FANCA | 09

221 19 0
                                    

HAPPY READING

Sekarang, manusia berbeda usia itu berada dalam kamar yang bercat abu-abu. Mereka sedang asik dengan kegiatannya masing-masing, Fano sedang meringkuk seperti bayi di atas sofa yang ukurannya bisa dibilang sempit sedangkan Icha berada di atas kasur dan sibuk memperhatikan gerak-gerik Fano.

Icha tidak tega melihat Fano tidur disitu tapi ia belum siap tidur seranjang. Ia takut Fano meminta hak nya. Icha mengibaskan selimut lalu turun mendekat ke arah Fano.

Icha mengusap pelan rambut Fano yang agak panjang, "maaf kak aku belum bisa jadi istri yang baik buat kakak." gumam Icha lalu memberanikan diri mencium pipi Fano.

Ia berjalan menuju lemari lalu mengambil selimut tebal, Icha kembali berjalan ke arah Fano lalu duduk dan membungkus tubuhnya dan Fano di dalam selimut dan terlelap sambil duduk dan kepalanya berada di tumpuan tangan Fano.

Hari sudah pagi, Fano mengeliat menyesuaikan cahaya lampu yang pertama kali ia lihat adalah wajah damai istrinya yang sedang tidur sambil mengenggam tangannya ia tersenyum karena itu merupakan langkah awal dia bisa tidur di kasur.

Kasihan banget astagfirullah, gak pernah tidur di kasur selama kamu nikah ya Fan skssksksk.

Fano menepuk pelan pipi Icha, "bangun." ujarnya.

"Enghh" Icha meregangkan tubuhnya lalu menerjapkan matanya. "udah pagi ya." tanya Icha menatap Fano.

belum markoah masih malam.

Fano tersenyum tipis, "iya."

"Kak aku seneng deh kakak udah mulai bisa ngobrol bareng aku. Jangan cuek-cuek sama aku, aku gak suka." Icha memajukan bibirnya.

Fano mencubit pelan hidung Icha, "Iya."

"Ihhh, iya-iya mulu daritadi." ujar Icha dengan kesal.

"Trus mau kamu apa?" tanya Fano dengan lembut.

"Ihh kok aku jijik ya denger kak Fano ngomong kayak gitu. Mana pake aku kamu-an lagi kek gak cocok aja gitu." jujur Icha.

"Ahh taulah begini salah, begitu juga salah." rajuk Fano.

Icha tersenyum, "Eleeh, gitu doang ngambek,"

"Jangan ngambek dong suamiku sayang." goda Icha.

Fano tersenyum smirk, "iya sayang."

Blusshhh

Kali ini bukan ekpresi jijik lagi, sekarang Icha menunduk malu.

Icha menatap Fano, "em, aku mau bikin sarapan dulu. Kakak mandi gih." suruh Icha.

Fano mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi, Icha menyiapkan pakaian Fano trus turun ke bawah untuk membuatkan sarapan.

Setelah beberapa menit kemudian Fano akhirnya keluar dari kamar mandi lalu memakai baju yang sudah Icha siapkan setelah itu ia turun ke bawah.

"Kak makanan udah siap, kalau kakak mau makan dulu gakpapa aku mau mandi dulu." ujar Icha.

"Aku tunggu." kata Fano.

"Okey."

Disini mereka sekarang di meja makan mereka sedang menyantap makanan yang Icha buat tadi yaitu nasi goreng telur ceplok.

Fano mengunyah menerbangkan sendok ke mulutnya lalu mengunyah.

"Enak." ucap Fano dengan muka datar.

"Ihh kek gak ikhlas banget ucapinnya." cibir Icha.

Fano tersenyum lalu mengatakan enak, "Nah gitu dong, senyum kan tambah jelek."

FANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang