Wake up please

214 9 0
                                    

Bunyi alat-alat medis yang terdengar di ruangan bernuansa putih itu sama sekali tidak mengusik tidur gadis cantik yang saat ini terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Nayda sudah koma selama tiga hari setelah operasi yang di jalaninya waktu itu.

Reyhan menggenggam lembut tangan istrinya yang di lilit selang infus.

Sudah beberapa hari ini Reyhan tidak mendengar suara cerewet gadis itu.

Reyhan menghela napas. Ia merindukan Nayda dan semua yang ada pada diri gadis itu, suara lembutnya, senyum hangatnya, tawa lepasnya, tatapan teduhnya, Reyhan sangat merindukan semua itu.

Tapi yang bisa dilihat Reyhan saat ini hanyalah wajah pucat istrinya yang terpasang oksigen, sedang tertidur dengan di begitu tenang.

Dokter bilang tubuh gadis itu benar-benar lemah. Dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.

"Buka mata lo Nay, gue kangen sama lo," lirih Reyhan. Cowok itu mengusap-usap punggung tangan Nayda ke pipinya.

"Please.."

Clekk,,

Pintu ruang ICU terbuka, menampilkan sosok wanita yang tergesa-gesa berjalan masuk menuju brankar Nayda.

"Nayda," lirih Mira. Wanita itu mengusap lembut pipi Nayda dengan tatapan sendu.

"Siapa yang udah bikin kamu kaya gini, Nak?" Mira meneteskan air matanya, Nayda sudah seperti anak baginya.

Mira mengecup puncak kepala Nayda cukup lama.

"Maafin Aunty, gak bisa jagain kamu," lirihnya lagi kemudian mengusap dahi Nayda.

Mira beralih menatap Reyhan.

"Kenapa ini bisa terjadi?"

"Kamu gak bisa jaga Nayda dengan baik?" tanya Mira kecewa.

"Maaf Tante," balas Reyhan lirih.

Ia merasa bahwa dirinya begitu bodoh, hingga tak bisa menjaga Nayda dengan baik.

"Kalo kamu gak bisa jaga anak saya, biar saya yang jaga dia,"

Reyhan bisa melihat sirat kekecewaan dan amarah yang di tekan wanita itu saat menatap dirinya.

Reyhan tahu bahwa wanita di hadapannya saat ini sudah menganggap Nayda seperti putrinya sendiri. Tak heran jika dia akan sangat marah padanya.

Tok..Tokk..

Reyhan yang tadinya menundukkan kepala kini mengalihkan atensi ke arah pintu.

"Permisi,"

Seorang perawat dengan nampan berisi obat-obatan di tangannya kini berdiri di ambang pintu kamar Nayda di rawat.

Reyhan mengangguk sebagai isyarat memperbolehkan perawat itu masuk.

"Permisi Bu, saya ingin mengecek keadaan pasien," ujarnya sopan.

Mira mundur beberapa langkah, membiarkan perawat itu memeriksa Nayda.

Perawat wanita itu tersenyum setelah melihat patient monitor di samping brankar Nayda.

"Bagaimana suster? Apakah kondisinya mulai membaik?" tanya Mira penasaran, wanita itu sangat berharap jawabannya iya.

Perawat itu mengangguk. "Detak jantungnya sudah stabil,"

Mira mengangguk mengerti. "Syukurlah"

"1 Jam lagi dokter akan datang untuk mengecek keadaan pasien, permisi" ucap perawat itu kemudian pamit undur diri.

REYHANAYDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang