FANCA | 04

255 25 2
                                    

HAPPY READING

Icha berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya menuju kantin, "Iss, sebel banget. Kenapa harus ketemu dia sih di sini malas banget." gerutu Icha.

Sesampainya di kantin Icha celingak-celinguk mencari keberadaan kedua sahabatnya itu, ternyata mereka sedang mengantri makanan di stand bernama Bakso pak Kumis ganz.

"Udah tua kumis panjang kek jembatan narsis lagi untung baksonya enak." gumam Icha.

Dia berjalan ke arah sahabatnya dengan muka menekuk sambil memonyongkan bibir.

"Kenapa lo ca?" tanya Vita.

"Gakpapa." ketus Icha.

Kay hanya menggeleng kepalanya saja melihat tingkah sahabatnya itu.

Setelah beberapa menit, kini tangan mereka bertiga sudah ada nampan yang berisi bakso dan tak lupa minuman berwarna orens.

Mereka memutari area kantin tetapi tidak ada tempat yang kosong, "Ini kenapa orang bejibun gini sih. Gak tau apa aku capek mutar-mutar dari tadi pindah kek apa kek biar aku duduk gitu." gerutu Icha.

"Lo kenapa sih, ca?" tanya Kay.

"Apa? Mau marah sama aku?" kesal Icha.

"Gila," gumam Kay.

Icha yang mendengar gumamnya Kay lalu menatapnya tajam.

"Udah-udah, gak usah berantem," lerai Vita.

"Eh itu, ada tempat yang kosong." lanjut Vita.

"Mana-mana?" tanya Icha cepat.

"Sana, di tempat kak Fano dkk. Kalian mau gak?" tanya Vita sambil menunjuk ke arah sana.

Icha melihat ke arah sana lalu meneguk salivanya, bagaimana mungkin si tembok itu ada di mana-mana?

"Gak," ucap Icha cepat.

"Kenapa?" tanya Kay.

"Pokoknya aku gak mau di sana," rengek Icha.

"Kenapa?" tanya Kay lagi.

"Ya gak mau," cicit Icha.

"Lo gak mau duduk emang?" timpa Vita.

"Mau, tapi gak di sana juga." lirih Icha.

"Ayoklah dari pada gak duduk sama sekali." Vita berjalan duluan lalu disusulin oleh Kay.

Icha melongo melihat kedua sahabatnya, bagaimana bisa mereka meninggalkannya di tengah-tengah kantin seperti anak hilang seperti ini. Dengan kesal Icha berjalan mengikuti mereka berdua.

"Em, misi kak. Boleh gak kita duduk di sini soalnya gak ada tempat kosong lagi." izin Vita pada Fano dkk.

Mereka bertiga yang tadinya asik makan, kini mendonggakkan kepalanya.

"Duduk aja," ujar salah satu dari mereka.

"Makasih kak."

Vita dan Kay menaruh nampan mereka di atas meja lalu duduk, sedangkan Icha ia malah menggerutu entahlah apa yang dia ucapkan.

"Loh Ca, duduk aja."

Icha tidak menjawab, ia langsung menaruh nampannya kasar di atas meja untung baksonya dan minumannya tidak tumpah.

"Kalian kelas berapa, kok kita tidak pernah liat kalian ya?" tanya salah satu teman Fano yang mereka ketahui bernama Kevin Ananda Gunawan yang diangguki oleh temannya yang lain bernama Rian Mahendra.

FANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang