17

918 55 2
                                    

Sesuai dengan ucapan Ghatan kemarin malam, hari ini ia mulai menjemput Kea untuk berangkat ke sekolah bersama.
Bukan Ghatan jika yang ia ingin tidak terlaksana.

"Lo ngapain serajin ini si, ayam aja belum berkokok tapi lo udah mejeng dirumah gue."

"Sekarang tuh hari senin Ke, emang lo mau telat?"

"Tapi gak jam lima juga nyamper gue nya, gue mandi aja belum." Jengah menjawab ucapan Ghatan.

"Lo ngomong mulu gue yang mandiin nih."

"Bukan mayat sorry."

Kesal dengan guyonan Kea, Ghatan pun mendorong gadis itu ke dalam kamar mandi agar tidak lebih banyak menyita waktunya hanya untuk berdebat.

"Lo biasa dateng jam delapan loh, kesambet apaan sekarang."

"Emang lo mau gue jemputnya jam segitu?"

"Ya gak juga tapi HEH GAUSA NGEBUT INI MASI PAGI BANGET SUMPAH GABAKAL KENA MACET." Ghatan yang mendengarnya hanya tersenyum jahil.

"Udah nyampe lo ngapain masi merem-merem gitu."
"Heh perasaan tadi gue bawa lo dari rumah gak gini deh wujudnya." Ucapnya sambil meneliti penampilan Kea yang sudah berantakan akibat dibawa ngebut oleh Ghatan.

"Ya lo pikir aja sendiri, bawa motor udah kaya orang kesetanan." Ucapnya kesal sambil menaruh helm Ghatan asal diatas motor tersebut lalu pergi meninggalkan Ghatan ke kelasnya terlebih dahulu.

Benar saja Kea lebih dulu sampai ke kelas dibandingkan dengan Ghatan. Seperti biasa ia selalu menyempatkan membaca entah novel atau buku pelajaran, sudah menjadi rutinitas baginya.

"Stop ya gausa ngomong gue mau baca buku."

Ghatan yang baru saja membuka mulutnya setelah Kea berbicara seperti itu dengan cepat ia merapatkan mulutnya kembali.

Lima menit yang lalu bel pertanda istirahat telah berbunyi, sekarang Kea dan Fiska tengah asik menyantap pesanan mereka.
Tidak sengaja, Kea melihat kearah seberang mejanya terdapat Ghatan bersama teman-temannya dan tidak lupa Athala pun turut serta berada dimeja mereka.

"Cih genit deh, ko mau-maunya nemplok mulu."

"Hah siapa Ke?" Tanyanya sambil melihat kearah yang diperhatikan Kea sedari tadi.

"Itu si lo nya aja kali yang cemburu." Akibat mendengar perkataan Fiska Kea dibuat tersedak oleh minumannya sendiri.

"Gila lo gak lah."

"Lagian udah biasa kali mereka kaya gitu."
"Lebih tepatnya Athala udah biasa mepetin Ghatan terus."

"Gak peduli deh, lo udah selesai belum? Kita balik kelas."

Melewati beberapa mata pelajaran akhirnya jam pulang pun tiba. Dengan gerakan cepat Kea merapihkan peralatan sekolahnya lalu dimasukkan kedalam tas. Syukur-syukur Ghatan lupa jika mereka akan pulang bersama.

Namun baru saja sampai dikoridor, teriakan itu bergema. Yak, Ghatan yang meneriaki Kea.

"Berenti dulu kali kalo dipanggil, cape nih gue ngejarnya." Ucap Ghatan setelah berada tepat disamping Kea.

"Gausah teriak-teriakan malu gue."

"Disamping cogan kok malu."

"Ayo deh cepet, gue mau pulang." Jalannya kembali cepat seperti semula, ia tidak enak jika diperhatikan seperti itu oleh murid lain.

Sampai diparkiran ketika Kea menaiki motor besar milik Ghatan, hal itu tidak luput dari pandangan seluruh murid.

"Ya elah gabisa nih gue kalo jadi pusat perhatian gini."

KEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang