Ꮯhᥲρtꫀɾ 39 || Sakit?

291 44 8
                                    

Happy Reading!
.
..
.
..
.
.
.


"Pagi Mah" sapa Reyhan pada Mamanya sembari duduk di kursi makan.

"Pagi sayang. Nayda mana?"

"Nayda sakit"

"Apa?! Nayda sakit? Sakit apa? Kok bisa? kenapa kamu gak bilang sama Mama sih?"

Reyhan menunjukkan ekspresi jenuhnya. Mamanya terlalu lebay.

"Dia gak sakit parah kok, kemaren dia jatoh terus lututnya luka, dia jadi sulit jalan, karena itu aku nyuruh dia buat gak sekolah"

"Syukur deh, tapi udah kamu obatin kan?"

Reyhan mengangguk.

"Lain kali kalo ada apa apa itu bilang sama Mama" ucap Rani seraya meletakkan sepiring nasi goreng ke hadapan Reyhan.

"Kemaren aku mau bilang, tapi Mama gak ada"

"Oh, kemaren Mama ada arisan keluarga di rumah tante Aina, pas mau pulang, eh, ternyata di luar hujan, jadi sekalian aja nginep di rumahnya. Tadi subuh Mama baru pulang ke rumah, terus langsung nyiapin sarapan"

"Mama mau kemana?" tanya Reyhan saat melihat Rani beranjak pergi dari ruang makan sambil membawa nampan yang berisi sepiring nasi goreng dan segelas air putih.

"Mau ngecek keadaan Nayda"

"Nanti aja mah, dia masih tidur. Mending Mama bikinin surat keterangan sakit buat Nayda" saran Reyhan.

"Yaudah deh" Rani meletakkan kembali nampan itu ke atas meja makan, kemudian berjalan menuju ruang keluarga.

Rani kembali ke ruang makan, kemudian menyerahkan sebuah kertas yang di lipat kecil ke Reyhan.

"Udah di tanda tanganin?"

"Udah"

"Aku pamit dulu ya Ma"

Reyhan menyalami tangan Rani.

"Kok badan kamu panas, kamu sakit ya?" Tanya Rani sambil menyentuh dahi, pipi dan leher Reyhan, -harap di maklumi Rani termasuk Ibu yang overprotektif terhadap anaknya- .

"Mungkin cuman perasaan Mama aja" elak Reyhan.

"Wajah dan bibir kamu juga pucet Reyhan, jangan jangan kamu habis hujan hujanan tadi malem? Iya kan?" terka Rani.

"Masuk kamar sana! istirahat!" titah Rani.

"Tapi Mah."

"Gak usah sekolah!"

"Tapi-"

"Nanti Mama bikinin surat sakit juga buat kamu, terus minta pak A'an nganterin suratnya ke sekolah"

Rani mengisyaratkan Reyhan untuk masuk kamar dengan kepalanya.

Reyhan hanya bisa pasrah dan menuruti perintah Mamanya, percuma saja jika dia berdebat, toh Mamanya akan selalu menang.

Reyhan melangkahkan kaki gontai menuju kamarnya.

Reyhan membuka pintu kamarnya pelan, ia terkejut saat melihat Nayda berdiri di samping jendela kaca kamar mereka dengan menyembunyikan salah satu tangannya di belakang, wajah gadis itu terlihat panik.

"Ngapain lo di situ?" tanya Reyhan datar.

"Lo sendiri? Gak sekolah?" Nayda balik bertanya.

"Reyhan, kok masih berdiri disini? Mama kan nyuruh kamu istirahat." celoteh Rani yang tiba tiba masuk ke kamar dengan membawa nampan yang berukuran cukup besar di tangannya.

REYHANAYDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang