25

398 36 26
                                    

"Ghatan?" bukan suara Dito, melainkan suara lembut perempuan.

Saat ia mendongak.

Deg.

Ghatan terkejut bukan main. Gadis cantik yang dulu sempat ia kagumi sekarang ada dihadapannya. Entah  mengapa sekarang bisa berada disini lagi.

"Alena? kamu disini?" ya, dulu selain dengan keluarganya, dengan Alena ia memakai panggilan tersebut.

"Iya, aku balik lagi kesini." ucapnya dengan semangat.

"Ghatan, boleh peluk?" tanya nya pada Ghatan.

Ia mengangguk ragu, ingin menolak pun tak enak.

"Tan ayo bal-"
"Eh sory gue ganggu, Tan gue tunggu disana."  ucap Dito yang baru menyadari situasi dan bergeser sedikit dari tempat mereka.

"Kamu sama siapa?" tanya Ghatan.

"Aku diantar sama supir."

"Mau main kerumah dulu?" ajak Ghatan yang memang ingin pulang.

"Kapan-kapan aja, udah sore."

Setelah itu mereka bertukar sosial media, Alena yang memintanya.

"Lama banget setan basa-basi nya." ujar Dito saat Ghatan menghampirinya.

"Bacot, ayo balik."

"Tan?" panggil Dito.

"Hah?"

"Mantan lo?"

"Mantan Gebetan doang.

"Terus lo gamon?"

"Enggak lah gila, gue udah punya Keana."

Sampai dikelas, Ghatan dan Keana duduk bersama sambil menunggu teman yang lainnya datang.

"Ke, semalem bunda nanyain tuh. Pulang sekolah disuru kerumah."

"Oke." jawabnya singkat karena Keana sedang membaca buku.

"Eh Ke."

"Hm" ia hanya bergumam tanoa mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Temen lama gue juga mau kerumah, gapapa?"

Keana melirik Ghatan, "Temen lama?"

"Iya, Nanti gue kenalin."

"Oke."

***

"Bundaaaaa abang ganteng pulang, bawa pacar kesayangan." Keana mencubit pinggang Ghatan.

"Assalamualaikum bunda." Salam Keana ketika bundanya Ghatan menghampiri sambil menggendong Alika.

"Waalaikumsalam cantik."

"Alika nya sama Kea aja bun." lalu ia mengambil Alika dari gendongan bundanya.

"Kebiasaan deh kalo kerumah pasti sama Alika mulu." ucap Ghatan sewot.

Ketika mereka bertiga sedang asik bermain, ada seseorang yang datang.

"Permisi." ucapnya dari luar.

"Ah Alena, ayo masuk." Alena hanya mengangguk.

lalu Ghatan mengenalkan keduanya.

"Alena, mau minum apa?" bukan Ghatan, melainkan Keana yang menawarkan.

"Oia sampe lupa aku belum ngasih kamu minum." ujar Ghatan lalu terkekeh kecil.

"Mau air hangat? dulu kemana-mana mintanya itu terus." lanjut Ghatan.

"Masih inget aja tan, boleh deh."

KEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang