat.

"Yaudah, kan jadinya impas," elak Senja pasrah.

Masih tak percaya, Rindu pun kelihatannya tampak bosan. Percakapan keduanya terhenti beberapa saat. Hujan masih saja turun, tapi tidak sederas tadi. Senja yang mulai meraih tasnya, mengeluarkan jaket miliknya.

"Nih, lo pake aja. Kelihatannya lo kedinginan," ucap Senja dengan tangan yang menyodorkan jaket miliknya.

Eitss!!
Jaket itu??? Jaket berwarna army? Rindu kenal, hafal, karena Ia pernah melihatnya. Jaket yang pernah Ia lihat bertengger pada tubuh seseorang di halte dekat Pantai Ancol saat itu. Benar dugaannya, pria saat itu memang Senja. Cukup lama, akhirnya Rindu dengan senang hati mengambil jaket itu.

Tapi, dari sini Rindu menyimpulkan. Jika Senja salah satu tipe orang yang nggak peka. Senja sendiri baru menyadari, tubuh Rindu yang terlihat kedinginan. Padahal, sudah berapa lama mereka berada disana??
Sudah!! Lupakan saja.

"Gw pulang duluan ya, bye, Rin," ucap Senja dengan mengambil posisi pergi dari sana.

Rindu tampak kesal, Senja memang tidak sepeka itu. "E-ehh tunggu, Sen."

Tak jadi, langkah kakinya terhenti. Mendengar ucapan Rindu baru saja. "Kenapa? Kayaknya barang gw nggak ada yang ketinggalan deh."

2x lipat, Rindu terperangah. "Bukan barang lo yang ketinggalan. Ini soal gw, emang lo nggak ada niatan anter gw pulang gitu?" balas Rindu hati-hati.

Sedikit tertawa. "Hahaha, apa?? Beneran?. Ini hujan, Rin. Lo yakin mau pulang bareng gw? Kan gw pake motor."

"Ya nggak pph deh, daripada gw nunggu hujan berhenti. Nggak tau sampe kapan, kan?" Lesu jawab Rindu.

Senja tersenyum, entah apa maksud dari senyumnya itu. "Owh gitu, yaudah yuk."

Hujan masih saja turun dengan porsi mediumnya. Tidak bisa dipungkiri jua. Sekelebet angin masuk, menusuk pori-pori kulit. Rindu, masih dengan balutan jaket pemberian Senja. Dan Senja, terfokus pada kemudinya. Motor ninja rr 150cc milik Senja, telah tiba di pekarangan rumah Rindu.

"Ayok, masuk dulu, Sen. Hujannya masih lumayan lebat loh," ajak Rindu, mengingat hujan masih saja mengguyur wilayah Jakarta saat ini.

"Em... Yaudah deh," ucap Senja singkat.

Keduanya terlihat basah, hujan sore ini? Huhh, benar-benar merisaukan. Rindu dan Senja, masih dalam keadaan berdiri. Sedikit mengeringkan tubuh mereka masing-masing dengan handuk pemberian Puri. Tak lupa juga, dua cangkir teh hangat khusus untuk mereka berdua. Sengaja disiapkan Puri, sekedar menghangatkan tubuh supaya lebih baik.

SLURPP
Teguk demi teguk, keduanya sangat menikmati. Teh hangat, cocok untuk keadaan suhu ini.

Tatapan Puri tenang, melihat anak gadisnya pulang dalam keadaan sehat. "Terima kasih loh, Nak, Senja. Sudah mau antar Rindu pulang."

Senja tersenyum. "Iya sama-sama, Tan. Tadi juga kebetulan kita sama-sama belum pulang, jadi barengan aja deh."

"Owh gitu, yasudah. Tante tinggal kalian dulu ya," pamit Puri, berdiri dan pergi menghilang dari penglihatan.

Senja menatap sekeliling area rumah Rindu. Matanya menerawang satu dengan yang lain. Sesekali Ia membuka ponselnya, ada banyak notifikasi masuk. Salah satunya dari Disa, yang bertanya dan memastikan keberadaannya saat ini.

"Btw, gw pulang sekarang aja deh, Rin," Jemari kokoh milik Senja menyampirkan tas kearajmh samping.

"Mau sekarang banget? Yaudah ati-ati deh."

"Iya, btw makasih, Rin, buat jamuannya. See you," sahut Senja dengan tangan yang melambai-lambai.

POV Senja ♧

Kini Senja telah berada pada kamarnya. Setelah insiden nasihat dari kedua orang tuanya tadi, akan keterlambatannya pulang. Namun, Aryo dan Disa pun memakluminya. Senja yang dengan santai menyampaikan alasan keterlambatannya, sukses membuat Aryo dan Disa percaya sepenuhnya.

Kosong ^_^
Mata Senja terperangah, tersembunyi, dan melamunkan suatu hal. Ada beberapa hal yang membuatnya bertanya-tanya, tapi pada siapa Ia akan menceritakannya?
Tak tahu!!
Senja kembali melamun, tubuh yang terbaring diatas ranjang dengan kedua tangan yang saling terikat, sengaja ditimpa oleh kepalanya itu. Menatap langit-langit kamar, aktivitasnya saat ini hanya seperti itu. Sesekali, senyum melambang disana. Untuk apa? Tumben banget? Ah masa sih??

Senja merasa senang hari ini. Mungkin, untuk pertemuan kesekian kali terhadap Rindu. Bagi Senja sendiri, Rindu adalah salah satu sosok yang jarang sekali Ia temui. Sekalipun ada, pasti sedikit dan itu juga tidak sama persis.

Kenapa ya, setiap kali gw ketemu Rindu bawaannya adem gitu. Bahkan rasa kegelisahan gw seakan hilang gitu aja. Ini ada apa sih? Kok gw bingung? Ini juga pertama kalinya gw ngerasa gini. Emang aneh juga kalo dipikir-pikir, batin Senja mulai berinteraksi.

Plakkk
Senja menepuk jidatnya kasar. Hal pertama yang muncul dalam pikirannya, Dirga. Ya, mungkin dia bisa menceritakan kepada sahabatnya. Walaupun pada ujungnya, sahabat yang satu ini akan dengan benar-benar mendengarkan lalu memberi saran dan pendapat atau bahkan hanya menertawainya.

Sudah menjadi makanan bagi Senja sendiri, atas kekonyolan sahabatnya.
.
.
.
.
.
.
.
Nahh.. author update lagi nih 😂🥳🤗
Langsung baca aja yak, jangan lupa buat vote & komen, dan kasih krisarnya juga boleh🥰👍
^^

Selamat membaca readers🤗
Salam manis °Dzulfania ❤

Bertemu Kala Senja ✔️ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang