Perasaan

341 72 24
                                    


👆👆

Now playing | Cinta seperti aku ~ Aurelie hermansyah

Happy Reading!


***

Nayda terbangun dari tidurnya, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Gadis itu tertidur dengan bingkai foto kecil di pelukannya.

"Reyhan masih belum pulang juga?" Gumamnya.

Clek.

Pintu kamarnya terbuka pelan, dengan cepat Nayda menyembunyikan bingkai foto itu di balik bantal.

Nayda menghela napas. Baru saja memikirkan Reyhan, cowok itu langsung muncul tiba-tiba .

"Gue beliin bubur buat lo, di makan" ucap Reyhan sambil meletakkan semangkok bubur dan segelas air putih ke atas nakas.

Reyhan menatap istrinya sebentar, kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Dia pikir gue sakit parah apa? Sampai harus makan bubur segala?" gerutu Nayda.

Reyhan keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk, tubuhnya sudah terasa lebih segar dari sebelumnya.

Reyhan mengerutkan dahinya saat melihat mangkok bubur itu bahkan tidak bergerak dari tempatnya.

"Kenapa buburnya gak di makan?" tanya Reyhan datar.

"Gue gak suka bubur" sahut Nayda acuh.

"Terus kalo lo gak suka, lo bakal biarin perut lo kosong semaleman?"

"Yang sakit itu kaki gue, bukan gue" protes Nayda.

"Yang sakit itu kaki lo, kan? bukan tangan lo!"

"Hah?" Nayda memasang wajah bodohnya.

Reyhan berdecak sebal. Otak istrinya itu seperti kismis, kecil dan manis, apabila di tekan satu kali saja akan langsung hancur berkeping-keping.

Reyhan duduk di sisi ranjang, cowok itu mengambil mangkuk di atas nakas, kemudian menyodorkan sesendok bubur ke mulut Nayda.

"Makan" titah Reyhan datar saat Nayda belum juga membuka mulutnya.

"Nggak!" tolak Nayda seraya menjauhkan sendok dari mulutnya.

"Buka mulut lo atau gue mau bukain pakai mulut gue?" ancam Reyhan membuat Nayda membulatkan matanya.

"Ihh, Apaan sih!"

Nayda menampar pelan kepala Reyhan, membuat cowok itu semakin geram, Reyhan meletakkan kembali mangkuk itu ke atas nakas.

"Makan atau gue cium" ancam Reyhan lagi, kali ini ia mencengkram kecil dagu Nayda.

"Ihh, Reyhan lo apa apaan sih!" Nayda menepis tangan Reyhan.

Tak mau kalah, Reyhan kini menangkap wajah Nayda dengan tangannya.

Nayda terus berusaha melepaskan tangan Reyhan dan menjauhkan wajahnya dari wajah cowok itu yang kini semakin mendekat.

Reyhan melepas cengkramannya saat wajah istrinya mulai terlihat menahan sakit.

Nayda menatap Reyhan kesal, kemudian memalingkan wajahnya.

Reyhan mengambil mangkuk itu lagi lalu kembali menyodorkan sesendok bubur ke mulut Nayda.

Nayda menatap wajah Reyhan sejenak, kemudian menatap sesendok bubur yang di sodorkan cowok itu.

Dengan terpaksa Nayda membuka mulut, membiarkan Reyhan menyuapkan bubur itu ke dalam mulutnya.

REYHANAYDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang