Taehyung, putra sang Pharaoh Mesir menemukan dirinya berubah menjadi seorang Dewa Yang Hidup; setelah tanpa sengaja dirinya terbunuh oleh belati berisi kutukan dari sang penguasa kematian.
Terjebak ribuan tahun dalam aliran waktu yang beku, hingga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♱
When i started to love you, i realize that have never loved anyone like this before
(vote before you read please)
(hai, apa kabar?)
⚝──⭒─⭑─⭒──⚝
Kala Taehyung keluar dari pusaran hampa yang membawanya menyebrangi garis waktu dan masuk ke kediamannya di Thebes, inang Seth itu bahkan tidak mau repot melirik dua kali ke arah dapur yang kini diisi tidak hanya oleh Siptah, tapi juga oleh Nepthys dan Hathor yang tengah sibuk bergosip sembari makan roti yang baru saja diselesaikan oleh pelayannya itu.
Taehyung tidak ambil pusing, mengabaikan keberadaan istri dan simpanan Seth yang secara harifah juga miliknya itu dan memilih lurus berjalan ke arah kamarnya sendiri, jika saja Hathor tidak tiba-tiba muncul di depannya dengan senyum menggoda dan mata menjengkelkan.
“Amun,” suaranya mendayu-dayu. “Kau bahkan tidak menyapa kami?”
Taehyung tidak repot-repot mengubah ekspresinya yang datar. “Untuk apa? Lanjutkan saja urusan kalian.”
“Jangan begitu,” Hathor mengeluh dan dengan kekuatan penuh menyeret Taehyung yang tidak peduli mendekat ke meja makan yang penuh oleh makanan buatan Siptah. “Lihat, ada banyak kudapan.”
“Berhentilah memanfaatkan pelayanku,” Taehyung berujar sembari melirik Siptah yang membantu Hathor memotong-motong rotinya menjadi ukuran kecil. “Dia bukan koki pribadi kalian.”
“Dia melakukannya dengan senang hati, kok,” Hathor tersenyum pada Siptah yang hanya menunduk santun. “Memangnya hanya Jungkook saja yang boleh dibuatkan makan oleh pelayanmu?”
“Hathor,” Nepthys menegur dengan nada lembut dan Dewi Cinta itu hanya terkikik, dengan tanpa dosa mengambil duduk di sisi Nepthys yang tengah melap tangannya ke serbet lembut di sisi piring rotinya. “Kau akan menjemput Jungkook?”
“Ya, dia harus pulang sekarang.”
Nepthys mendongak dengan mata riang yang jauh lebih santun dan lembut daripada Hathor. “Kau harus bersikap baik padanya. Meninggalkannya di sana memang bukan masalah, tapi dia kebingungan. Kau harus punya tenggang rasa pada manusia, Amun. Mereka selalu butuh petunjuk.”
“Jika aku memberikan terlalu banyak kisi-kisi, dia akan lari.” Taehyung menyahut tenang. “Manusia tidak bisa diperlakukan dengan gamblang.”