Hearing

204 5 0
                                    

"Nona Nayda anda dipersilahkan untuk mengucap sumpah sebelum bersaksi,"

Nayda berdiri, kemudian mengangkat tangan kanannya.

"Saya, Nayda Ansyla. Bersumpah bahwa tidak akan mengatakan apapun kecuali kebenaran,"

"Baiklah. Silahkan duduk kembali"

"Nona Nayda Ansyla siswi kelas 11 dari SMA Mahatma Gading Intercultural School"

"Apakah benar anda merupakan korban dari penculikan yang terjadi pada hari Rabu tanggal 8 Februari 2023?"

"Ya. Benar."

"Bisakah anda jelaskan secara detail bagaimana kronologi kejadian yang terjadi pada hari itu kepada kami?"

Nayda menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya secara perlahan.

Lo pasti bisa Nayda.

Nayda melirik Mini-bear yang ada di tangannya, kemudian tersenyum untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Ya, akan saya jelaskan."

"Hari itu hari Rabu tanggal 8 Februari 2023 ada salah seorang dari teman saya yang mengirimi saya sebuah pesan."

Para pengacara, jaksa dan jurnalis yang ada di ruang sidang mulai sibuk mengetikkan sesuatu di laptop mereka.

Sedangkan jaksa agung kini maju ke depan hakim untuk menunjukkan pesan yang di kirimkan ke ponsel milik Nayda.

***

"Baiklah sidang di tunda untuk sementara. Dan akan di lanjutkan 30 menit kemudian," putus hakim. Kemudian mengetuk gavel sebanyak dua kali.

Reyhan menyodorkan sebotol air mineral kepada istrinya, setelah keluar dari ruang sidang.

"Kenapa preman itu pintar sekali membuat alibi?" Geram Nayda.

"Kalo dia terus mengarang cerita, akan sulit membuat hakim percaya kalau memang bukan Zara pelakunya" kesal Nayda.

"Rasanya aku ingin mencekik mereka!"

Napas Reyhan tertahan saat Nayda mencekik leher cowok itu secara singkat.

Random sekali.

"Mau gimana lagi Nay, Zara memang awalnya terlibat rencana penculikan lo, dan memang itu kebenarannya, para preman itu juga punya bukti keterlibatan Zara" imbuh She yang juga hadir di persidangan Nayda.

Zia? Jangan tanyakan. Cewek itu berada di luar negri sekarang.

Karena apa? Siapa lagi kalo bukan karena sang Ibu yang memaksanya untuk ikut.

"Aku ngerti sekarang, kenapa Nona Hong menjadi jahat seperti Vincenzo di dalam drama. Karena yang bisa mengalahkan kejahatan adalah kejahatan juga."

Nayda menyeringai.

"Kita akan memulai permainannya lagi, tapi bukan secara sehat,"

Reyhan mengerjapkan matanya beberapa kali. Otaknya mendadak blank ketika berusaha mencerna ucapan Nayda.

Ada apa dengan gadisnya?

"Nay?" bingung Reyhan. Cowok itu tak bisa berkata apa-apa setelah melihat senyum licik Nayda.

Nayda tersenyum melihat ekspresi terkejut sekaligus bingung di wajah Reyhan.

"Gue dramatis ya?" tanya Nayda polos.

Reyhan dan She mengangguk ragu.

Nayda tersenyum miring.

"Kalau gitu gue bakal bikin drama yang besar," ujarnya dengan semangat.

REYHANAYDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang