014 : Caught In A Lie

2K 446 126
                                    

The Living God : 014
(Caught In A Lie)

The Living God : 014(Caught In A Lie)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kematian itu seperti perjalanan panjang, dan bagiku, kematian selayaknya kereta yang tak kunjung mencapai pemberhentian



(vote before you read please)

⚝──⭒─⭑─⭒──⚝

Taehyung berteriak kesakitan begitu tubuhnya jatuh di tanah, satu tangannya menyentuh gagang pisau di dada, melihat darahnya yang mengalir sebelum beralih pada sosok pemuda yang berdiri di atasnya. Menatapnya dengan mata terbelalak dan tangan gemetar.

“Ka ...,” Taehyung berusaha membuka mulut. Walau tidak ada satupun kata yang bisa keluar karena rasa sakitnya. “Ka ...”

“Amun,” pemuda dengan rambut gelap itu mengambil langkah mundur, air matanya mengalir sementara seluruh tubuh pemuda itu gemetar. “Amun, aku ... aku tidak bermaksud. Aku ....”

Namun kalimat pemuda itu berhenti, ketika permata di ujung bersinar merah dan Taehyung berteriak begitu keras. Erangan pesakitan menggema diseluruh tempat, sementara dinding bergetar dan lelehan darah membanjir seperti sumber air.

Pemuda dengan rambut gelap mengepalkan tinju, membisikkan kata-kata dengan mata penuh air mata lantas berbalik begitu saja untuk berlalu keluar. Meninggalkan Taehyung yang terbaring dengan nafas habis tanpa daya.

Pangeran itu tersedak, berbaring menatap langit-langit kuil yang temaram dan mengais-ngais pasir di lantai untuk mengalihkan sakit. Walau tatkala sinar merah di permata perlahan lenyap, yang bisa ia lakukan hanya meraung selayaknya binatang buas.

Merasakan aliran mengerikan merambati nadinya, menyumbatnya seperti bulir-bulir pasir dan meledakkan jantungnya. Melelehkan otaknya hingga lebur dan membutakannya, membuat gelap merambati matanya seperti tinta dan membuat nadinya timbul dengan warna ungu janggal. Taehyung menengang, tersentak-sentak seperti hewan yang dikurbankan sebelum diam—lenyap dalam kesakitan yang tidak lagi bisa dijelaskan.

Saat akhirnya matanya bisa melihat lagi, ada sosok lain yang berdiri di sisinya, begitu agung dalam balutan jubah dan kain merah terikat di pinggang. Matanya begitu teduh dan senyum lembut bermain di bibirnya, rambutnya yang gelap seperti malam menyentuh lantai dan ketika ia berlutut di atas Taehyung, pangeran itu seketika sadar akan sosoknya.

“Bilimi, Tuan,” Taehyung tersedak oleh darahnya sendiri. “Tuan Osiris.”

“Anakku Amun,” ada nada menenangkan disana. “Putraku Amun.”

¬ Iteru : The Living God ❦ [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang