....
Sederhana saja, aku hanya perlu
jeda untuk tidak lagi merasakan luka.
Tetapi sepertinya takdir menolaknya.....
28 Maret 2023.
Di pagi minggu yang cerah, Nayda menapakkan kakinya kembali di bangsal rumah sakit dengan riang.
Dokter bilang hari ini Omanya sudah boleh pulang. Nayda sangat bersemangat untuk menjemput Nenek tersayangnya meski masih sepagi ini.
Begitu pintu terbuka, Nayda heran melihat kamar Radha yang kosong. Kemana Omanya?
Nayda tidak mungkin salah kamar, dia sangat mengingat nomor kamar Omanya.
Nayda menghentikan seorang suster yang tengah lewat di depannya,
"Maaf Sus, tau gak kemana pasien yang di rawat di kamar ini?" tanya Nayda cemas.
"Duh, Maaf mbak, saya gak tahu" ujarnya sopan kemudian berlalu setelah Nayda mengucapkan terima kasih.
Nayda mencoba menelpon Mira sambil menanyakan hal yang sama pada suster suster lain yang lewat di depannya, namun jawaban mereka tetap sama. Tidak ada yang tahu.
"Aunty.. Oma gak ada di kamarnya, Nayda bingung harus cari kemana, Aunty beneran gak tau?"
Nggak sayang, Aunty sekarang lagi otw kesana. Tunggu ya.
Sambungan telpon terputus.
Saat Nayda ingin berjalan menuju meja resepsionis, gadis itu tak sengaja berpapasan dengan seorang suster yang bertugas merawat Omanya beberapa hari yang lalu.
Nayda langsung saja menanyakan di mana keberadaan Omanya.
"Oh, pasien di pindahkan ke ruang ICU Mbak, keadaanya tiba-tiba kritis,"
Nayda terkejut bukan main, dia langsung menelpon Mira lagi sambil berjalan cemas menuju ruang ICU.
"Aunty Oma di pindahin ke ruang ICU, kata suster keadaan Oma kritis"
Nayda, kamu tenang dulu ya. Bentar lagi Aunty sampai di sana. Jangan panik.
Nayda sampai di depan ruang ICU. Dia langsung masuk begitu saja saat melihat Omanya dari pintu kaca.
Matanya berkaca kaca melihat tubuh Omanya yang penuh dengan alat alat medis terbaring lemah tak sadarkan diri.
Seorang suster langsung menahan Nayda saat gadis itu berjalan mendekati brankar.
"Anda tidak boleh masuk, silahkan tunggu di luar"
"Oma..." lirih Nayda.
Suster itu menyeret Nayda keluar. Dan menutup pintu. Kini gadis itu hanya bisa melihat Omanya dari pintu kaca yang atasnya transparan.
Nayda tidak bisa mengalihkan pandangannya dari dokter yang tengah berusaha memancing denyut jantung Radha dengan Defibrilator.
Air matanya mengalir deras. Ia berdoa penuh harap agar tuhan menyelamatkan nyawa Omanya kali ini.
Sungguh, Nayda belum siap kehilangan Omanya secepat ini.
Nayda menempelkan tangannya di pintu kaca saat patient monitor-nya menunjukkan garis lurus.
"Oma..." lirihnya.
Dilihatnya dokter yang tadinya berusaha keras, berhenti begitu saja. Bahkan suster yang ada di sana juga melepas oksigen yang tadinya terpasang di mulut Radha.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHANAYDA ✓
Ficção Adolescente[ 𝙴𝚟𝚎𝚛𝚢𝚝𝚑𝚒𝚗𝚐 𝚠𝚒𝚕𝚕 𝚋𝚎 𝚏𝚒𝚗𝚎 𝚒𝚏 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝚢𝚘𝚞] ✓ VERONICA NAYDASHA ANSELLA, anak perempuan satu-satunya dari seorang billionaire terkenal yang memiliki darah keturunan bangsawan Eropa. Menjadi pewaris tunggal keluarga Arsennata...