008 : Hundreds Gate Thebes

2.5K 524 90
                                    

The Living God : 008
(Hundreds Gate Thebes)

The Living God : 008(Hundreds Gate Thebes)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Tidak semuanya merupakan kebetulan, di dunia ini ada beberapa hal yang memang ditakdirkan]

(up spesial untuk membangun harga diriku lagi dan sebagai perayaan untuk ultah Si Pangeran Mesir, Kim Taehyung. Vote before you read please!)

⚝──⭒─⭑─⭒──⚝

Mesir selalu hidup baik di siang atau malamnya. Gurun tandus terbentang hingga ke ujung benua dan kehidupan yang sepenuhnya menyembah kebajikan Sungai Nil. Mesir adalah pusat dari dunia dalam bayangan Taehyung, sementara ia berdiri di sisi sang ayah menatap riuhnya kota dan manusia yang bersujud di bawah kakinya.

“Suatu hari nanti kau akan menjadi rajanya Amun,” ayahnya; sang Remus kedua tersenyum tipis. “Menjadi dewa yang disembah, menjadi dewa yang hidup.”

Dahulu Taehyung pikir itu adalah ucapan hiperbolis, hanya fakta kecil bahwa rakyat Mesir memang menyembah para Pharaoh selayaknya dewa yang hidup, menganggap bahwa Rajanya adalah perantara Dewa dan sudah selayaknya diberi sujud kala melangkah.

Ya, Taehyung membatin sadis dengan kening berkerut; jika saja Osiris tidak kurang kerjaan.

“Bisakah setidaknya kau,” suara itu membuatnya melirik ke sisi. Melihat Jungkook yang berjongkok di atas pasir dengan genangan muntahannya di atas tanah yang kini menggumpal, dan mendongak bersama raut tidak setuju yang garang. “Berikan aba-aba setiap kali kau membawaku melakukan teleportasi atau sesuatu? Aku manusia biasa dan merasakan tubuhmu dilumat semacam itu bukan pengalaman bagus.”

“Manusia selalu lemah, melunak lebih banyak membuat kalian manja.”

“Sekarang kau terdengar seperti komandan militer,” Jungkook mengeluh. Bangkit dengan hela nafas panjang sebelum menatap sekitar, sejenak merasa mual karena matanya hanya menangkap padang pasir—lagi—dan cahaya matahari yang begitu terang penuh kegembiraan. “Dimana ini? Suatu tempat di Benua Afrika?”

Taehyung melirik. “Mesir.”

Oh, ya,” nada pemuda Jeon penuh sarkasme. “Mana mungkin ini Korea.”

Pangeran Mesir itu tidak menjawab apa-apa, sebaliknya melangkah begitu saja menyusuri padang pasir yang mau tidak mau diikuti Jungkook dengan kesusahan. Berusaha tidak tersandung tanah halus yang coklat kemerahan itu, dan menahan gerutuannya akan cuaca panas, udara kering dan ribuan hal lain—walau Jungkook yakin Taehyung mendengar isi kepalanya—yang ingin ia semburkan kuat-kuat.

¬ Iteru : The Living God ❦ [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang