HAPPY READING
Sekarang mereka berdua sudah berada di kamar, Fano sudah terlelap di dalam mimpinya tetapi Icha sampai sekarang masih belum bisa memejamkan matanya. Bayangan tentang film tadi berputar di kepalanya.
Ia melihat sekeliling lalu menoleh ke arah Fano yang sedang tertidur lalu ia memeluk lengannya.
"Hiks, kak. Icha takut," lirih Icha agak sedikit terisak.
"Icha kebayang ini, gimana cara lupainnya," monolog nya.
"Kak bangun," Icha menggoyang-goyangkan lengan Fano.
"Kak Icha pengen pipis, tapi takut gimana dong."
Karena sudah tidak tahan lagi akhirnya ia berjalan menuju kamar mandi dengan rasa takut sambil menutup tangannya menggunakan kedua telapak tangannya dan memberi sedikit ruang untuk melihat.
Setelah selesai dengan aktivitasnya ia keluar lalu berlari menuju kasur.
Ia mencoba memejamkan matanya tapi tidak bisa saat ia memejamkan matanya sosok di film tadi terngiang-ngiang di kepalanya lalu ia menarik selimut lalu terisak di dalamnya.
---
Ayam sudah berkokok itu tandanya pagi sudah tiba. Fano membuka mata telinganya mendengar suara isakan ia menoleh ke samping lalu mengibaskan selimut betapa terkejut dirinya melihat Icha sedang terisak sambil meringkuk badanya ia mendekat.
"Sayang kamu kenapa hm?" Tanya Fano.
Icha membuka matanya ia langsung memeluk tubuh Fano sangat erat sambil terisak.
"Hiks, hiks, kak Icha takut hiks."
Fano ingin melepaskan pelukannya tetapi Icha semakin mempereratnya lalu menggeleng.
"Ada apa?"
"Aku takut, kepikiran soal film tadi malam,"
"Gak usah takut ok, ada aku di sini kamu tenang," dibalas anggukan oleh Icha.
"Hari ini kamu gak usah pergi sekolah tinggal di rumah aja,"
Icha mengangguk lagi pula ia mengantuk semalaman tidak tidur.
"Yaudah lepas dulu pelukannya aku mau mandi,"
"Good, istri siapa sih ini gemes banget," Fano mencubit gemas pipi Icha.
"Ihh apaansih, mandi gih nanti telat lagi."
Fano terkekeh, "cie ngambek." goda nya pada Icha tapi tak digubris.
Selama Fano mandi, Icha menyiapkan seragam sekolah Fano lalu ia turun ke bawah untuk membuat sarapan. Sekarang mereka berdua sedang melahap sandwich yang telah dibuat oleh Icha.
"Aku pergi sekolah dulu, kamu jangan macam-macam di rumah. Ingat di perut kamu ada dede bayi," nasihat Fano.
"Iya, kamu hati-hati jangan ngebut. Aku gak mau ayah anak aku mati nanti,"
"Kamu doain aku mati?" tanya Fano agak sedikit kesal.
Icha menggeleng, "enggak,"
"Trus?" tanya Fano.
"Emang kan, aku gak lagi berdoa aku ngomong tadi itu."
"Serah," ketus Fano.
Beberapa jam setelah kepergian Fano ke sekolah Icha merasa bosan ia ingin menelpon Fano untuk izin ke taman.
"Halo, assalamualaikum kak," salam Icha.
"..."
"Aku cuma mau bilang. Izin ke taman ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
FANCA
Teen FictionHai! Siapa coba orang di dunia ini suka dengan yang namanya 'perjodohan'. Mempunyai ikatan pernikahan tanpa adanya dasar cinta itu bukannya suatu hal yang mudah. Menikah satu kata yang diimpikan oleh banyak orang, tetapi tidak dengan perjodohan. Apa...