21. Rindu sakit

19 18 1
                                    

Ponselnya berada pada 1 meter dari asalnya, tangan yang mulai meraih secara perlahan. Dengan mengetikkan nomer kontak yang dituju kemudian memilih opsi panggil.

Tuutt tuuttt (panggilan masuk)

"Hallo, Ga. Gw ganggu nggak nih?"

"

Enggak kok, Sen. Ada apa nih telfon gw?"

"Gimana ya, dibilang curhat enggak juga. Dibilang nanya pendapat juga nggak tau gw. Jadi bingung mau mulai dari mana gw, Ga."

"Yaudah bilang aja, Sen. Ada apa nih? Kayaknya lo bingung banget."

"Ya gitu, Ga. Gw ngerasa aneh aja sama diri gw sendiri. Semenjak gw ketemu sama Rindu, entah kenapa dia seakan ada dipikiran gw. Sampe-sampe gw juga lupa sama kesedihan gw, dan perlahan gw juga udah mulai ikhlas dan nggak terlarut-larut lagi."

"Eh seriusan, Sen? Bagus dong kalo gitu. Tapi tunggu deh, kayaknya lo udah mulai suka deh sama Rindu."

"Iya ini serius Ga. Jangan main asal nyimpulin dulu kali, Ga. Gw sih nggak kepikiran sampe situ."

"Ya bukannya gitu juga, Sen. Itu kan cuma prediksi gw doang."

"Iya, gw paham kok, Ga. Yaudah makasih deh buat pendapat lo tadi."

"Yoi, sama-sama, Sen. Jangan sungkan buat cerita sama gw."

"Iya, yaudah gw tutup ya."

Tuutt tuutt (panggilan terputus)

Senja masih saja terlihat bingung. Kantuk yang belum datang, mengajak jari-jemarinya memetik gitar di seberang sana. Langkah perlahan, dengan sigap Ia mengambil dan bermain. Menyatu dengan keadaan malam hari ini. Perasaan Senja tampak tenang. Bibirnya tak bersua, hanya alunan melodi gitar yang terdengar. Malam kembali larut, petik gitar mengalir lembut, selembut sutra, hingga pagi tiba.

Kegiatan kembali berjalan. Hari kedua perayaan HUT SMA N 1 Pendagaran diisi dengan lomba bernyanyi. Seluruh siswa/i terlihat semangat, antusias yang begitu tinggi. Sorak yel-yel pun masih saja terdengar. Hingga saatnya MC menyalakan mic tanda kegiatan hari kedua akan diberlangsungkan.

POV Senja ♧

Berdiri tegak bersamaan dengan Dirga. Liar, mata Senja melirik sana sini. Sepertinya sedang mencari seseorang, tapi entah dimana. Dengan gagah tangannya bersedekap dada tak lupa dengan jam tangan hitam yang bertengger pada lengan kanannya.

"Ciahhh, gelisah banget lo, Sen. Nyari siapa sih? Lirik sana-sini mulu," Nada bicara Dirga manggoda.

"Gw? Emang keliatan lagi cari seseorang ya?" tanya Senja dengan polosnya.

"Yaelahh pake nanya lo, ya jelas keliatan banget lah, Sen," jawab Dirga spontan. Tak lupa dengan tatapan sinisnya itu.

"Hahaha, yaudah biasa aja kali. Jangan brisik lo, gw lagi cari Rindu, kok dia nggak keliatan, ya?" Masih dengan mata yang mengandap-andap mencari keberadaan Rindu.

"Kan, bener dugaan gw. Makin yakin aja gw, kalo lo suka sama Rindu," ucap Dirga dengan tangan jailnya yang mendorong bahu Senja.

"Yeehh, bukan gitu, Ga. Ya gw cuma pengin tau aja," Ucapan Senja terdengar datar. Ingin menghampiri sahabat Rindu, tapi rasanya tak mungkin.

Duh, kok gw jadi khawatir gini ya. Apa Rindu sakit? Kan kemaren gw pulang sama dia dalam keadaan hujan. Nanti deh gw tanya sahabatnya, semoga Rindu baik-baik aja, batin Senja.

Bertemu Kala Senja ✔️ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang