...
Jika kehidupan membuat dirimu menangis, ingatlah ada ribuan kenangan indah yang bisa membuatmu tersenyum.
...
Yuk belajar menghargai karya orang lain 😊
Caranya cukup dengan tekan bintang di pojok kiri, dan ketikkan sesuatu di kolom komentar aja kok
Happy Reading!
.
..
.~ Typo bertebaran ~
****
Saat ini Nayda sedang duduk di pinggir kolam ikan yang terletak di salah satu sudut taman belakang rumahnya.
Tatapan gadis itu kosong, tangannya bergerak melempar batu batu kerikil ke dalam kolam.
Nayda mendongakkan kepalanya, saat seseorang tiba tiba memegang tangannya yang bersiap melempar sebuah batu kerikil.
"Kamu ngapain?" tanya Rani.
"Lemparin batu" ketus Nayda, kemudian kembali menatap kolam ikan.
"Gimana kalo batunya nanti kena ikan ikan itu? Kamu nggak kasihan sama mereka?"
"Buat apa kasihan? takdir juga nggak pernah kasihan sama aku" sahut Nayda tanpa mengalihkan pandangannya dari kolam ikan.
Rani terdiam, ia menunduk sedih.
"Aku tau kenapa Tante datang kesini."
Nayda kembali mendongak, matanya kembali bertukar pandang dengan Rani yang saat ini juga tengah menatapnya.
Rani tersenyum getir, kemudian duduk disamping Nayda.
"Gak usah buru buru, kamu bisa mikirin hal itu baik baik." ucap Rani seraya mengelus lembut rambut cokelat Nayda.
"Tante kesini cuma pengen-"
"Tapi aku udah punya jawabannya Tan," sela Nayda, membuat Rani kini menatatapnya penuh harap.
"Apa jawaban kamu?"
Nayda menggenggam kedua tangan Rani.
"Tante, Tante taukan setiap orang pasti pengen bahagia? Oma pernah bilang, hidup itu cuma sekali, mati sekali, cinta sekali, dan menikah pun cuma sekali."
Rani menatap lamat-lamat wajah Nayda menunggu ucapan gadis itu selanjutnya.
"Aku udah mutusin Tante, aku akan memilih kebahagiaan aku." ucap Nayda sembari menatap lekat wajah Rani, menunggu reaksi dari wanita paruh baya yang saat ini tengah duduk di sampingnya.
Rani tertunduk, ia cukup mengerti maksud dari perkataan Nayda barusan.
Nayda mengalihkan pandangannya ke atas langit yang tampakk mendung, seakan menggambarkan apa yang di rasakannya saat ini.
"Tapi... Kebahagiaan itu nggak berarti lagi sekarang."
Nayda tersenyum kecut, "takdir udah merenggut semua kebahagiaan itu dari aku. Tanpa tersisa, bahkan sedikitpun."
Rani menatap Nayda, miris.
"Tante tau? Bagi aku kebahagiaan itu adalah di mana orang yang aku sayangi bahagia"
Sepasang manik abu gelap milik Nayda kembali beradu pandang dengan sorot mata teduh milik Rani.
Nayda tersenyum hangat, yang lebih tepatnya di artikan sebagai ketenangan untuk Rani.
"Kebahagiaan Oma adalah kebahagiaan aku Tante. Aku tau Oma gak pernah minta aku untuk nikah sama anak Tante. Tapi aku yakin, Oma akan sangat bahagia atas pernikahan ini."
Rani menatap Nayda tak percaya, manik lembut milik wanita itu kini mulai berembun.
"Jadi?" tanya Rani hanya untuk sekedar memastikan keputusan Nayda.
"Aku nerima perjodohan ini." ucap Nayda seraya tersenyum hangat.
Rani yang terharu mendengarnya langsung memeluk tubuh Nayda, wanita itu menangis bahagia.
"Tante bahagia banget atas keputusan kamu"
Nayda tersenyum, gadis itu mengusap lembut punggung calon Ibu mertuanya.
***
Tak terasa sudah mendekati Ujian Semester genap. Itu artinya, sudah hampir satu tahun Nayda bersekolah di SMA MGIS.
Perlahan semuanya kembali seperti semula, senyum ceria Nayda, tawa bahagianya ketika bersama sahabatnya, dan kekesalannya pada tugas yang menumpuk.
She dan Zia sangat bahagia melihat Nayda yang telah bangkit dari keterpurukannya.
Good night 🌙
Jangan lupa tekan bintangnya ya...
👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHANAYDA ✓
Fiksi Remaja[ 𝙴𝚟𝚎𝚛𝚢𝚝𝚑𝚒𝚗𝚐 𝚠𝚒𝚕𝚕 𝚋𝚎 𝚏𝚒𝚗𝚎 𝚒𝚏 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝚢𝚘𝚞] ✓ VERONICA NAYDASHA ANSELLA, anak perempuan satu-satunya dari seorang billionaire terkenal yang memiliki darah keturunan bangsawan Eropa. Menjadi pewaris tunggal keluarga Arsennata...